*02. Aliifah || Talking on the cloud*

7.5K 102 7
                                    


"Seperti dugaanmu Jeon. Dia tidak bisa di biarkan begitu saja"

Bibir tipis lengkap dengan sunggingan senyum renyah itu terkekeh. Tangannya merogoh saku celana, meletakan selembar foto untuk tuannya yang masih menatapnya dengan tatapan tenang.

Mata doe itu menyelami sebuah bukti yang tergeletak di mejanya. Sebuah foto lelaki tinggi, dengan jubah hitam serta masker yang menyelimuti wajahnya.

"Apakah kau akan diam saja Jeon"

Satu senyum tipis menjadi jawabannya. Membuatnya mengangguk lalu berjalan mundur meninggalkan sang tuan yang masih diam tenang di singgah sananya.

"Wae Eunbi-ya?"

Eunbi, yang duduk dengan kaki berselonjor di meja hanya mengendikan bahunya acuh. Seolah-olah sedari tadi dia tidak di sana.

Kepala mendongak ke atas menatap lamat langit-langit ruang kerja entah bisa di sebut teman? sahabat? atau patner kerja?

Entahlah Eunbi sendiri tidak begitu peduli tentang status yang ia miliki dengan lelaki yang tengah mengungkungnya dari atas itu. Memposisikan kedua lengan kekarnya bertengger di kanan serta kiri kepala Eunbi. Tidak duduk. Hanya berdiri.

"Apa?" kata itu lolos lengkap dengan kepulan asap, memaksa hidung mbangir milik lelaki bermarga Jeon itu tergelitik menikmati harumnya nikotin.

"Kau sudah bertemu dengannya." suara madu itu mengalun. Membuat eunbi sedikit terkekeh. Nadanya masih sama seperti dulu. Lembut tapi penuh penekanan, sedikit ada sensasi rengekan. Sungguh lucu.

"Jungkook. Kau seharusnya lebih tau --" suaranya terhenti. Matanya telak menatap mata sebulat kelereng di depannya. Tatapan yang sulit di artikan, membuat Jungkook sedikit mengernyit bingung.

"Lawan kita bukan orang sembarangan" lanjutnya lagi yang langsung mendorong pelan dada Jungkook. Membuatnya mundur beberapa langkah lalu terduduk di meja kerjanya.

"Aku tau."

"Jika kau tau kenapa kau masih bertanya, Huhh?"

Hening.
Tidak ada pembicaraan yang berarti membuat Eunbi sedikit berdecak kesal lalu berdiri, meninggalkan Jungkook yang hanya diam menatap kepergiannya.

"Fuck you, Kim"


Di sinilah Eunbi berada. Hanya di temani secangkir kopi latte dengan sebuah cookies sebagai pelangkapnya.

Alat kecil yang lebih terlihat seperti earphone itu berbunyi, sebagai akses komunikasi dengan seseorang di seberang sana.

"Jaket hitam arah jam tiga."

Membuatnya tidak langsung menoleh ke arah yang di tuju. Memakan cookies dengan senang seperti anak bayi terlebih dulu, lalu bergeleng ke kanan dan kiri. Meneliti secara waspada.

Gotcha.

Target di temukan.

"Pelayan."

Eunbi melambaikan tangan pada seorang pelayan di sana. Tidak jauh dari target yang ia tuju.

"Ada yang bisa saya bantu?"

Eunbi menggeleng kecil, tangannya meremas ujung dresnya. Menatap lucu dengan binar polos.

"A-aku mau buang air kecil. Kamar mandi di mana?"

Sang pelayan sedikit bingung melihat tinggkah menggemaskan wanita di depannya ini.

"Ah, mari saya antar." Tawar si pelayan dengan senang hati.

oneshoot 21++Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang