00

15 2 0
                                    

ENJOY READING...

...

Suara riuh nan ribut terdengar disepanjang lorong sekolah sampai menuju arah lapangan basket outdor.

Hari ini adalah hari pertamaku masuk sekolah secara resmi sebagai murid di SMK BAHTERA setelah lelah melewati masa MPLS bagi siswa baru.

Aku tidak tau apa yang sebenarnya terjadi, tapi yang jelas aku bisa melihat kerumunan masa semakin membeludak di sekitar lapangan tersebut.

Sebenarnya, aku tidak begitu peduli dengan apa yang sedang mereka ributkan. Namun, sayang karena terseret banyak siswa dan siswi yang sangat penasaran membuatku akhirnya bisa tiba didepan kerumunan itu.

Teriakan sorak- sorai memenuhi gendang telingaku, rasanya pendengaranku saat ini mulai sakit dan berdenying sedari sampai disini.

Karena tak mau ambil pusing dan rasa penasaranku yang juga mulai muncul, akhirnya aku hanya bisa pasrah lalu menonton entah hal apa yang begitu membuat hampir semua murid itu penasaran.

Di tengah-tengah lapangan aku bisa meliat sekumpulan remaja pria berkisar 5 orang sedang berhadapan dengan  seorang remaja pria lainya sedang memegang bola basket.

Tapi menurutku bukan kah itu tidak balance sama sekali, bagaimana mungkin mereka bisa saling bertarung 5 lawan 1.

"LIOS... LIOS... LIOS!!"

"YUHUUU.. ARTDE, LO PASTI BISA!!!"

"LAWAN DE! LO BISA ... LO 'KAN SUAMI GUE YUUU"

"AAAAAAA JAYYY.... LOPYU!! TAPI Gue masih mau Liosss!"

"EDENNN! Gua tantang lo makan seblak level 1000+ kalau masih kalah lawan Lios"

"MANTAN!!! apa pun yang terjadi gua tetap dukun elu, walau cintai ini sudah beralih haluan sama A'a Deliosss"

" Leleee.. Gue harap lo bisa lawan si dungun!!!"

"Apa pun yang terjadi ... UTAAANN teruslah menyelah dan mengalah! Gua rela bayar uang palakkan seberapa pun yang lu mau"

Yah, kurang lebih seperti itulah dari sekian banyak teriakan yang bisa ku dengar dan lihat hampir semua murid menyemangati 1 orang nama, aku tidak tau siapa gerangan dari ke 6 orang tersebut yang paling mereka dukung.

Yang jelas saat aku menoleh kedepan lagi ternyata pertandingan tadi sudah dimulai dengan poin 3-0, 4 orang lainya sedang mengepung satu lawan dengan 1 orang lain sedang menunggu sambutan bola dari temanya.

Mereka benar-benar main curang, bagaimana bisa mereka bermain seperti itu.

Lawan yang sedang mereka kepung tadi hampir saja tersunkur, karena tabrakan dari arah belakang yang disengajakan.

Aku tak habis pikir dengan pria jangkun yang sedang terkepung itu .

Bisa-bisanya dia menerima tantang main dari para pecundan yang hanya bisanya main keroyokan.

Tidak terasa waktu cepat berjalan bel sekolah telah berbunyi, menandakan jam masuk pertama segera dimulai.

Hari ini tidak ada upacara karena, cuaca sedang gelap dan mendung.

Gerimis pun mulai menyapa, sehingga membuat sebagian murid membubarkan diri mereka dari lapangan dan masuk kelas sebab tak ingin ambil resiko basah terkena hujan.

Karena tak mau ambil pusing dengan banyak hal, aku pun ikut meninggalkan lapangan dan masuk kelas.

Tidak mau peduli juga terhadap kejadian tadi.

...

»09.00 Pagi«

Waktunya istirahat telah tiba, dan di hari pertama ini juga tampaknya tidak terlalu melelahkan. Mungkin karena ini hari pertama sekolah, jadi waktu yang seharusnya di gunakan belajar hanya terpakai untuk perkenalan para murid dan guru saja.

Aku yang memang adalah seorang anak introvert tidak mau pusing memikirkan banyak hal, baik punyak teman atau pun tidak itu bukanlah masalah besar menurutku.

Aku tidak mau pusing sendiri berkeliaran kesana kemari mencari teman kenal seperti kebanyakan murid lain.

Sejak dulu hidup ku memang selalu monoton, aku lebih suka sendiri dengan menyendiri di kursi pojokan merenung sambil mengamati tingkah orang-orang yang berkeliaran di sekitarku.

Dan jam istirahat kali ini pun, aku lebih memilih tidak kekantin dan keluar kelas. Bukannya apa, hanya saja aku sudah bilang bukan pada poin diatas bahwa diriku suka menyendiri.

Aku tidak terlalu suka dengan suasana berisik yang mengangu ketenangan, tapi buka berarti aku benci keramain.

Duduk dikursi paling pojok dekat jendela membuat aku dapat melihat banyak hal yang dilakukan oleh para murid diluaran sana.

Disaat keadaan seperti ini, kadang biasanya aku suka menulis banyak kata sembari mendengar lagu mendayu. Namun, sepertinya sekarang aku sedang tidak terlalu berselera untuk melakukan sesuatu.

" Hoi, ngapain lu!"

Aku sempat melejit kaget saat sedang asik-asiknya melamun dengan kepala bertumpun depan jendela.

Walau suara orang itu tidak nyaring, tetapi itu berhasil membuyarkan lamunanku apalagi dia berseru tepat di depan wajah ku meski wajah kami terhalang sebuah kaca jendela.

"Ngapai lo ngelamun di dalam kelas sepi kea gini, kesambet dugong baru tau rasa loh " ujarnya seperti ingin menakut-nakuti ku.

Tak kutangapi celotehan tidak jelas darinya, ku alihkan pandanganku ke sepenjuru kelas yang memang begitu sepi.

Karena mungkin merasa terabaikan orang tadi kembali memangil ku dengan kesal.

" Oii, cewek nyebelin! Lo siapa sih? Ngak sopan banget lo sama kakak kelas, gini- gini gue itu kakak kelas elu tau?!"  celothnya panjang lebar yang kubalas deheman saja.

"Emang apa masalah mu dengan ku, jadi jangan sok sksd deh" janwabku singkat dan telak.

Ku lihat di sempat terdiam beberapa saat sebelum kembali berujar kesal.

"Si^lan emang, gue ini kakel lo ya gak sopan banget jadi adkel"

" Gak usah sok senioritas deh, cuma kakel 'kan buka dewa?"  aku kembali buka suara, aku gak pernah takut dengan orang yang hanya bisa mengandalkan sekuasan sepertinya.

Dan perlu ingat satu hal, aku paling kesal terhadap orang-orang yang berani mengusik ketenangan yang ku ciptakan.

Sempat ku melihat sekilas name tag di baju miliknya menuliskan nama —Mantana Selatan

Tanpa mau peduli lagi, aku segera keluar kelas meninggalkannya yang sedang mencak-mencak tak jelas.


========

Terima kasih sudah membaca
Salam hangat : Dyew

Jumat, 12/08/2022

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 19, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hadir Tanpa Kata Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang