2

31 4 2
                                    


Oh tentu saja masa ospek akan segera berakhir.
besok adalah hari yang paling Clara Bramastya tunggu.

ACARA PENUTUPAN.

Bahagia rasanya, tidak bertemu lagi dengan para panitia songong bin galak.

Bangga rasanya, menyelesaikan resume dan beberapa tugas aneh.

Bingung rasanya, karna malam ini Ara lapar dan belum sempat mengunyah sama sekali..

"ada yang liat handuk gue?" tanpa salam dan kehangatan, putri membuka kamar Ara hingga melirik tanpa sopan keseluruh sudut dikamar minimalis itu.

"ngapain?" Tanya Ara yang sedang rebahan santai sambil membaca buku.

"handuk gue.." ulang putri seraya membongkar isi dari kamar itu.

"yakan tadi pagi lo jemur, nyet!" balasnya disertai lemparan maut sang idola kamar.

"santee dong, nyet!" Putri membalas seraya menutup pintu kamar Ara dengan kencang.

"Astagfirullah.." gumam si pemilik kamar.

Oh iya, ada info lagi.. bahwasanya mereka memang mengontrak sebuah rumah minimalis 2 kamar, dimana Ara-Anya sekamar dan Putri bersama Zizah. Mereka memang membagi uang sewa kontrak dengan tujuan lebih murah serta memperbaiki keuangan mereka kedepannya, dan untungnya walaupun tidak sejurusan mereka tetap berada di universitas yang sama.

Setelah menyusun barang yang telah dihamburkan oleh si Putri, Ara mendesah lega melihat yang berantakan terlihat rapih seperti sebelumnya.

"Tumben rajin!" celetuk Anya yang baru tiba setelah dari warung depan, melihat Ara yang kesusahan mengatur nafas.

"si kampret noh, nyari handuk malah ngebongkar.." ujarnya lelah disertai wajah berbinar menatap kresek yang dibawa Anya masuk ke kamar. Lalu, merebut dengan paksa mencari sesuatu yang dapat ia kunyah ditangah kelaparan yang melandanya.

Mendapatkan roti beserta susu fullcream kesukaannya berada didalam sana, segera saja ia makan dengan begitu lahapnya tanpa memperhatikan omelan Anya yang menyuruhnya pelan-pelan.

Mendengar Anya yang sudah mengomel, Zizah dan Putri masuk dan melihat Ara yang sangat rakus seperti tidak diberi makan berhari-hari. Wajah polos disertai rambut yang dicepang asal itu menjadi tanda bahwa manusia itu bahkan belum mandi.

Sedang lahap-lahapnya mengunyah dan mendengar ghibahan ketiga temannya, tiba-tiba Ara tertarik dari salah satu bahasan mereka.

"emang pujaan hati sih. Denger-denger dia susah banget didapetin hatinya.." ujar Putri santai.

"kalo dia natap lo lebih dari 4 detik aja, lo beruntung!" sambung Zizah dengan semangat.

"Lagi bahas apa sih?" Ara menatap ketiga sahabatnya penuh keingintahuan.

"manusia tampannya kampus." Jawab Zizah dengan wajah membayangkangkan sosok yang ia puja sedari tadi. Dan hanya balasan ohh singkat tanpa rasa minat yang dikeluarkan Ara membuat para sahabatnya mendengus jengkel.

"tumben nyai badas gak tertarik sama cowok.." celetuk Anya yang merebut posisi indah Ara yang sedari tadi sedang enteng-entengnya makan.

"biasanya nih yang diem, gerakan nikung nya cepet tuh.. jangan mau dialihkan dengan kepolosan bangsatnya Ara" Ucap Zizah lagi melihat reaksi Ara yang terlihat santai.

"gak ah males! Yang cantik aja bisa nipu apalagi yang ganteng. Bisa membuat serangan jantung, kecanduan, gangguan saraf, dan berpotensi kehamilan." Jawabnya setelah meminum tandas susu fullcreamnya.

SADERATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang