d u a p u l u h t u j u h

1K 154 30
                                    

"Eoh si-silahkan masuk tuan," gadis di depannya mempersilahkan mereka masuk setelah bengong beberapa saat di depan pintu masuk.

"Kajja Changkyunie, kau akan terus berada di sini atau ikut masuk bersama kami?" Manager Shin membuyarkan lamunan Changkyun.

"N-ne hyung," mereka masuk ke dalam rumah sederhana itu.

"Saya akan membuat minuman terlebih dahulu, silahkan duduk dulu. Anggap saja rumah sendiri," gadis itu sedikit membungkuk sebelum berlalu meninggalkan mereka berdua.

"Hyung, itu, dia..." Changkyun bingung harus mengatakan apa. Manager Shin hanya tersenyum menanggapi Changkyun yang terlihat kebingungan dengan situasi sekarang.

"Kita tunggu semuanya berkumpul dulu, lalu hyung akan jelaskan semuanya."

Changkyun hanya menurut, tak berapa lama kemudian gadis tadi kembali dengan sebuah nampan berisi beberapa gelas minuman.

"Silahkan diminum. Maaf saya hanya menyediakan teh di rumah."

"Ahh tidak apa-apa nona. Bagaimana kondisi appamu? Beliau sudah baik-baik saja?" Manager Shin memulai pembicaraan dengan topik yang ringan.

"Aahh ne, appa semakin membaik setelah operasi itu," gadis di depannya menjawab dengan sedikit canggung. Changkyun hanya diam mendengarkan percakapan keduanya.

"Changkyun-ahh perkenalkan ini Park Ayeong, dia adalah putri dari Park ahjumma. Kau pasti sedikit terkejut melihatnya karena dia sangat mirip dengan Park ahjumma bukan?"

Changkyun mengangguk. Wajah dan suaranya sangat mirip dengan Park ahjumma, bisa dibilang Ayeong adalah versi mudanya Park ahjumma.

"Annyeonghaseyo Park Ayeong imnida, senang bertemu denganmu Changkyun-ssi," Ayeong menundukkan kepalanya hormat. Changkyun membalas salam Ayeong.

"Ne annyeonghaseyo, senang bertemu denganmu juga Ayeong-ssi."

"Nona Ayeong ini masih berumur 20 tahun, seumuran denganmu Changkyun-ah. Dia bekerja di sebuah toko roti, nona Ayeong juga memiliki seorang adik laki-laki yang masih duduk di sekolah dasar. Ngomong-ngomong di mana adikmu nona?" Manager Shin bertanya saat tak melihat presensi bocah laki-laki itu.

"Ahh dia baru saja tidur siang tadi," jawab Ayeong sambil tersenyum sopan.

"Ooo."

"Eee tapi dimana Park ahjumma? Aku tidak melihatnya," tanya Changkyun kepada Ayeong.

"Sejak bekerja untuk kalian, eomma pindah ke rumah temannya yang dekat dengan dorm kalian. Kau tahukan Changkyun-ssi eomma harus bolak-balik ke dorm kalian 3 kali sehari, jadi dia harus pindah, jika tidak itu akan memakan waktu dan biaya yang tidak sedikit," Ayeong benar, untuk menuju ke sini dari kota Seoul saja memakan waktu sekitar satu jam. Pantas saja Park ahjumma pindah.

Keadaan hening sesaat. Mereka semua terlarut pada pemikiran mereka masing-masing.

"Jadi nona, aku tidak mau membuang banyak waktu. Aku minta tolong ceritakan pada Changkyun semua yang kau katakan padaku tempo lalu dengan jujur," manager Shin berubah menjadi serius. Sedangkan Ayeong terlihat sedikit terkejut dan gugup, ia memilin tangannya.

"Huufftt..." Ayeong menghembuskan nafasnya untuk menghilangkan semua kegugupannya.

"Saya minta maaf padamu Changkyun-ssi, sebenarnya eomma saya yang memasukkan racun ke dalam masakan salah satu hyungmu."

Changkyun sangat terkejut. "Apa? Kenapa? Kenapa ahjumma melakukan itu? Bagaimana bisa? Aku... aku tak mengerti," Changkyun berusaha mencerna kalimat yang baru saja dilontarkan oleh Ayeong.

"Apa kau ingat eomma pernah cuti selama sebulan?" Changkyun mengangguk.

"Kalau tidak salah karena suaminya masuk rumah sakit," ucap Changkyun memastikan.

"Ne kau benar, appa sudah menderita gagal ginjal selama tiga tahun. Suatu hari appa kambuh sangat parah, dokter mengatakan appa membutuhkan donor ginjal dengan segera. Saat itu dan pada hari itu juga kami sangat beruntung karena mendapatkan seorang pendonor yang sudah meninggal karena sakit jantung. Namun eomma tak punya biaya saat itu," Ayeong membenarkan posisi duduknya.

"Lalu tiba-tiba seorang pria menghampiri eomma yang sedang duduk di depan ruangan appa sehari setelah kami menerima kabar tentang donor itu. Pria itu bertanya tentang pekerjaan eomma dan appa, lalu tentang kami berdua juga. Ia lalu menawarkan bantuan pada kami dengan satu syarat. Kami harus menuruti semua permintaannya. Tanpa banyak berpikir eomma menerimanya. Yang terpenting saat itu adalah appa bisa sembuh.

Lalu beberapa minggu yang lalu eomma bercerita padaku. Orang yang membantu kami itu, yang kuketahui bernama Lee Yeonjin menyuruh eomma melakukan sesuatu pada kalian."

"Pada kami?" Changkyun bertanya sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Ne pada kalian member Monsta X. Dia menyuruh eomma untuk memasukkan racun ke dalam makanan kalian tetapi tuduhannya harus mengarah padamu Changkyun-ssi."

Changkyun terkejut. "Tapi kenapa? Kenapa harus aku? Memangnya siapa Lee Yeonjin itu? Mengapa dia melakukan semua ini padaku?" Banyak pertanyaan yang berputar di kepalanya saat ini dan itu membuatnya pusing.

"Dia..."

"Cukup nona Ayeong, kau harus berhenti di sini. Jangan diteruskan, Changkyun akan semakin buruk nanti," manager Shin menghentikan ucapan Ayeong.

"Changkyunie gwaenchana? Jangan berpikir terlalu keras ssaeng, tenangkan dirimu," manager Shin memegang bahu Changkyun. Di detik berikutnya ia berubah menjadi panik saat melihat darah keluar dari hidung Changkyun.

"Kita ke rumah sakit sekarang," manager Shin berdiri sambil berusaha menuntun Changkyun yang sudah terlihat lemas tak bertenaga.

"Nona kami akan pamit dulu. Terima kasih atas segalanya," Ayeong berdiri. Sepertinya ikut panik melihat keadaan Changkyun yang tiba-tiba nge drop seperti itu.

"Ne silahkan, semoga Changkyun-ssi baik-baik saja."

Manager Shin memapah Changkyun yang sepertinya sudah setengah pingsan. "Changkyun-ah," manager Shin berusaha membuat Changkyun tetap sadar.

"H-hyunghh s-sakit," terlalu lama, manager Shin berubah menggendong Changkyun ala bridal style. "Bertahanlah, kau harus bertahan Kyunie."

Manager Shin melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh setelah membaringkan Changkyun yang sudah pingsan di sampingnya.

^^

"Hahh... seperti biasa dia kambuh tuan Shin. Tapi keadaannya semakin mengkhawatirkan, saya memprediksi hidupnya tak akan bertahan lebih dari 5 bulan," dr. Oh mengungkapkan kekhawatirannya.

"Li-lima bulan dr. Oh? T-t-tapi apa kemoterapinya tak berhasil?" Manager Shin tak tahu apa yang harus dilakukannya sekarang, ia begitu syok dengan fakta yang diucapkan oleh dr. Oh.

"Changkyun sudah terlalu telat untuk melakukan kemoterapi tuan Shin. Jadi mungkin perubahannya tidak akan terlalu nampak. Kita hanya bisa berdoa semoga Changkyun bisa bertahan lebih lama dari perkiraan saya."

Manager Shin memundurkan tubuhnya hingga menempel ke tembok di belakangnya. Ia menangis sambil membekap mulutnya. "Changkyun belum pernah bahagia selama ini. Apa Tuhan tak mau memberinya waktu sedikit lebih lama?"

Dr. Oh berjalan mendekat dan menepuk bahu manager Shin beberapa kali. "Kita harus kuat tuan Shin. Hanya kita satu-satunya pondasi Changkyun, jika kita lemah maka Changkyun akan semakin rapuh."

"Nee kau benar dr. Oh, kita harus kuat demi Changkyun," manager Shin menghapus air matanya.

"Sebaiknya anda segera menjenguknya tuan Shin," manager Shin mengangguk. Ia lalu berjalan menuju ruang rawat Changkyun.

Hatinya selalu bergetar setiap melihat Changkyun yang terbaring lemah dengan berbagai alat mengerikan di tubuhnya.

"Kau pasti bisa Changkyun-ah, hikss jangan menyerah dulu hikss. Hyung berjanji akan membongkar semuanya secepatnya hikss," manager Shin tak kuasa menahan air matanya.

"Hyung akan menemukan kebahagiaanmu sebentar lagi."

Pelan-pelan ya, satu-satu nanti bakal terungkap di sini.

Vote dulu okey.

Eternal Happiness [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang