Dia Pangeran?

22 18 0
                                    

"Hei! Bangunlah." Panggil seseorang sembari menepuk-nepuk pipi Ella pelan. Terdengar nada kekhawatiran dari orang tersebut.

"Eungh."

Perlahan Ella membuka kedua matanya disertai beberapa kedipan untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina matanya.

"Ah aku sangat kesal, mengapa penyakit ini kambuh lagi?" Tanya Ella pelan hampir tak terdengar pada dirinya sendiri. Ia belum menyadari ada orang asing di dekatnya.

"Kau sudah sadar?"

"Siapa kau!?"

"Aku pemimpin para peri. Tepatnya pangeran di alam para peri ini." Jawab seseorang tersebut yang ternyata adalah seorang lelaki.

"Ternyata benar dugaanku bahwa ini adalah dunia para peri." Gumam Ella tersenyum bangga.

Ella terpaku saat melihat dengan teliti setiap lekukan wajah dari makhluk di depannya yang katanya adalah pangeran para peri.

Terpesona dengan sang pangeran yang kadar ketampanannya melebihi peri-peri berjenis kelamin laki-laki yang tadi telah dilihat olehnya. Beribu-ribu kali lipat lebih tampan.

Detik berikutnya Ella segera melempar bantal yang berada di dekatnya ke arah pangeran peri itu dan memeriksa pakaian yang dikenakannya.

"Kau tidak melakukan sesuatu padaku, kan?" Selidik Ella.

"Pikiranmu terlalu kotor untuk manusia seusiamu." Jawab pangeran peri.

"Tunggu dulu. Mengapa kau tidak berteriak saat aku melempar bantal? Biasanya jika aku melempar bantal kepada temanku mereka akan berteriak seperti orang kesetanan dan membalasku dengan hal yang sama." Tanya Ella dengan sedikit bumbu curhatan dalam kalimatnya. Ella sama sekali tak menggubris perkataan pangeran peri itu tadi.

"Kau ini terlalu bodoh. Bantal yang ada di sini terbuat dari gumpalan awan dan apa aku masih harus berteriak?" Balas pangeran peri.

Ella memelototkan matanya dengan mulut yang berbentuk huruf o.

Takjub dengan bantal yang ada di dunia para peri ini. Jika saja di rumahnya mempunyai bantal yang seperti itu, Ella pasti akan terus-menerus berada di kamar.

Ella bukan sosok penyuka drama dan sinetron, ia lebih memilih di kamar untuk melakukan hobinya. Hobi yang sangat bermakna dan menyenangkan, tidur.

Ella yang baru sadar mengapa ia bisa masuk ke dunia peri pun bertanya, "Aku bingung mengapa aku bisa masuk ke dunia peri ini. Pasti kau mengetahui alasannya. Mengapa aku bisa berada di sini sekarang?"

Pangeran itu tersenyum sendu ke arah Ella.

Jadi kau memang benar-benar tidak mengingatnya, Ellia?

"Karena kau memang bagian dari kami." Jawab sang pangeran peri dengan tenang.

"Apa maksudmu? Aku adalah peri? Tidak mungkin, aku saja tidak mempunyai sayap indah berkilau sepertimu." Balas Ella menggeleng-gelengkan kepalanya. Sungguh tak masuk akal bahwa ia merupakan bagian dari dunia peri.

Pangeran peri itu hanya diam membisu tanpa mengucapkan apa pun.

"Apa para peri sangat senang mengacuhkan orang? Kau sama saja seperi peri aneh yang mengantarku ke sini." Kesal Ella.

"Namanya Demian."

Ella meniup-niup poninya ke atas. Ia tidak ingin mengetahui nama dari peri aneh itu. Mendengar namanya saja sudah membuat Ella kesal setengah mati.

"Jadi namanya Demian. Kalau begitu siapa namamu?" Tanya Ella berusaha menghilangkan rasa kesal pada dirinya.

Pangeran peri itu berdeham dengan pelan.

"Xavier."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 06, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Shining StarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang