Rencana

0 0 0
                                    

Karena langkah 100 mil itu berawal dari 1 langkah. Aku sudah memikirkannya ini waktunya.

Terlihat sekelompok keluarga sedang bersantai menikmati minggu cerah di ruan keluarga dalam mansion mewah itu.

Ruangan itu telah terisi dengan 6 anggota, ya mereka adalah Adjya fam

" Pi Jam berapa take off nya? "

"Sekitar sere ini, soalnya jam 7 malam nanti akan ada meeting dengan klien di Singapore"

"Pulangnya kapan? "

"Besok subuh nyempat menguras klien di paris besok jam 2 siang"

"Emang gak capek semingguan ini bolak balik, gk diserahin ke bawahan aja kan bisa pi? "

"Gk bisa mi ini proyek proyek harus di tangani lansung. Sudah jadi resiko"

Kini ruangan itu mendominan ribut suara gori dan luna.Yang  sibuk membahas masalah kesibukan, sedangkan emat orang lainnya menjadi pendengar setia sambil menonton televisi.

"Bagimana dengan perusahaan di London gori? " Tanya opa pada gori

"Ya sedikit bermasalah, aku akan mengurusnya dan untuk perusahaan lainnya jiga telah di urus Al Dad tak usah khawatir"

"Apa kalian tak capek, kesehatan kalian harus penting" Kini giliran wanita tua itu ber usul

"Ya bagimana lagi"

"Ah ia Albaret Dad ingin kamu menyelesaikan satu perusahaan di Indonesia, Dad dengar ada sedikit masalah yang harus ditangani lansung karena orang kita tak mampu. Tapi ayah tak bisa karena beberapa urusan di London kakemu jiga tak bisa"

"Lah tapi Dad, Al juga harus mengurus cabang di jepang dan itu harus ditangani cepat, bukannya Dad mengatahui itu. "

"Ya tapi harus bagimana di--

" Biarlan aku saja" Semua orang kini tertuju pada seorang gadis yang baru saja berbicara itu. Mereka cukup kaget apakah mereka salah dengar

"Biar zey saja" Katanya lagi

"Tapi apakah kau yakin zey untuk kembali" Tanya luna zey hanya mengangguk

"Aku ingin menyelesaikannya" Kini dia terlihat lebih serius

"Apakah maksudmu kesalah pahaman itu? " Zey membalas omanya dengan anggukan

"Tidak bisa. Dad gak mengijinkannya karena hal itu akan membuat kamu kembali terluka yang bahkan bisa membuat kami lebih kehilanganmu"

"Yang dikatakan Dad mu benar zey "

Zey menarik nafasnya dalam, ia mentap anggota keluarga itu bergantian

"Zey sudah pikirkan lama semua ini dan zey sedang mencari waktu yang tepat, dan zey pikir ini waktu yang tepat. Zey sadar zey sudah cukup lama bersembunyi, kesalah pahaman itu tidak akan selesai jika zey tak ambil langkah zey harus melakukannya zey tak ingin terhantui sepanjang masa dengan  kesalah pahaman ini. Dan zey juga tak ingin hanya berdiam diri bergantung dengan keluarga ini yang sudah zey rugikan. " Setelah mengatakan itu zey tersenyum walapun tak seberapa. Ia hanya menatap keluarganya yang terlihat cengo melihatnya, ia mengerti hal tersebut karena panjangnya kata yamg diucapkan zey, dan juga sunyum yang diberikan zey

"Ini benaran zey" Albaret berteriak tersirat kegirangan disanaa begitupun Gori luna oma dan opanya yamg ikut tersenyum ya walapun zey kembali memasangkan muka datarnya setidaknya ada jingga sore hari hampir terbit di pagi hari tapi tengelam kembali karena malam.

"Baiklah jika zey memang sudah menginginkannya Dad akan urus keperluanmu di Indonesia. Tapi ingat zey jangan pernah menganggap bahwa kehadiran mu merugikan keluarga ini karena justru kamu adalah anugerah kami. Jika kamu ingingin berkunjung datanglah, kami semua menyambutmu. Dan milik kami adalah milikmu juga zey".

"Benara zey, kami menyayangimu"

"Ya zey percaya, dan zey juga menyayangi kalian "
Merekapun berpelukan ada rasa bahagia yang luar biasa yang mereka rasakan karena kehangatan dari gadis mereka perlahan terlihat walapun itu hanya sedikit mereka yakin zey bisa kembali seperti dulu.

𝔽𝕚𝕣𝕖 𝕆𝕟 𝔽𝕚𝕣𝕖Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang