jangan lupa komennya-!
BEGITU mobilnya sudah terparkir di basement, Lisa langsung keluar sambil menenteng sebatang coklat kesukaannya. Sebenarnya yang ia bawa tidak hanya satu, ada beberapa di backpack dan laci dashboard mobilnya.
Begitu Lisa menyusuri koridor, seulas senyuman terbit di wajahnya. Sepertinya orang orang belum mengenali dirinya sebagai Halder, atau belum. Maka ia akan menghabiskan hari ini dengan bersenang senang disekolah sebelum keluarganya mengumumkan itu, setidaknya sampai nanti malam.
Lisa memutuskan untuk berkeliling sendiri sebelum bel masuk berbunyi sekitar 30 menit lagi. Namun begitu ia melewati pintu lapangan basket indoor, dapat ia dengar suara bola yang membentur ring, dan itu menarik perhatiannya untuk masuk.
"Uhh..." Lisa menarik seringai begitu melihat Jungkook dalam keadaan shirtless tengah men-dribble bola. Ia mendekat ke area tepi, dan itu membuat Jungkook yang sudah sadar sejak tadi mendekat.
Lisa meringis begitu Jungkook menyugar rambutnya. "Kau sangat panas," ledeknya.
"Kau benar benar pindah." Jungkook duduk dengan kaki yang diluruskan, meraih sebotol minum kemudian meneguknya.
"Omong kosong bukan levelku."
Jungkook berdecih, ia kemudian merebahkan tubuhnya, dengan iseng menarik tangan Lisa hingga gadis itu menjatuhkan punggungnya dengan ringisan pelan.
Begitu matanya melirik tangan Lisa, Jungkook langsung merebut sebatang coklat yang sedari tadi dipegangnya lalu membuka bungkusannya. Lisa tak perduli, dia masih punya banyak.
"Kenapa membawakan ku coklat? menyukaiku?"
Lisa mencibir. "Percaya diri sekali."
"Gadis gadis selalu merayu dengan coklat atau kotak bekal mewah di pagi hari, barang branded di siang hari, dan ajakan tidur di malam hari," ucapnya lalu mengambil gigitan pertama.
"Dan para pemuda hanya memberikan janji manis dan omong kosong. Dasar miskin," balas Lisa yang membuat Jungkook terkekeh.
Yang terjadi beberapa menit setelahnya hanya keheningan, deru nafas Jungkook yang terdengar, dan Lisa yang tetap berbaring santai. Sampai akhirnya suara langkah kaki kembali terdengar memasuki area lapangan. Mendekat, hingga seseorang kini sudah berdiri menjulang didepan Jungkook dan Lisa.
"Wow," gumam Lisa tanpa minat.
Merasa diremehkan, orang itu menekuk lututnya, menatap wajah Lisa. "Ternyata kau, Halder."
Mata Lisa terbuka sepenuhnya, dan ia menyunggingkan senyuman miring. "Dan ternyata kau, Arthur."
Jungkook masih diam tak perduli, bahkan saat ia tau Arthur menyentuh dagu Lisa lalu menarik wajahnya mendekat. Jungkook terkekeh sinis dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
WAR OF KINGS : SEVENTEEN
FanfictionDiumurnya yang tepat menginjak 17 tahun, segala kehidupan Lisa berubah. Jika sebelumnya ia hanya akan menjalankan apa yang sudah orang tuanya rencanakan, maka mulai saat ini ... hidupnya miliknya. Dimulai dari bertemunya Lisa dengan sekelompok remaj...