Berharap

3.5K 111 3
                                    

Hingga suatu saat Ali bercerita bahwa dia sedang suka sama seorang cewek.

Jleeeeb! Sakit, nyesek saat gue harus denger perkataannya. Dada ini berasa sesak. Gue berusaha seperti biasa nya, berusaha tegar. Sabar pril sabar :')

***

Saat ditaman

'Pril'

'Ya'

'Gue pengen curhat boleh?'

'Yaela, curhat aja pake minta izin. Udah berapa lama lo sama gue?'

'Hhmm, gue lagi suka sama seorang cewek'

'Hah?' Ucap gue kaget tak percaya

'Yaela biasa aja kali'

'Pengen aja luar biasa :p oh ya, siapa cewek nya?'

'Mau tau aja apa mau tau banget?' Ucap ali meledek

'Ali plis gue serius. Gue udah terlanjur kemal dan lo harus tanggungjawab'

'Kemal? Apaan?' Ucap ali bingung

'Duh. Kemal itu Kepo Maksimal cepetan tanggungjawab'

'Hahaha. Ada-ada aja bahasa lo pril. Dapet dari mana?'

'Dari mana-mana hatiku senang :p cepetan jawab!'

'Eh, udah sore bentar lagi magrib. Balik yuk'

'Yaela li, lo belum selesai ceritanya dan gue udah terlanjur kemal'

'Kapan-kapan juga lo bakalan tau siapa cewek itu. Ayo balik' ucap ali sembari menarik tangan prilly lembut

'Ih Ali mah gitu' kata Prilly, cemberut.

'Ga usah cemberut gitu gue makin gemes ah' Ali. Sambil memainkan pipi Prilly gemas.

Sesampainya dirumah masing masing

Prilly POV

Duh kenapa gue keingetan terus sama kata-kata Ali yang tadi ya? Dan kenapa juga gue berasa nyesek dan seolah-olah gak bisa terima dia suka sama cewe? Eemm gue bukan siapa-siapa Ali, cuma sebatas sahabat gak lebih dan gue ga berhak buat cemburu. Sadar diri pril aaah :')

Gue pun segera mengambil buku diary nya dan mulai menulis. Yap gue sangat suka menulis tentang apa yang gue rasa, menurut gue menulis di buku diary di saat sedih perasaan bisa sedikit terobati, lega. Sedangkan disaat bahagia perasaan ini semakin bahagia.

Dear diary

Sebenarnya siapa yang salah di sini? Gue, Dia atau perasaan?

Gue bingung. Gue nyaman disaat bersamanya. Dia perhatian, Dia yang selalu bikin hari gue makin berwarna, Dia yang selalu ada buat gue disaat dunia menjauh, Dia..aaaah gak akan ada habisnya membicarakan dia.

Jujur gue bingung dengan perasaan ini, tapi sekarang gue mengakui, gue gak bisa jauh sama dia.

Apa gue sayang sama sahabat gue sendiri? Apa boleh gue sayang sama sahabat sendiri? Apa dia punya perasaan yang sama? Oh tuhan, gue ga mau cinta bertepuk sebelah tangan. Itu menyakitkan!

Perasaan ini datang tak diundang, gue berharap dia mempunyai perasaan yang sama. Amin

Sahabat hidup, Aliando syarief.

Huh, gue pun menutup buku diary dan melirik jam yang ada di meja nya.

'Jam 9 malam? Cepet amat? Semaleman mikirin Ali? Hahaha. Bukan nya belajar juga. Ckck. Mending tidur males juga sih buat belajar'

Aku dan Perasaan (Prilly Aliando)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang