🍁 02. Pelukan?

50 32 46
                                    

"Pasti kalian paham deh, pokoknya disini kita belajar bersama-sama yaa." lanjut bakti dengan memohon agar dapat dipahami.

"Kalian paham kan?" tanya Bakti.

"Paham, paketos."

"Iyee paham."

"Iyaa Bakti ganteng gue paham."

"Enya aing paham sayang."

Itulah ucapan murid-murid yang sangat terdengar memalaskan.

"Baik, terimakasih untuk pemahaman nya. Sekarang kalian mulai membaca apa yang kalian bawa ya, saya kasihi waktu 30 menit untuk membaca. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh." ucap Bakti.

Setelah Bakti berbicara panjang lebar kini hanya ada keheningan.

Dan disudut kiri ada Amira dan Melia yang sedang fokus membaca buku.

"Sut, sut, Ra!" bisik Melia, sedangkan Amira hanya menengok sebentar dan fokus lagi ke buku bacaan nya.

"Amira, hey, sssut, sut!" kesal Melia.

"Apa sih, Mel?" tanya Amira pelan.

"Ntar gue pinjem buku lu ya Ra, buat masa depan gue."

"Iya, nanti kalo udah selesai aku bacanya." jawab Amira dengan berbisik.

30 menit berlalu ...

Bakti naik ke atas panggung, dengan telaten ia menaiki anak tangga panggungnya.

Check sound!

"Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh. Kini waktu membaca sudah habis ya teman-teman. Sekarang kita memasuki acara inti, yaitu perwakilan dari kalian, yang akan mempresentasikan hasil yang dibaca oleh kalian,"

"Ayo, siapa yang mau maju untuk presentasi?" tanya Bakti kepada murid SMA Husada.

Amira berdiri, dan berjalan mendekati panggung.

Sesampainya Amira diatas panggung ...

"Kamu mau presentasi kan?" tanya Bakti.

"Iya, kak." Jawab Amira.

"Silahkan."

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh," salam Amira.

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarokatuh,"jawab para murid SMA Husada.

"Oke, alangkah baiknya saya berkenalan terlebih dahulu. Perkenalkan semuanya, nama saya Amira Ariahani Aditama. Saya dari kelas sepuluh IPA 2."

"Saya membaca sebuah buku yang memotivasikan saya, agar menjadi anak yang rajin dan tidak malas,"

"Salah satunya dari satu-satunya yaitu, 'Berjuanglah terus menerus, sampai kamu mendapatkannya'. Dan satu lagi 'Jika kamu menyerah dengan satu kedipan, berarti kamu belum sepenuhnya berniat untuk menggapai masa masa sukses mu'. Nah, semua orang pasti ingin sukses yakan?" tanya Amira.

"Kesuksesan itu butuh proses yang sangat-sangat lama. apalagi kalo kita belum bisa mengatur waktu, masih bermalas-malasan, dan menjadi orang yang masih lalai dalam kewajibannya,"

"Pesan saya, berusahalah meskipun nilainya tidak mencapai target yang di inginkan. Saya pernah menjadi orang yang malas, saya pernah menjadi orang yang rajin. Dan saya pernah menjadi anak yang durhaka," Amira mengucapkan kalimat dengan berkaca-kaca.

"Mungkin hanya itu yang bisa saya sampaikan, kurang lebihnya mohon dimaafkan. Karena saya masih belajar seputar literasi." lanjut Amira dengan menahan air matanya, agar tidak jatuh.

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh,"

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarokatuh." ucap semua warga sekolah.

Ketika Amira ingin melangkah, ternyata kakinya tersangkut kabel mikrofon alhasil dia terhuyung ke depan. Dan ternyata Bakti dengan sigap menangkap tubuh Amira.

Semua murid dan guru ternganga melihat kedua lawan jenis itu seperti sedang berpelukan, dengan posisi Amira membelakangi Bakti.

"Astaghfirullah, itu jodoh gue ngapain pelukan sama si Amira." Ucap Kirani.

Kalian tahu Kirani kan, dia adalah orang yang paling nyinyir dan lebay seantero sekolah.

Iya pas ditahap perkenalan, si Kirani itu teman. Tapi sekarang tidak, karena dia melihat jodohnya sedang berpelukan dengan Amira.

Elah lebay banget tuh:v

"Woy, jangan lama-lama pelukannya. Yang jomblo gimana nasibnya ini!" Teriak Fagan.

Dan Bakti tersadar, setelah ia menatap mata cerah Amira dengan mendalam.

Bakti pun membantu Amira berdiri.

"Eeh, eeh. Makasih ya udah nolongin saya kak," ujar Amira dengan gugup.

"Iya, santai aja." jawab Bakti dengan tersenyum.

Amira tersenyum kembali, setelah melihat senyuman Bakti yang sangat menggoda.

Amira memang pandai, tapi kalau soal cogan (cowok ganteng). Dia selalu gugup.

"Masya Allah, itu senyum apa gula. Manis banget!" batin Amira.

'Emang di rasain apa'

"Yasudah kak, makasih sekali lagi." kata Amira sambil mengingat-ingat senyum Bakti.

Setelah Amira mengucapkan itu,
Amira langsung pergi ke tempat yang tadi ia dudukinya.

"Anjir temen gue, dipeluk sama cowok ganteng," teriak Melia histeris.

Ketika ada suara manusia berteriak, semua murid langsung menoleh ke tempat suara tersebut.

"Lia, berisik ish. Liat tuh pada ngeliatin kita semua." Kata Amira dan masih setia dengan wajah malu nya.

"Ehehehehehe ... Iya anjir."

Setelah Melia mengatakan itu, Melia dan Amira merasa malu. Mereka seperti burung terbang dengan pandai. Apalagi nyawanya yang kini mungkin tinggal setengah.

hanya bercanda teman-teman.

Di sisi lain ...

" Hirih, baru gitu aja seneng. Awas aja ya gue kasih pelajaran itu orang!" ancam Kirani.

Kira-kira apa ya pelajarannya?
Apakah matematika atau fisika?!
Jawabannya nanti di part selanjutnya

 AMIRAA {On Going}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang