Flash back

9 2 0
                                    









  "Kaka beneran besok mau nikah"  tanya Renjun yang pada sa'at itu masih berumur 15th.  

Sisil menghentikan kegiatannya di depan laptopnya dan beralih ke adik kecilnya,memegang pundak adiknya dan memandang matanya yang indah.  

"Ma'afin kakak sayang,tapi kan setiap orang memang akan menikah.,kakak janji kakak nggak akan ngelupain kamu,mana ada si  dek cuma gara-gara menikah ada kakak yang ngelupain adiknya,nggak ada dek,.kamu jangan takut dan jangan berfikir yang aneh-aneh,iya sayang"  

sisil memandang lekat mata adiknya meyakinkannya agar mendapat restu adiknya itu. 

"Hmm.,baiklah"  

balas renjun menundukkan pandangannya menghindari tatapan kakaknya,dalam hati dia sebenarnya takut,takut bahwa kenyata'an selalu tak sesuai dengan janji-janji yang di ucapkan padanya. 

"Jangan kayak gitu dong dek,kakak akan merasa bersalah kalau kamu seperti itu.,jangan buat kakak sedih dong.." 

"nggak kak.,Renjun seneng,nanti kan Renjun jadi punya ponakan,kakak jangan merasa sedih,Renjun nggak papa ko" 

Bohong Renjun,dia tidak ingin membuat kakaknya bersedih karenanya jadi dia berpura-pura senang padahal dia takut. 

"Kak,renjun pengen nanti ponankan Renjun cowo' kayak Renjun"

'hmm.,kenapa cowo'?" 

Tanya sisil memicingkan matanya penasaran.  

"Nggak papa,nanti kan kalau Renjun nggak ada kakak sudah punya penggantinya,siapa tau nanti Renjun ikut papah di korea jadi kakak nggak bakal kangen lagi" 

sisil mengerti maksut adiknya.

"Ngomong apa si dek,kakak nggak suka kamu ngomong seperti it" 

"Ma'afin Renjun kak,Renjun cuma pengen kakak bahagia,udah malem Renjun tidur dulu ya kak".

Renjun keluar dari kamar kakaknya meninggalkan kakaknya yang di terpa rasa bingung sedih dan bersalah menjadi satu,di satu sisi dia sadar dia tidak mau membuat adiknya sedih tapi di satu Sisi dia juga berhak mendapatkan kebahagiaannya. 





     Acara pernikahan berlangsung lancar dan penuh bahagia,turut hadir juga xiaonjun yang datang dari korea dan tentu saja huang inyoeb ayah mereka. mereka berbaur dengan tamu yang sebagian besar adalah teman mereka sebelum pindah ke Korea,ayah sisil sangat merasa bahagia karna putrinya telah menemukan pendamping hidupnya dan tak henti-henti membanggakan xiaonjun yang kini sudah menjadi CEO di Korea,bercerita banyak hal akan putra Dan putrinya itu.

xiaoma ibu mereka juga berbaur dengan tamu undangan yang juga adalah teman-temannya,untuk Renjun,dia ada.,tapi dia sendiri,dia asik bermain dengan anak kucing yang kebetulan ada di sana,membelai dan memberikan makan pada kucing itu.

"Hey..di mana appa dan mamamu,apakah kamu sama sepertiku,apakah mereka membuangmu juga?"

Renjun membelai anak kucing itu di pangkuannya sambil melihat para tamu undangan yang datang.

"Ayo kita befoto bersama,xiaonjun sini.."

panggil sisil lalu mengatur barisan agar indah sa'at fotographer mengambil gambar.

"Renjun mana?" Tanya sisil.

"Nggak tau"  jawab xiaonjun malas.

"Sudah-sudah,foto seadanya saja" balas ayahnya yang sudah siap.

Akhirnya mereka foto hanya berlima,ibunya,ayahnya,xiaonjun dan tentu saja sang pengantin kuanlien dan sisil.,sa'at sang fotographer sibuk mengambil gambar beberapa jepretan,Renjun kembali dari bermain anak kucing berniat menghampiri sisil kakaknya,.namun sa'at kakinya melangkah ia melihat semua keluarganya sedang berfoto tanpa dirinya.,entah mengapa hatinya terasa sangat sakit melihatnya,bagai di tusuk pisau tepat di jantungnya.,tak terasa air matanya mengalir membasahi pipinya.

"Sepertinya aku memang benar-benar tidak di inginkan,betapa bahagianya mereka tanpa aku di sana.,sudahlah Renjun,harusnya kamu sadar diri, dulu,mama dan appa bercerai juga karna kamu.,kamu itu perusak kebahagiaan mereka,seharusnya seperti ini saja,tanpa adanya kamu di sana,itu lebih baik".

Gumam Renjun dalam hati,Renjun pun membalikan badannya dan pergi dari gedung pesta,dia berniat untuk pulang saja.,dia merasa ingin menangisi dirinya sendiri,betapa menyedihkannya hidupnya.


            Sesampai di rumah,Renjun masuk ke kamar,menutup pintunya dan bersandar di sana,menyembunyikan mukanya di antara kedua lututnya. dia terisak,menjambak rambutnya lalu memukul kepalanya.

"mengapa aku harus di lahirkan,mengapa aku nggak mati saja.,aku lelah ya Tuhan"







            Acara pernikahan selasai,ayah dan xiaonjun pun kembali ke Korea karna esoknya mereka ada jadwal meeting penting yang tidak bisa di tinggal. Sisil dan kuanlien pun pulang kerumah xiaoma ibu sisil untuk istirahat sebentar sebelum lusa pergi honeymoon ke Paris.




    Sisil masih penasaran dengan adiknya yang tidak terlihat di pesta pernikahannya,dia pun menghampiri kamar adiknya.

"Dek...Renjun,boleh kakak masuk". Tanya sisil depan pintu kamar adiknya.

Tidak Ada jawaban.

"Dek...kamu di dalam?".

Masih belum ada jawaban.,karna penasaran akhirnya sisil membuka pintu itu yang ternyata tidak di kunci dan masuk. Terlihat Renjun yang sedang tertidur pulas dengan selimut seleher. Sisil menghampiri dan duduk di pinggir ranjang,meletakkan  telapak tangannya di kening untuk mengecek suhu badan adiknya.

"Panas" gumam sisil...
"astaga dek..kamu demam,kakak ambilin kompres"

Dengan cepat sisil berlari ke dapur mengambil sebaskom air dingin dan handuk,sesampainya di kamar Renjun sisil langsung mengompresnya. di tetapnya wajah adiknya yang pucat,sisil merasa bersalah kepada Renjun,dia merasa dialah penyebab adiknya sakit. Sambil membelai lembut rambut adiknya,sisil terus menyenderkan kepalanya di ranjang Renjun dan tak lama iapun tertidur.
















Overcast Star (Renjun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang