PP 1

341 29 2
                                    

"Saudara Aydan Atthallah bin Muhammad Atthallah saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan putri kandung saya Khanza Nurul Fauziah binti Muhammad Husain dengan maskawin uang tunai sebesar sembilan juta tujuh ratus dua puluh satu ribu rupiah dan seperangkat alat sholat dibayar tunai"

"Saya terima nikah dan kawinnya Khanza Nurul Fauziah binti Muhammad Husain dengan maskawin tersebut dibayar tunai"

"Bagaimana para saksi SAH?"

"SAH"

"Kak, Khanza udah nikah semoga kakak bisa tenang disana ya" ucapnya sambil mengusap frame foto yang menampilkan laki-laki tersenyum dan memakai baju toga, terpancar sekali kebahagiaan itu dari dirinya, namun itu senyum terakhir yang bisa Khanza lihat.

Khanza Nurul Fauziah bermakna wanita baik yang memiliki cahaya kemenangan.
Namun cahaya kemenangan tak iya dapatkan di hari kebahagiaannnya ini. Tetes air mata pun tak bisa Khanza bendung ntah ia harus bahagia di hari bahagia ini atau harus terus berlarut dalam kesedihan.

"Kak bisa kah aku bahagia?" Tanyanya kepada seseorang yang berbeda dalam frame foto tersebut yang diyakini sampai kapanpun orang itu tidak bisa menjawab pertanyaan Khanza.

Tok tok tok

Mendengar suara pintu kamarnya diketuk dari luar Khanza pun langsung menghapus air matanya dan memperbaiki menampilkan untung saja make up-nya waterproof kalau tidak Khanza yakin bagian matanya sudah tidak terbentuk.

"Kak, ayo ke bawah semua udah pada nunggu" ucap umi Aisyah ya dia ibu Khanza yang biasa Khanza panggil umi.

"Iya mi" jawabnya sambil sekali lagi melihat penampilan lewat cermin untuk memastikan penampilan baik-baik saja.

"Huh Bismillahirrahmanirrahim" ucap Khanza dalam hati.

Sesampainya dilantai bawah semua orang tertuju menatap dan memuji penampilan Khanza yang sangat cantik mengenakan baju kebaya adat Sunda dan tak lupa kerudung menghiasi kepala hingga menutupi dadanya dan make up-nya pun sesuai tidak terlalu menor atau pun tidak terlalu natural. Namun dari semua yang menatap dan memuji penampilannya, hanya ada satu orang yang tak menatapnya mungkin untuk sekedar menatap pun ia nggan batin Khanza.

"Silahkan tanda tangan berkas ini dan buku nikahnya" ucap pak penghulu sambil mengarahkan kepada kedua pengantin untuk menandai berkas dan buku nikah.

Setelah menandatangani berkas dan buku nikah umi mengarahkan agar Khanza mencium tangan Aydan.

Lalu Khanza pun mencium tangan kanan Aydan sebagai tanda bakti seorang Istri kepada sang suami. Jangan kalian bayangkan atau kalian harapkan akan ada balasan ciuman di kening sang istri atau sang suami yang memanjatkan doa di sambil memegang ubun-ubun sang istri. No itu semua tidak ada.

Khanza pun hanya bisa tersenyum melihat respon suaminya yang terlihat ogah-ogahan di hari bahagianya ini. Dimana seharusnya kedua pengantin itu bahagia di hari bahagianya.

"Kak harusnya kak yang disini bukan kak Aydan" ucap Khanza dalam hati.

Khanza pun membayangkan rencananya dulu dengan sang calon suami mengingat itu semua hanya bisa membuat dada Khanza semakin sesak dan nyeri.

Setelah akad nikah selesai keluarga dan mempelai pengantin bersiap-siap menuju gedung pernikahan dimana tempat resepsi pernikahan akan dilaksanakan.

Pemeran PenggantiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang