OO2 : : who ?

60 14 2
                                    

Disebuah gedung tua di pinggir hutan seorang pria sedang mengecek isi dalam tasnya yang sangat-sangat berat. Saat dicek ternyata masih utuh, tak ada yang tergores maupun rusak dan lecet sedikitpun.

"Sekarang aku harus melelangnya. Tapi dimana tempat pelelangan, kenapa hanya ada hutan dan jalan raya" Monolognya.

"Aku jalan?" Gumamnya. Tiba-tiba pada sebuah mobil yang berhenti didepannya.

"Apa menurutmu itu dia? orang ketiga itu?" Tanya seorang gadis di jok tengah mobil pada orang yang mengemudi.

"Siapa lagi orang yang bawa satu tas penuh emas murni dan beberapa butir mutiara ditambah sekantung kecil berlian di saku Hoodie miliknya dan berjalan keluar hutan selain dia?" Balas orang yang mengemudi setelah itu ia keluar dari mobilnya lalu menghampiri pria itu.

"Hey, lo yang ada dibuku itu? kan? si orang ketiga? kalau ya itu bagus, ayo masuk mobil gue, titipin aja tasnya sama yang dibelakang" Perintahnya yang langsung dituruti oleh pria tadi.

"asataga! berat banget woy! gila aja lo kak nyuruh - nyuruh gue. astaga tangan gue mau putus" dramatis gadis itu.

"menurutku itu tidak berat, kalian saja yang pemalas"

"BWAHAHAHA pemalas lo bocil makannya gerak dikit kek" Ejek kakakny

"Penderitaan gue nambah dah" Monolognya lalu menyibukkan diri dengan ponselnya.



——  안녕 나  ——








"SAAAA !!!!" Pekik Arkana di pagi hari yang indah.

"Sialan telinga gue" Gumam Deraksa sambil membuka pintu kamarnya lalu turun menghampiri tangan kanan kepercayaannya, percayalah hanya Arkana yang berani berteriak keras padanya.

"Lama amat lo, yang semalem kurang? dasar" Cibir Arkana.

"Iya kurang, kurang banget malah" Balas Deraksa.

"s to the t to the u to the p.i.d" Ucap Arkana bernada.

"a to the g to the u to the s.t.d bodoh" koreksi Deraksa.

"Suka-suka gue lah. oh ya, meeting ntar jam 1. Oh ya sama ada kelompok mafia yang ngincer lo" Ucap Arkana.

"Fans gue pasti" Deraksa memakan sarapannya.

"Dih. apa permintaan lo? 3 ga lebih, jarang-jarang gue gini"

"Gue pengen sekolah, cariin yang terbagus, terelit, terfamous pokoknya dan lo ikut, enak aja cuman main game dirumah dari pagi sampe pagi" Jelas Deraksa.

"Sekolah? caper amat lo, bilang aja pen punya cewe" Cibir Arkana.

"Ga gitu, kepo aja gue rasanya sekolah gimana siapa tau ada yang suka cari gara-gara sama gue disana lumayan kan bisa jadi mainan?"

"Siapa juga yang mau cari gara-gara sama lo, tampang aja udah 11 12 sama preman"

"Ga , canda doang tadi mah canda" Sambung Arkana.

"bay the way. . .  kenapa lo tetiba pengen sekolah? jangan sampe ntar lo gabut terus bakar gedungnya" Canda Deraksa

"Gue gabut ga separah lo juga bodoh"

"Eh tapi kalo bakar gedung sekolah ada untung besar ya gue mau , kali cuman dikit ogah gue. Ntar ujungnya jadi 11 12 sama kasus si  Kim."  Renjun berdiri dari meja makan.

HELLO, ME-!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang