OO3 : : they.

44 11 4
                                    

"Woyy" Panggil seorang gadis berambut pirang pendek.

"Ga sopan lo pendek"

"Dih pake lo gue"

"Ya terus gimana?"

"Aneh aja sih, biasanya pake saya sama kamu" Ucap gadis itu lalu mengalihkan kefokusan-nya pada handphone miliknya.

"Ara, kamu tidur sana bentar lagi jam 11" Perintah seorang pria pada gadis tadi.

"Iya kak" Gadis itu, Allura Kim , biasa dipanggil Ara oleh keluarganya , sedangkan jika disekolah ia dipanggil 'all' atau 'winter' oleh sahabatnya.

"Iya doang tapi masih duduk?"

"Galak banget dih. Cepet tua mampus lo" sewotnya lalu pergi dari situ , jika seperti ini Charlie harus mengecek kekamar adiknya itu sebelum merebahkan dirinya di kasur empuknya dan pergi menuju alam mimpi.

"jadi. . . apa bisa cerita sekarang ?" tanya Charlie pada pria yang dipanggil 'Al' oleh Allura tadi.

"Gue bisa liat buku itu?" tanya pria tadi tiba-tiba setelah keheningan melanda keduanya.

"Harus banget gitu? kalo gitu mending besok, gue belom percaya sama lo" Charlie pergi menuju lantai atas lalu memasuki kamar adiknya, sedangkan pria tadi hanya diam sambil memandang langit dengan banyak pikiran yang berkecamuk di otaknya.

——  안녕 나   ——

"Sa!!" Pekik Arkana keras dari ujung koridor, sedangkan yang dipanggil hanya menoleh dan menaikkan satu alisnya. Sudah 2 minggu mereka bersekolah disana, semua tampak biasa saja kecuali tentang kabar yang menggemparkan satu sekolah semenjak pagi tadi.

"Lo tau gak berita tadi?" tanya Arkana.

"Pake tanya lagi" Deraksa berdengus pelan

"tapi dia ninggalin bunga tulip kuning sama mawar hitam" sahut Arreon

"paling habis dihianatin sama sahabatnya" balas Deraksa acuh.

"terus tiba-tiba ngilang gitu?" sahut Arreon

"bundir?" tebak Arkana

"ngapain si bahas ginian , mau jadi detektif dadakan apa?" Ucap Deraksa malas.

"siapa tau , biar kayak di film-film hahaha" Canda Arreon.

"Garing banget hyung" Ujar Arkana

"Btw gimana tuh organisasi lo hyung?" Lanjut Arkana.

Arreon meminum habis cola miliknya setelah itu menghela nafas berat. "belom , kalo udah gue bakal jingkrak-jingkrak kesenengan"

"Lo yakin sa ga mau? kalo ada beberapa kandidat pasti lo kepilih" Arkana menatap Deraksa.

"apa emang?"

"Arreon itu . . ."



——  안녕 나  ——



"bagaimana?"

"semua berjalan mulus tentunya" dua pria itu menampakkan seringainya.

"lalu ?  apa rencana selanjutnya ?" ujar pria paruh baya yang tadi bertanya dengan rasa penasarannya.

"Hubungi X-A1 , suruh dia kemari. paling lambat sampai sini lusa , tak ada bantahan" Ia membuat perintah mutlak , lalu pergi begitu saja dari sana.

"Hey tunggu!" Seru pria paruh baya itu membuat orang tadi menoleh

"Kasus yang sedang marak itu. . .  dia dalang dari semuanya ?" Bukannya menjawab pertanyaan pria yang usianya lebih tua 30 tahunan dari dia ia malah memamerkan senyuman tipis dibibirnya lalu pergi.

HELLO, ME-!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang