*Jangan lupa vote sebelum baca yaa
"Tempat Kejadian Perkara yang selanjutnya disingkat TKP adalah tempat di mana suatu tindak pidana dilakukan atau terjadi dan tempat-tempat lain di mana tersangka dan/atau korban dan/atau barang-barang bukti yang berhubungan dengan tindak pidana tersebut dapat ditemukan."
🌷His Eyes and Her Destiny🌷
H a p p y R e a d i n g 🌷
Rhea memandangi seorang gadis yang duduk membelakanginya. Gadis itu sedang menatap ke jendela. Rhea mendekati gadis tersebut, lalu mengelus surai panjangnya. "Ngapain disini?" tanyanya kepada Viola--adik kandungnya.
Viola membalikkan badannya menghadap sang kakak. Gadis itu tersenyum "Kakak udah pulang?" tanyanya.
Rhea mengangguk "Udah dek, kamu ngapain disini? Gimana kuliahnya? Lancar?"
"Lancar dong kak, tadi Vio kenalan sama banyak orang. Vio seneng deh bisa kuliah kaya anak-anak normal." Viola bercerita dengan semangat sambil menggandeng tangan kakaknya.
Rhea tersenyum lembut, dia senang melihat adiknya mulai membaik. Adiknya itu bahkan sudah bisa menjalani hidupnya seperti oranglain. "Syukurlah kalau kamu senang, kakak juga senang."
"Kak, makan yuk, tadi aku baru aja delivery ayam lho!" ajak Viola dengan antusias.
"Kamu duluan deh, kakak mau mandi dulu. Udah lengket sama bau asem badan kakak." jawab Rhea sambil mengendus badannya sendiri.
Rhea mendorong pintu kamarnya. Gadis itu mendudukkan diri di tepi ranjang dan mengambil bingkai foto yang berada di atas nakas. "Mah, pah, Vio kita sudah kembali." ucapnya pada potret sebuah pasangan berbaju polisi lengkap. "Mamah Papah jangan khawatir, Rhea bakalan jaga Vio disini." lanjutnya.
🌷🌷🌷
Flashback.
Rhea mengelilingi mall untuk mencari kado untuk adik kecilnya. Pulang telat karena ada les adalah alibinya semata, nyatanya Rhea pulang telat untuk karena barang yang sangat Viola inginkan. Tadi pagi dia tak sengaja mendengar Viola sedang berbicara dengan temannya. Menurut pendengarannya, adiknya itu sedang menginginkan satu set cat lukis yang baru saja rilis beberapa hari lalu.
"Udah dapet?" tanya Vita yang sedari hanya mengekori sahabatnya berkeliling mall.
Rhea menggeleng, raut wajahnya terlihat lesu. Pasalnya benda yang dicarinya sejak sore tadi tak kunjung ketemu.
Vita menepuk-nepuk punggung Rhea. "Yaudah cari yang lain aja, ga harus merek itu. Gue yakin adek lo juga pasti bakalan seneng, walaupun itu bukan merk yang dia pengen."
Vita benar, Viola pasti akan senang dengan apapun yang dia berikan. Sejurus kemudian, Rhea mengambil satu set cat lukis beserta kuas dengan merk berbeda. Lagipula sejak beberapa jam lalu, adiknya dan orangtuanya sudah menyuruhnya pulang.
Setelah membayar apa yang dia beli, Rhea dan Vita pulang ke rumah masing-masing. Setelah sampai di perempatan sebelum rumah Rhea, mereka berpisah sebab rumah Vita tak lagi searah dengannya.
"Dahh Ta! Makasih udah nemenin gue!" ucap Rhea sambil melambaikan tangannya.
"Dahh! Jangan lupa temenin gue beli bakso mang enking besok siang buat Kak Malik!" balas Vita sambil mengangkat jempolnya.
Rhea geleng-geleng kepala melihat tingkah sahabatnya. "Dasar bucin!" cibirnya kemudian.
Rhea melanjutkan perjalanannya, dia kemudian berbelok ke kanan. Setelah berjalan beberapa ratus meter, dia berhenti di sebuah toko klontong yang tak jauh dari rumahnya untuk membeli satu botol air mineral. "Apaan tuh rame-rame?" monolog Rhea ketika melihat ambulance dan beberapa mobil polisi ada di depan rumahnya. "Masa iya mamah sama papah balik pake mobil dinas sih?"
KAMU SEDANG MEMBACA
His Eyes & Her Destiny
Mystery / Thriller[Fantasy-Thriller] Rheanna tidak pernah menyangka akan kehilangan orangtuanya di usia 17 tahun. Hidupnya berubah 180 derajat setelah orangtuanya dibunuh dengan brutal di hari ulangtahun adiknya. Viola, adiknya, satu-satunya saksi dalam kejadian itu...