2. Biodata

1 1 0
                                    

"Kan, Lo sama gue mau pergi buat ngerjain tugas bareng. Tugas kelompok."

Roal menyeringai.

Nesya memejamkan matanya. Nafasnya memburu dengan berat.

"Terserah apa kata Lo."

Nesya memilih untuk mengendarai mobilnya menuju rumah. Ia tidak mungkin membawa Roal kesana, ditambah Roal itu hanya orang asing yang tidak berhak untuk tau kehidupannya.

Sampai di halaman rumahnya Nesya langsung masuk kerumah tanpa mempedulikan Roal yang ada dibelakangnya.

"Assalamu'alaikum Bunda."

Nesya mengucapkan salam dengan lantang diikuti salam Roal yang terdengar seperti cicitan kecil.

Bunda yang mendengar salam lantas menghampiri putrinya dan mengernyit melihat seorang cowok yang tengah mengedarkan pandangannya melihat seisi rumah Nesya.

Roal menatap wanita paruh baya itu. Melihat Nesya bersalaman, Roal 'pun juga ikut bersalaman dengan Bunda.

"Roal Tante."

Roal memperkenalkan dirinya dengan singkat sebelum Bunda bertanya.

Bunda hanya membalas dengan senyuman. Mata Bunda menatap ke arah Nesya yang sejak tadi hanya cemberut.

"Ada keperluan apa?"

"Mau ngerjain tugas sama Nesya, Tan."

Bunda bertepuk tangan sekali. Senyumnya juga merekah. Bunda bahkan langsung menarik Nesya yang sudah berniat ke kamarnya.

"Kamu mau kemana?"

"Kamar Bunda. Nesya mau ganti baju."

Bunda menggeleng, "nanti aja," Bunda menarik Nesya untuk duduk di lantai ruang tamu, "sekarang, kamu mesti ngerjain tugas dulu sama Roal."

Bunda tersenyum kearah Roal. Ia memberikan isyarat agar Roal ikut duduk di lantai di samping Nesya.

Bunda menepuk pundak Roal dan Nesya secara bersamaan, "nah, kerjain tugasnya dengan baik dan tenang. Bunda mau ke dapur dulu bikinin minum sama ambilin cemilan."

"Bunda," Nesya merengek tidak setuju dengan usulan Bunda, tapi hal itu tidak ditanggapi oleh Bunda.

Bunda meninggalkan Nesya dan juga Roal di ruang tamu.

Dengan hening Roal mengeluarkan keperluan untuk membuat biodata. Ada kertas polio, alat tulis dan jangan lupakan krayon berwarna-warni yang selalu dibawanya didalam tas.

Nesya menatap krayon yang baru saja dikeluarkan oleh Roal. Senyum miring tepantri dibibirnya.

Nesya mengangkat krayon milik Roal, "anak SMA bawa krayon di tasnya?" Nesya menatap Roal dengan wajah yang mencemooh, "jangan bercanda. Lo itu bukan anak TK lagi."

Nesya melempar krayon Roal ke atas meja.

Roal hanya menanggapi dengan wajah datar. Ia sama sekali tidak tersinggung dengan perkataan Nesya.

Memang terdengar aneh jika anak SMA membawa krayon di tasnya, tapi apa boleh buat? Roal suka menggambar, jadi dia tidak bisa terpisah dari krayon dan buku gambar.

Roal meletakkan satu kertas polio didepan Nesya dan satu didepan dia. Roal juga menyodorkan krayonnya ke arah Nesya.

"Sekarang, ayo, kerjain tugasnya," Roal tersenyum melihat Bunda menaruh minuman dan cemilan diatas meja, "makasih Tan."

Bunda duduk memerhatikan Nesya yang hanya menatap datar kearah kertas polio.

"Ayo dikerjain tugasnya Nesya."

Young GuyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang