Pernikahan

816 87 8
                                    



Giyuu (Alfa) × Tanjiro (Omega)





Telah menjadi seorang Pemburu Iblis selama bertahun-tahun, Tomioka Giyuu semakin kehilangan minat untuk kebutuhan duniawinya. Dalam hidup Giyuu hanya ada darah, tangisan, dan membunuh. Sepasang iris biru gelapnya semakin kehilangan cahaya kehidupan, selain napasnya yang tenang, orang lain akan mengira jiwa Giyuu telah terbang dibawa oleh badai kehidupan.

Tekniknya dalam memainkan pedang terbilang sangat indah, ketenangannya diam-diam mencabut nyawa para iblis.

Rumah besar di bagian barat telah lama kehilangan jati diri sebagai tempat peristirahatan, lantai kayu telah mendingin selama beberapa waktu. Jika bukan karena Giyuu ingat untuk pulang, rumah itu hanya akan menjadi bangunan yang tertinggal.

Begitu Giyuu kembali, ceceran darah ada di mana-mana, pelayannya telah mengoceh ke mana-mana, tetapi Giyuu tenang dan tidak peduli. Selain sepupunya, Tomioka Keempat, siapa lagi yang peduli dengan keberadaan Giyuu?

Pagi-pagi sekali, seorang pria yang disebut sebagai Tomioka Keempat, datang bertandang dengan seikat buah plum asam. Giyuu duduk di beranda rumah, minum secangkir teh krisan panas dan kue beras berlumur cairan gula, tetap tenang ketika pria yang lebih tua darinya mulai berbicara. Semua tentang pernikahan, Giyuu hanya sesekali mengangguk. Baginya, menikah sama seperti tugas memburu iblis.

"Kau dengar tidak?"

"Dengar, aku belum tuli."

Tuan Keempat itu menggaruk kepalanya, "Omega ini sangat imut dan mandiri, kau pasti menyukainya." Ia menyerahkan balasan berupa gambaran penampilan dari omega laki-laki yang bersedia menikah dengan seorang Pemburu Iblis. Dari segi wajah, Giyuu memang menyukainya. Tetapi selain dari minat di wajahnya, ia tidak bisa berkomentar lebih banyak.

Giyuu menyeruput tehnya, "Usianya tergolong sangat muda."

"Itu karena kau terlalu tua untuk menikah! Banyak orang tua enggan menikahkan anak mereka dengan orang seperti kau! Pekerjaanmu sangat tidak stabil dan aroma darah yang mengental di tubuhmu telah menghilangkan aroma feromonmu yang sesungguhnya."

Tentu saja Giyuu menyadari hal itu, aromanya telah memudar tergantikan bau darah yang kuat.

Menikahi omega berusia tiga belas tahun? Giyuu mendecih. Apa yang bisa dilakukan seorang remaja tiga belas tahun? Belum apa-apa, mungkin ia sudah merengek dan menangis meminta pulang.

Tuan Keempat kembali berwajah serius, "Giyuu, Keluarga Tomioka kita telah menurun. Dengan kau menghasilkan banyak anak, bekerja lebih keras, membangun keluarga, aku pikir aku tidak perlu terlalu khawatir."

Ia memang sengaja memilih seorang omega yang sangat langka, tidak peduli bahwa anak itu masih berusia di bawah lima belas tahun, selama ia telah estrus dan subur, Tuan Keempat tidak mempermasalahkannya. Lebih-lebih anak ini benar-benar sesuai dengan minat Giyuu, wajah dan penampilannya, kemudian sikapnya sangat memuaskan. Giyuu belum pernah bertemu dengan calon pasangannya, tetapi Tuan Keempat yakin pemuda di depannya ini akan menyukai si omega.


●●●


Tomioka Giyuu mengenakan pakaian biasa, haori kesukaannya tersampir di bahu. Matahari telah meninggi untuk menunjukkan waktu semakin siang. Giyuu tidak sabaran, jadi ia berdecih ke arah sepupunya, "Di mana dia? Berapa lama lagi aku harus duduk di sini?"

House WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang