03

27 2 0
                                    

Ia membersihkan darah di sudut bibirnya. Ia merasa puas melihat lawannya terkapar di hadapannya.

"Liat aja gw bales lu samudra" ucap sang rival dengan wajah penuh babak belum. Samudra hanya menarik senyum di ujung bibirnya

"Oke gw tunggu lu bastard" jawabnya dengan menatap kepergian lawannya itu. Ia keluar dari gang sempit itu dengan wajah yang penuh dengan luka. Ia melihat seorang gadis yang tak asing di matanya. Siapa lagi kalau bukan resha.

Sang gadis sedang asing memainkan benda pipih dan menenteng kantong belanjaan berlogo salah satu minimarket. Samudra pun mendekat. Lalu mengambil ponsel tersebut dari tangan resha. Sontak resha terkejut dan memukuli samudra di sampingnya itu

"Dasar malingggg" ucap resha sambil memukul samudra dengan belanjaan miliknya

"Aduh woy ini gw samudra" jawabnya sambil meringis kesakitan. Resha pun menghentikan pukulannya itu

"Eh mangkanya jgn asal ambil hp orang, untung aja aku gk teriak maling" ucap resha dengan kesal lalu mengambil ponselnya itu dengan cepat

"Lu juga klu jalan tu fokus. Bukan main hp. Ntar lu nabrak orang lagi. Masih untung orang kalau mobil gmn" jawab samudra

"Iya huh ya udh mau pergi" ucap resha yanga beranjak ingin pergi tetapi dia akan sadar sesuatu dan berhenti. Dan menoleh kembali ke samudra

"Wajah kakak kenapa kok babak belur semua" tanya resha sambil menyentuh sudut bibir samudra yang luka

"Aww.. gw abis di palak preman jadi gw di pukuli" jawab samudra berbohong

"Kok bisa sini aku obatin ya ayo ikut kerumah saya kak. Itung itung balas budi yang waktu itu kaka ngobati luka saya" ucap resha sambil melangkah untuk menuju rumah. Tapi dia memutar badannya saat melihat sang lelaki itu diam ditempatnya

"Ayo mumpung saya baik ini" ucap Resha dengan wajah yang kesal. Samudra pun berjalan menyetarakan langkahnya dengan resha. Seulas senyum terpancar diwajah samudra

Mereka telah sampai di depan rumah sederhana milik resha tapi begitu tenang dan damai. Samudra menyukai suasana rumah seperti ini

"Assalamualaikum" ucap mereka bersama. Disaat resha membuka pintu rumahnya. Sang mama pun menghampiri dan terkejut melihat sang putri membawa lelaki yang tak ia kenal dengan luka parah di wajahnya itu

"Siapa dia dek, dan kenapa dia" tanya mama resha dengan panik.

"Dia ini-" jawab ayuna yang terpotong oleh samudra

"Saya kakak kelasnya resha tante. Dan saya tadi di kroyok preman jadi saya babak belur tante, dan anak tante ngajak saja kerumahnya buat ngobatin saya" ucap samudra dengan senyuman yang manis. Dan ia lalu mencium tangan mama resha. Resha yang melihat tingkah laku samudra yang begitu sopan. Berbanding terbalik dengan dia di sekolah

"Ya allah, km gk papa kan sayang. Ya udah duduk biar resha obatin km" ucap mama resha dengan mengelus pipi samudra dengan sayang

*Rasa ini tulus. Kasih sayang dia tulus. Seperti belaian ibu*-batin samudra

"I-iya tante, terima kasih" jawab samudra dengan senyuma yang mengembang. Tetapi terlihat air mata yang ingin tumpah. Akan tetapi berhasil ditahan oleh sang pemiliknya

Resha masuk ke dalam meninggalkan samudra yang duduk di ruang tamu. Tak lama kemudian ia datang dengan membawa kotak P3K. Resha duduk di samping samudra dan menyuruh samudra untung melihat ke hadapannya

"Liat kesini kak" ucap resha. Samudra pun menghadap ke arah resha. Dan jatung samudra berpacu sangat kencang melihat wajah resha sedekat ini dengan wajahnya. Belum sempat resha mengoleskan obat di wajah samudra. Suara sang kakak membuat dia menghentikan kegiatannya itu

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 11, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SAMUDRA • HWANG INYEOPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang