Seberapa urgent masa lalu seseorang untuk menjadi pertimbangan dalam sebuah hubungan?
Kendati demikian, kita manusia sering lupa memposisikan diri bahwa manusia bukan malaikat yang selalu tegak pada jalannya, pun bukan setan yang melulu dianggap hina.
Dari sinilah terbentuk frasa untuk "saling mengingatkan dalam kebenaran".
Terlebih lagi, jika seseorang tetap melangkah maju tentang penerimaan pasangannya, maka terima pula segala aspek tentang dirinya, kedermawanannya, kebaikan hatinya, ngoroknya, ngilernya, dan tentu masa lalunya.
Ini bukan tentang konsekuensi, tetapi persetujuan hati.
Tak perlu mendebat masa lalu seseorang, jika ia menceritakannya, percayalah ia sudah melukai dirinya sendiri. Maka jangan sekali pun menghakimi masa lalunya.
"Seburuk apapun masa lalu seseorang, masa depannya belum ternodai"
Ini valid.Kita manusia perlu untuk sadar diri
Bahwa tanpa sadar kita juga memiliki masa lalu yang tidak kalah kelamnya dengan orang lain."Setiap orang pasti ingin yang terbaik untuk masa depannya"
Hal yang pasti diimpikan dan diamini oleh semua orang, include me.Renungkan sejenak
"Kita tidak akan pernah bisa menghargai proses kehidupan seseorang tanpa kita tahu alasan mengapa dia melakukan hal ini dan itu. Dan memilih lari setelah kita mengetahui keburukannya atau masa lalunya adalah sikap yang sangat tidak dewasa."Yang tak kalah pentingnya
Masa lalu adalah pelajaran. Sebuah pelajaran berharga yang tak ternilai.
Seburuk apapun masa lalu seseorang, ketika kita mampu benar-benar menerimanya, masa depannya menjadi tanggung jawab kita.Bukankah sangat menyejukkan ketika kita memperbaiki diri bersama-sama?
Bukankah saling melengkapi dan berbenah diri itu romantis?
Karena tidak ada kesempurnaan pada diri manusia.Ocehan ini bukan tanpa sebab tetiba muncul menjadi rangkaian cerita. Hanya saja aku merasa takjub dengan orang yang mampu mengubah sosok manusia menjadi lebih dan lebih baik dari masa lalunya, ya meskipun prosesnya tentu tak semulus wajah Rihanna. Ada tetesan air mata yang menemani alur ceritanya.
Seseorang pernah menyalahkan dirinya sendiri terkait masa lalu pasangannya.
"Aku sakit hati mengapa aku tak dipertemukan saat dia mencoba mengambil langkah yang salah dalam hidupnya kala itu.
Seandainya kala itu kami bertemu, kesalahan ini takkan pernah terjadi. Seandainya aku disana, dia tak akan merasakan sakit yang dia alami saat ini."Anggaplah obrolan ini sebagai angin lalu. Tidak untuk mengundang perdebatan pun persetujuan. Silahkan mengambil yang baik dan membuang jauh yang buruk.
Apapun proses kehidupan yang sedang kita jalani saat ini. Semoga kebaikan selalu menyertai kita semua.
Panjang umur hal-hal baik dan tumbuh subur segala kebaikan dimanapun kita berpijak.
Malang, 2021
Key