"Pergi!"
Tiara berteriak keras. Tangannya melempar apa pun yang ada di atas kasur. Mulai dari bantal, guling, selimut, sampai boneka-boneka kesayangannya. Semua benda itu berakhir mengenaskan di atas lantai yang dingin.
Ini semua gara-gara makhluk yang datang tak diundang. Seenaknya saja masuk kamar dan muncul tiba-tiba.
Setelah usaha lempar-melempar benda di atas kasur yang dikolaborasikan dengan teriakan beroktaf tinggi, makhluk itu tak kunjung menjauh atau enyah dari kamar. Malah semakin mendekat dan memancing emosi Tiara dengan wajahnya yang ... menjijikkan.
"Pergi!" teriak Tiara untuk kesekian kali. Kini ia sudah berada di dekat meja rias. Tangannya siap melempar apa pun yang ada di atasnya.
Ketika ia akan melempar peralatan make up-nya, saat itu pintu kamar terbuka. Menampakkan sosok Mama yang berdiri di dekat daun pintu. Tanpa pikir panjang, gadis yang masih mengenakan seragam putih abu-abunya itu segera berlari, lalu berhambur memeluk Mama erat.
"Kamu kenapa teriak-teriak begitu, Ra?" tanya Mama. "Kenapa belum ganti baju? Bukankah seragamnya besok masih dipakai?"
"Ada makhluk menjijikkan di kamarku, Ma!"
"Makhluk menjijikkan apa?"
"Kecoak, Ma!" jawab Tiara. "Tadi pas Rara mau ambil baju di almari, kecoaknya muncul dari samping almari."
"Oh, sepertinya kecoak milik kakakmu yang buat penelitian. Kemarin kakakmu nangkap kecoak banyak. Tadi pagi kecoaknya keluar dari kandangnya karena si kecil Zahra membuka pintunya," jelas Mama panjang lebar.
Tiara menepuk dahi. Lagi-lagi hewan milik kakaknya. Tempo hari menangkap katak, sekarang kecoak, besok apa lagi? Ya, Tuhan... bisa-bisa rumahnya jadi sarang hewan menjijikkan.
"Ya udah, mana kecoaknya? Biar Mama yang usir!"
"Di si-aaa!!!" Tiara batal menunjukkan di mana makhluk menjijikkan yang memiliki antena itu, tergantikan dengan teriakan disertai loncat sana loncat sini.
Kecoak itu mencium kakinya.
FIN
Gresik, 8 Februari 2015
****
Diharapkan bagi siapa pun yang membaca karya saya, harap meninggalkan jejak. Baik itu berupa vote atau komentar (dua-duanya lebih baik). Karena itu benar-benar berarti untuk saya, agar ke depannya bisa lebih baik lagi.
Terima kasih :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Rangkaian Kata
RandomHanya berisi "rangkaian kata" hasil pemikiran Ida Mahmudah. Baik itu berupa orifict, fanfict, maupun poetry. Let's enjoy it.