Mulai hari ini, kau dipindahkan dari Prodi Pendukung ke Prodi Pahlawan. Berkat rekomendasi All Might, kau resmi bergabung kelas 3-A pada hari pertama di tahun ketiga ini. Lalu, bagaimanakah pertemuan pertamamu dengan mereka?
⋘ ──── ∗ ⋅◈⋅ ∗ ──── ⋙
[Yukito Shigaraki]
Kau tahu seharusnya tidak ke sekolah dengan rute berbeda dari biasanya. Akibat maraton anime sampai subuh, kau jadi bangun kesiangan. Agar tidak terlambat di hari pertama, kau terpaksa lewat jalan pintas, sebuah gang sepi yang langsung mengarahkanmu ke U.A.. Namun kau lupa, gang tersebut adalah markas para preman. Banyak preman berkumpul di lorong yang gelap, entah sekadar nongkrong atau menunggu mangsa seperti dirimu.
"Oh, bukankah ini seragam U.A.?"
"Jadi, dia murid sekolah yang terkenal itu ya?"
"Hei, ojou-chan!~ Mau bermain bersama kami?"
Rasanya kau ingin menampol preman-preman di hadapanmu yang mengurungmu di dinding gang. Sayang, kau terlalu takut untuk melakukan hal itu. Kau juga tidak bisa semena-mena menggunakan quirk karena belum punya lisensi.
Ctak! Sebuah kotak susu tiba-tiba terlempar menuju kepala preman yang hendak menyentuhmu. Dia terkejut, begitu pula denganmu. Kalian menengok ke arah datangnya barang tersebut dan mendapati seorang pemuda berambut hitam-putih sedang berdiri santai di ujung gang.
"Teme! Kau melakukannya dengan sengaja, ya?!" teriak si preman emosi.
Yukito menurunkan headphonenya, "Kukirakau tempat sampah. Habis tidak ada bedanya, sih. "
Ugh, telingamu sakit mendengar ucapannya. Para preman pun langsung menerjang pemuda bermulut tajam itu. Adegan yang terjadi selanjutnya adalah kekerasan tersadis yang pernah kaulihat. Yukito menghajar semua preman dengan tangan kosong tanpa ampun.
Anak villain nomor satu kok dilawan. Preman bercanda?
Kau yang penakut awalnya menutup mata. Namun, bunyi "bagh-bugh" yang tak kunjung henti membuatmu tidak tega terhadap mereka. Kau memberanikan diri untuk berlari menuju Yukito, menahan tangannya yang hendak meninju preman untuk ke sekian kalinya.
"H-Hentikan! Kau terlalu berlebihan!" teriakmu panik. "Aku baik-baik saja, jadi ... B-Berhentilah!"
Yukito menoleh dengan wajah dingin dan mata yang kosong. Saat itulah kau merasa lumpuh. Kau merasa bisa mati kapan pun juga olehnya. Baru kali ini kau merasakan intimidasi dingin yang membuat tulang-tulang di tubuhmu seperti mencair.
Cengkeraman Yukito pada preman terlepas kasar. Dia membanting mereka ke sisi gang hingga temboknya retak. Seketika kau mengkeret, beringsut mundur saat Yukito menghadapmu. Kau dapat melihat cipratan merah di pipinya, dan darah yang mengalir dari kepalan tangannya.
Melihat ekspresi ketakutanmu, tampaknya Yukito luluh. Iris merahnya kembali menghitam begitu dia berkedip. Dia menghela napas kemudian mengambil tasnya yang tergeletak di tanah.
"Kalau begitu, lain kali lindungilah dirimu sendiri," ucap Yukito datar. Dia menyipitkan matanya dan mencibir,"Kono chibi."
"C-Chibi?!" Kau tersentak. K au paling sensitif dan tidak bisa santai kalau disindir soal tinggi badan. "Apa maksudmu chibi? Aku tuh tidak pendek, kau saja yang terlalu tinggi!"
Yukito mengabaikan pembelaanmu dan malah memasang headphone di telinganya. Setelah itu, dia berjalan keluar gang tanpa sepatah katapun, meninggalkanmu yang melongo di tempat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bᴇ Mʏ Hᴇʀᴏɪɴᴇ! (ON-HOLD)
FanfictionBagaimana rasanya punya 6 pacar dengan sifat dan kepribadian yang berbeda? Dari tsundere sampai yandere, semua ada di sini. Si tsundere akut yang punya sisi lembut tersendiri, Bakugo Katsuki. Si deredere berjiwa manly, Kirishima Eijiro. Si bakadere...