Nera kini berjalan menuju ke kantin untuk menemui ketiga sahabatnya yang sedari tadi menunggunya di sana. Gadis itu berjalan sambil memainkan ponselnya, membuka aplikasi berwarna Oren untuk mencari tahu apakah cerita yang ia baca sudah update atau belum.
Nera memiliki hobi membaca, bukan membaca buku pelajaran tapi membaca novel. Ia suka membaca novel sejak kelas 10. Hobi yang berawal dari membaca sebuah novel fantasi karya salah satu penulis Indonesia yang memiliki banyak serial.
Langkahnya terhenti seketika saat tiba-tiba ponselnya dirampas oleh seseorang. Ia menatap kedepan untuk mencari tahu siapa pelakunya. Disana sudah ada tiga orang perempuan yang tengah menatapnya dengan senyuman, diantara ketiga perempuan itu ada salah satu perempuan yang tengah memegang ponselnya.
"Kalian mau apa?" tanya Nera tanpa basa-basi. Ia menatap malas ke arah ketiga perempuan itu, sepertinya mereka adalah kakak kelas yang haus akan keributan.
Gadis yang membawa ponsel Nera itu tak menjawab. Ia terus saja melihat setiap inci Ponsel Nera yang tadi sempat ia rampas. "Ponsel lo mahal juga, lo anak orang kaya ya?" tanyanya.
Nera tak langsung menjawab, ia menatap sebuah nametag yang terpasang di dada sebelah kanan gadis itu yang bertuliskan 'Cantika Arasya'.
"Bukan urusan kalian!" ketus Nera saat gadis itu menatapnya sambil tersenyum. "Sekarang balikin!" perintah Nera sambil bersiap merampas ponselnya kembali.
"Eits... Enak aja," ucap Cantika tak membiarkan Nera mengambil ponsel yang berada di tangannya.
Nera menghirup nafas berat, waktu istirahatnya kini kembali berkurang, yang awalanya tersisa dua puluh menit kini tinggal lima belas menit.
"Lo mau ponsel lo kembali?" tanya Cantika. "Kalau lo mau lo harus turutin apa yang kita minta," sambungnya.
"Kalian mau gue ngapain?" tanya Nera tanpa basa-basi.
"Di dalam kantin, di bagian paling pojok ada segerombolan anak kelas dua belas dan disana ada yang namanya Galen. Lo har---"
"Galon?" potong Nera menyerinyit.
"Galen!" tegas gadis berambut sebahu yang berdiri di samping Cantika.
Nera pun melirik sinis ke arah gadis itu. "Santai dong!" ucap Nera yang membuat gadis itu mendengus sebal.
"Lo tau kan?" tanya Cantika mencoba untuk sabar.
"Serius lo gak tahu Galen?" tanya Cantika terkejut saat Nera menggeleng.
"Enggak."
"Lo selama ini dari mana sih? Dari goa? Sampai-sampai lo gak tahu siapa Galen. Galen itu mantan ketua OSIS," jelas teman Cantika yang sedari tadi diam yang tak percaya dengan pengakuan Nera.
"Gue gak peduli," jawab Nera jujur. Di saat pemilihan ketua OSIS tahun lalu ia asal coblos, bahkan mencoblos setiap nomor sekaligus wajah kandidat yang menyalonkan diri sebagai ketua OSIS. Dan di pemilihan ketua OSIS tahun ini yang sudah terjadi beberapa bulan lalu ia memilih tidak hadir dan memilih bolos.
"Udah-udah," ucap Cantika melerai pertengkaran kecil itu. Ia kembali menatap Nera yang menatap kesal ke arah sahabatnya. "Lo bilang sama Galen kalau lo suka dan cinta sama dia," ucap Cantika yang diangguki oleh kedua temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GERSANG(On Going)
Ficção AdolescenteDi antara banyaknya larangan yang harus di patuhi ketika masa sekolah adalah "jangan pernah jatuh cinta dengan teman sekelas apapun alasannya!". Dan dengan beraninya Nera melanggar larangan itu. Gadis yang diam-diam menyukai teman sekelas sekaligus...