Part 1

10 1 2
                                    

Aiden adalah satu-satunya anak dari pasangan Theodore Luthendorf dan Janet Luthendorf. Keluarga Aiden bisa dibilang jauh dari kata sempurna dan juga harmonis. Sudah bukan hal aneh lagi kalau setiap hari di rumah kediaman keluarga Luthendorf penuh dengan keributan dan kegaduhan; piring-piring dan gelas yang setiap harinya beterbangan serta benda-benda lain yang dilempar, rusak dan berceceran kemana-mana, dan membuat suara yang sangat berisik. Rumah mereka memang jaraknya berjauhan dengan tetangga, jadi tak akan ada orang lain yang mendengar suara kegaduhan itu. Theo, Ayah dari Aiden memiliki masalah dalam mengatur emosinya, terlebih ia adalah seorang pemabuk semenjak ia dipecat dari pekerjaannya dan usaha bengkelnya pun juga bangkrut karena sempat ada pekerjanya yang berbuat curang selama ia bekerja dengan Theo. Tidak jarang Janet dan juga Aiden menjadi pelampiasan dari kemarahan Theo. Banyak memar dan bekas luka yang menyelimuti tubuh Janet dan juga Aiden.

Theo biasanya meninggalkan rumahnya tepat jam 10 pagi dan ia pulang sangat larut, bahkan bisa sampai jam 4 pagi. Ia biasa pulang dengan jalan sempoyongan sambil memegang botol minumannya. Bukannya pergi untuk mencari lowongan kerja, ia malah bermain judi dengan teman-temannya.

Malam itu Theo pulang lebih cepat dari biasanya, sekitar jam 11 malam ia sampai di rumah. Janet terlihat sedikit heran melihat Theo yang terlihat tenang dari biasanya, bahkan terlihat sedikit senyuman yang menyapanya saat itu. Janet mendekati Theo dengan perlahan untuk memastikan apakah itu Theo yang ia kenal atau tidak.


"Theo..tumben kamu seperti ini.. Bagaimana tadi di luar?" 


Janet menatap Theo dengan penuh harapan dan sedikit khawatir karena tingkahnya yang tidak biasa ini. Theo mendekat ke Janet dan memeluknya dengan sangat erat, Janet membalas pelukan Theo juga, namun dalam benaknya ia masih bingung dengan tingkahnya Theo yang tidak seperti biasanya. Mungkin ia tidak terbiasa dengan hal-hal yang membuatnya nyaman, merasakan kehangatan. Janet sudah terbiasa dengan hal-hal yang tidak sewajarnya dirasakan oleh seseorang; kekerasan, teriakan, caci maki, hanya rasa sakit yang selama ini ia terima.


"Oh iya Janet..mungkin tak seberapa dengan harapanmu..aku mendapatkan kerja, sayang"


"Syukurlah..yang terpenting kamu sudah melakukan yang terbaik, Theo" 


Janet tersenyum, pertama kalinya ia tersenyum dan merasakan bahagia yang nyata. Ia juga senang dengan tingkah Theo yang seperti ini walaupun ia belum biasa menerimanya.


"Iya..terimakasih Janet. Aku sangat lelah...sudah waktunya tidur"


"Ah iya kau sangat membutuhkannya sekarang..istirahatlah sayang"

***

Story of Luthendorf'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang