Malam itu Theo belum pulang, Janet dan Aiden menunggunya di ruang tamu. Sembari menunggu mereka memutuskan untuk menonton televisi, tetapi disitu ada yang janggal dan Aiden merasa ada yang aneh dengan Ibunya sendiri. Ibunya hanya menatap terus ke arah jendela, tetapi Aiden menyimpulkan kembali bahwa mungkin Ibunya hanya menanti Ayahnya yang belum pulang.
"Ayah belum pulang juga ya ibu..?"
Leo bertanya sambil menatap wajah ibunya.
"Ah iya..mungkin masih lama, Aiden"
Janet membalas tatapan dari Aiden, kemudian ia menundukkan wajahnya. Aiden sudah biasa melihat ibunya sedih seperti itu, ia sebenarnya juga tidak tahan dengan Ayahnya itu. Sudah dari lama Aiden menginginkan Ibunya untuk berpisah saja dengan Ayahnya, namun Janet selalu menolak dan membela Theo, seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Seolah-olah keluarga mereka baik-baik saja, dan Janet selalu memaafkan perbuatan Theo yang dibilang bukan hal wajar untuk dilakukan terlebih mereka sudah berkeluarga.
"Ibu...aku tau Ibu lelah sudah lelah dengan Ayah...Lebih baik kita pergi dari sini Ibu...aku tidak mau melihat Ibu sengsara lagi."
"Aiden...Ibu tidak mau meninggalkan Ayah.."
"Kamu tahu sewaktu Ayah seumuran kamu dulu..ia selalu dipukuli oleh Ayahnya sendiri, bahkan Ibunya pergi meninggalkan mereka...Ayahnya itu mantan tentara, ia memiliki pengalaman trauma yang membuatnya menjadi pecandu alkohol.."
"Ibu tidak ingin meninggalkan ayahmu, Aiden sayang.."
"Tapi bu..aku tau Ibu kasihan dengan masa lalu Ayah... tapi jangan jadikan itu sebagai alasan untuk tetap bertahan dengannya..."
"Tidak bisa Aiden...Ibu sangat mencintai Ayahmu itu...Ibu rela melakukan apapun hanya untuknya, sayang.."
Janet tersenyum tipis, namun tatapan matanya terlihat kosong seperti sudah tidak ada nyawa lagi. Namun rasa cinta Janet memang tidak ada batasnya, ia sangat tulus mencintai suaminya sendiri, Theo, bahkan rela melakukan apapun untuknya dan mewajarkan hal yang tidak wajar.
**
KAMU SEDANG MEMBACA
Story of Luthendorf's
Short StoryKeluarga Luthendorf bisa dibilang keluarga yang jauh dari kata sempurna, dan jauh dari kata harmonis. Setiap harinya Aiden dan Janet, Ibunya, selalu dijadikan pelampiasan amarah Theo. Aiden tak tahan dengan Ayahnya, ia ingin Ibunya segera berpisah d...