Resepsi

10.6K 692 18
                                    


-//- Selamat Membaca -//-

-//-

"Arin mana? nak Rasyit." Tanya Aisyah setelah mereka selesai shalat subuh berjamaah.

"Mungkin shalat di kamar bu." Jawab Rasyit sopan membuat Aisyah mengangguk.

"Ya sudah. Kita makan dulu baru nanti siap-siap." Ucap Aisyah yang bergegas menuju dapur menyiapkan sarapan pagi.

"Ke kamar lagi saja nak, masih ada waktu untuk istirahat." Ucap Bowo sambil melipat sarungnya.

Rasyit mengangguk."Iya pak." Ucap Rasyit lalu berjalan memasuki kamarnya dan Arin.

ceklek

"Astagfirullah_" Kaget Rasyit lalu bergegas mendekati istrinya yang masih terlelap di atas tempat tidur.

"Dek, bangun dek, shalat subuh dulu." Ucap Rasyit mengguncang tubuh Arin.

"Enghh" Lenguh Arin namun tidak sampai terbangun.

Rasyit menggeleng melihat kelakukan istrinya. Kalau tadi ia tidak kembali ke kamar, mungkin istrinya akan tetap tidur dan melewatkan shalat subuh.

cupp

"Bangun Dek." Ucap Rasyit setelah mengecup kening Arin.

Melihat tak ada tanda-tanda Arin akan bangun membuat Rasyit memberanikan diri.

cupp cupp cupp

Kedua pipi dan hidung Arin menjadi sasaran ciuman Rasyit.

"Belum mau bangun ya dek?" Tanya Rasyit entah pada siapa.

Melihat tak ada respon dari istrinya membuat Rasyit kembali menunduk dan bersiap mengecup bibir Arin, tapi.

"Arghh_ bapak mau apa?" Teriak Arin lalu menutup bibirnya.

Rasyit segera berdiri."Bangun dek, shalat subuh dulu." Ucap Rasyit salah tingkah.

"Bapak tadi mau cium saya? iya?" Bentak Arin tak terima.

Rasyit menggaruk kepalanya yang tak gatal. Ingin jujur tapi ia takut Arin akan mengamuk, tapi jika berbohong ia akan mendapat dosa.

"Ada apa? kenapa teriak-teriak?" Tanya Aisyah yang baru saja masuk ke dalam kamar putrinya.

Arin segera bangun lalu berjalan mendekati ibunya."Itu bu, pak Rasyit mau cium Arin." Adu Arin marah membuat Aisyah melayangkan jitakan sayang di kepala Arin.

"Aduhh" Ringis Arin pelan.

"Ya wajar Arin. Lagipula kalian sudah suami istri." Ucap Aisyah membuat Arin melotot.

"Tapi pak Rasyit_"

"Tadi saya cuma mau bangunin Arin bu." Ucap Rasyit membuat Aisyah melotot ke arah Arin.

"Astagfirullah Arin. Ini sudah jam berapa? Sebagai istri kamu harusnya membiasakan diri bangun pagi. Apalagi ada kewajiban kepada Tuhan yang harus kamu tunaikan." Omel Aisyah membuat Arin merajuk lalu segera berjalan menuju kamar mandi.

"Anak itu_"

"Sudah bu, biar Rasyit yang bicara sama Arin." Ucap Rasyit membuat Aisyah mengangguk.

"Ya sudah. Ibu lanjut siapin makanan dulu. Nanti kamu keluar sama Arin ya." Ucap Aisyah lalu keluar dari kamar pengantin itu.

Sedang Rasyit bergegas menyiapkan perlengkapan shalat istrinya.

Arin keluar dari kamar mandi.

"Keluar san_" Teriakan Arin langsung tertelan saat melihat suaminya yang sedang membaca kitab suci di atas tempat tidur. Biar kata ia tidak menyukai suaminya ditambah kejadian tadi namun ia juga tidak akan berani mengganggu orang yang sedang mengaji.

Jodohku Mantan GurukuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang