Sah

11.8K 702 23
                                    

-//-Selamat Membaca-//-

-//-

Arin menghapus air matanya begitu mendengar kata Sah terucap dari mulut para saksi. Ia memang sudah memutuskan untuk menerima pernikahan ini tapi tetap saja, rasa sakit dan tidak rela tetap ada di hati kecilnya. Bagaimana nanti nasibnya setelah menikah sedang ia hanya gadis muda yang tidak begitu mengenal suaminya.

Arin menoleh saat merasakan sentuhan pada pundaknya.

"Ulurkan tanganmu nak!" Pinta Aisyah membuat Arin spontan menoleh ke arah suaminya.

Rasyit tersenyum lalu mengangguk seolah mengisyaratkan agar Arin mengulurkan tangannya.

Tanpa kata lagi, Arin mengulurkan tangannya membuat Rasyit segera memasangkan cincin ke jari manis gadis yang baru ia nikahi itu.

Setelah itu Aisyah memberikan cincin ke tangan Arin dan mengisyaratkan agar putrinya itu memasangkan cincin ke jari menantunya.

Dengan gerakan lambat Arin memasangkan cincin ke jari Rasyit. Saat cincin itu terpasang sempurna langsung terdengar suara tepuk tangan dari para tamu membuat Arin menunduk.

Rasyit mengulurkan tangan kanannya membuat Arin mendongak lalu menatap telapak tangan suaminya itu. Dulu ia menyalami tangan pria itu saat menjadi gurunya dan sekarang ia menyalaminya setelah mereka resmi menikah.

Dengan berat hati, Arin menerima uluran tangan Rasyit lalu mencium punggung tangan suaminya itu. Sedang Rasyit hanya tersenyum  dengan sebelah tangannya yang lain mengelus kepala istrinya.

Rasyit menarik tangannya lalu meletakkan kedua lengannya di atas pundak Arin kemudian dengan perlahan.

Cupp

Arin memejamkan matanya saat bibir Rasyit menyentuh kulitnya.

"Terima kasih dek. Terima kasih sudah menerima abang sebagai suamimu." Bisik Rasyit lalu menarik tubuhnya mundur sedang Arin hanya diam terpaku.

Arin melirik wajah suaminya yang nampak tampan, pria itu bahkan tersenyum manis saat menandatangi surat pernikahan dan buku nikah mereka.

Rasyit mendorong beberapa surat dan buku nikah kehadapan Arin.

Arin menatap kertas itu kemudian dengan tangan gemetar mengangkat pen dan menandatanganinya.

Rasyit tersenyum lalu menarik lengan Arin. Arin menoleh lalu bersiap membuka mulutnya namun terhenti karena ia melihat ibunya yang menatap tajam ke arahnya.

Rasyit berdiri diikuti oleh Arin. Sekarang mereka akan menyalami pada orang tua yang hadir.

Arin mengikuti apa yang dilakukan suaminya.

"Semoga kalian selalu bahagia."

Arin tersenyum tipis saat mendengar do'a dari ayah mertuanya.

"Semoga cepat dikaruniai anak yang sholeh dan sholehah."

Arin melotot saat mendengar kalimat yang terucap dari bibir ibu mertuanya.

Dewi tertawa saat melihat ekspresi menantunya."Pelan-pelan saja nak, nanti juga akan terbiasa. Ibu juga dulu begitu saat menikah, canggung sama suami dan keluarga suami, tapi setelah beberapa minggu semuanya akan lebih baik." Ucap Dewi lembut membuat Arin mengangguk pelan.

Sekarang saatnya Arin menyalami kedua orang tuanya.

"Semoga anak bapak bisa menjadi istri yang baik dan insyaallah menjadi ibu yang terbaik." Ucap Bowo lalu mencium kening putrinya.

Arin tersenyum saja lalu beralih menatap ibunya.

Aisyah tersenyum lebar lalu memeluk Arin.

"Nak Rasyit akan selalu membahagiakanmu Rin. Ibu yakin akan hal itu." Ucap Aisyah lalu menatap menantunya yang kini sedang menyalami sanak keluarga lainnya.

Jodohku Mantan GurukuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang