two

62 5 1
                                    

Terkadang, ada hal-hal tidak menyenangkan yang harus kau terima dalam hidup.

Chris sudah hidup cukup lama untuk mengerti hal itu. Hidup tidak akan bisa berjalan sesuai kemauannya – setidaknya, tidak semua. Sebaik apapun ia menjalani hidup, akan selalu ada hal-hal tidak menyenangkan yang datang. Sebagian pergi menghilang, menyisakan hembus napas lega karena hidup berjalan seperti semula. Sebagian lagi? Yah, tentu saja bertahan, kan? Menjadi duri dalam kehidupan sehari-hari. Mengganggu. Tapi pada akhirnya, kau akan terbiasa dan belajar untuk hidup bersama hal tidak menyenangkan itu.

Buat Chris, untuknya yang sudah berusaha hidup sebaik mungkin sebagai vampire, hal tidak menyenangkan yang harus ia terima adalah kenyataan bahwa akan terus ada orang-orang yang takut dan tidak menyukai keberadaannya. Pada saat ia masih menjadi vampire muda yang belum mengerti banyak hal, Chris sering mempertanyakan hal ini. Oke, vampire memang predator alami. Mereka berburu dan bertahan hidup dari darah makhluk lain. Tapi! Tapi kan Chris bukan vampire yang ganas. Dia hanya menyantap darah dari hewan yang sudah tua, yang sudah tidak sanggup lagi berjalan dan hanya bisa diam menunggu kematian. Chris tidak berburu manusia, tidak berburu makhluk lain, tidak membunuh mereka yang masih muda dan sehat.

Lalu kenapa orang-orang masih membencinya?

Chris menanyakan ini pada wanita yang sudah mengubahnya menjadi vampire. Wanita itu, yang punya senyum secerah matahari dan mata sedalam lautan, menjawab Chris dengan sabar.

"Itu karena mereka menganggap kita sebagai ancaman, Chris," dia menjawab sambil menyeduh teh. Tidak seperti anggapan kebanyakan orang, vampire sebenarnya bisa mengonsumsi hal lain selain darah. Hanya saja, tidak akan ada efek apa-apa pada tubuh mereka. Tidak ada lapar yang terpuaskan, tidak ada dahaga yang terbayarkan. "Kita, hmm... meskipun kita tidak menyerang mereka, orang-orang cenderung tidak suka dan ketakutan begitu tahu ada makhluk lain yang..." dia diam sejenak untuk memilih kata-kata, lalu melanjutkan. "... yang lebih kuat, dan berpotensi melukai mereka. Oleh karena itu, Chris, akan terus ada orang yang membenci dan takut kepada kita, sekalipun kita tidak berbuat apa-apa. Aku tahu ini terdengar tidak adil, tapi mereka melakukan itu untuk melindungi diri mereka sendiri. Jadi... jangan pernah merasa marah pada mereka, ya?"

Saat itu, Chris tidak mengerti. Benaknya menolak jawaban itu. Pikirnya, orang-orang jahat sekali. Padahal kan tidak semua vampire akan memburu dan menguras darah mereka hingga habis. Setidaknya, Chris tahu ia dan wanita itu tidak akan melakukan hal sekejam itu.

Semakin dewasa, pemikiran Chris berubah. Ia tidak lagi menganggap orang-orang itu jahat. Chris memaklumi mereka. Ia memaklumi alasan mereka. Lagipula, bukannya yang terpenting adalah tetap menjadi dirinya sendiri? Vampire yang tidak ganas dan tidak membunuh sesuka hati. Beberapa orang mungkin akan tetap menganggapnya sebagai predator haus darah. Tapi Chris tidak memusingkannya lagi.

Oleh karenanya, Chris tidak marah sama sekali dengan sikap Hyunjin.

Hyunjin membawakan pesanan mereka dengan senyum di wajahnya – catat, senyum itu hanya untuk Felix. Waktu menatap Chris, senyumnya hilang seketika. Orang lain mestinya sudah tersinggung, tapi ini Chris. Chris tetap melontarkan senyumnya pada Hyunjin, bahkan ketika anak itu tidak sengaja menumpahkan minuman ke hoodie Chris.

"Ups," Hyunjin bahkan tidak pusing-pusing untuk pura-pura merasa bersalah atau minimal terkejut. Malah, ujung-ujung bibirnya naik sedikit. "Maaf... tanganku licin."

"Hyunjin," Felix memanggil, nadanya tajam. "Jangan begitu."

"Jangan begitu apa? Aku tidak sengaja!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 12, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Evergreen [chan, jisung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang