16. Teka - teki.

287 161 873
                                    

Jika hati tak bisa mencintai. Lantas, untuk apa belajar mencintai?

-Khanza Reinatta.

Happy Reading!

:

"MAMA! AZRIEL UDAH GILAAAAA!!!!"


Brak!

"Ya ampun, Azriel!" Teriak Rasi dan menghampiri putra bungsunya.

Sedangkan, Bara nampak shock dengan kejadian didepan matanya.

"Astaghfirullah, papa! Kenapa diem aja. Buruan panggil dokter!" Seru Rasi memecahkan lamunan Bara.

Bara langsung buru-buru mengambil ponselnya yang tertinggal di ruang keluarga. Sesegera mungkin menelpon dokter pribadinya.

"M-ma, Azriel udah gila!"

"Tama! Jaga bicara kamu! Bantu adik kamu," perintah Rasi mutlak.

Tama dengan tangan bergetar membantu membenarkan posisi tidur Azriel dengan benar.

Cairan merah sudah bercecer dimana-mana. Bibirnya pucat dengan mata menutup rapat.

Hingga, dokter dan 2 suster datang dan mulai menangani segalanya. Semua - Bara, Tama, Rasi - menunggu di depan pintu kamar Azriel dengan perasaan yang---ah, tak bisa jelaskan.

Rasi sedari tadi tak henti mengeluarkan air matanya. Walau tak ada isakan namun, menangis dalam diam adalah hal menyakitkan.

Bara turut menenangkan istrinya walau dirinya pun tak tenang. Kegelisahan, kekhawatiran, dan semua ingatan dimasa lalu kembali lagi.

Tama bersandar di dinding dengan perasaan gelisah. Seakan semuanya ini....

Deja Vu!

°°°

"Woy bang! Dari mana aja Lo?" Tanya Candra kerinduan.

Azriel menatap Candra dan Bayu sinis. "Lepas! Lo berdua ngapain peluk gue, jijik!"

Kompak, Candra dan Bayu mendengus kesal. Melepaskan pelukan teletabis mereka.

"Habisnya Lo kemana aja 2 hari ngilang? Awas Khanza gue rebut," ucap Bayu santai tanpa tau akibat selanjutnya.

Bug/

Nahkan, telak sudah. Tulang kering Bayu ditendang kuat oleh Azriel. Membuat sang empu menjerit ke-enakan eh, kesakitan.

"Sialan! Sakit bego,"umpatnya.

"Gue pergi dua hari itu mikirin cara buat deketin Khanza. Sampe Lo deketin dia, habis nyawa Lo!" Ancaman dengan nada menusuk membuat bulu bawah Bayu meremang.

Bulu ketek, ga usah ambigu!

"Iya, iya. Gue bercanda."

"Eh, bang."

Panggilan Candra membuat Azriel menolehkan kepalanya menatap Candra dengan satu alis terangkat.

AZRIEL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang