I Love Him

500 68 2
                                    

Soojin bahagia. Hanya kata yang mampu menggambarkan kondisinya saat ini. Semua hal jadi terasa indah, hidup nya tak lagi seperti dulu. Tidak ada lagi kesepian dan kesendirian. Seseorang dari masa lalu datang dalam hidupnya.

Han Seojun

Pria yang kini berjalan sembari memegang tangannya, melewati orang-orang yang pastinya mengenal Seojun. Seorang idola digandrungi banyak fans, bergandengan tangan dengan seorang wanita. Perhatian semua orang tertuju pada mereka. Awalnya Soojin malu dengan perlakuan Seojun, tapi setelah melihat keyakinan dari sinar mata Seojun. Membuat Soojin percaya diri dan berani.

"Aku baru saja mengabari agensi ku... Tentang kita,"

"Kau sangat berani, Seojun-ah,"

Seojun menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah Soojin. Kedua tangannya kini menangkup pipi Soojin. Memberikan senyuman terbaiknya untuk menyakinkan Soojin.

"Untuk kau... Aku harus berani. Apapun yang terjadi, aku tidak akan pernah meninggalkanmu. Mungkin ini akan berdampak juga bagimu, karenanya... Kau juga harus berani..."

Keduanya melanjutkan perjalanan mereka sembari bergandengan tangan. Beberapa orang yang melihat mereka pun ada yang memberi ucapan selamat atau memfoto keduanya.

Tak sampai lima menit, mereka tiba di depan pintu apartemen Soojin. Ketika Soojin membuka pintu, detik itu juga waktu terasa berhenti. Tak lama Seojun muncul di belakang Soojin, melihat orang yang ternyata menunggu di ruang tengah.

Orang tua Soojin
.
.
.
.

"Orang tua Soojin adalah penyebab utama yang membuat kondisi mentalnya tidak stabil... Terlebih sikap ayahnya yang kasar..."

Perkataan dr. Cha kepada Seojun, beberapa waktu lalu terbukti benar. Mereka bahkan belum duduk sejak tiba, tapi ayah Soojin hanya menatap Soojin.

Tatapan intimidasi. Siapapun bisa takut jika melihatnya, tak terbayangkan bagi Soojin yang harus tumbuh besar dengan tatapan seperti itu. Sepatah katapun tidak Soojin ucapkan. Dirinya hanya diam, tapi Seojun bisa melihat jemari tangan Soojin yang terkepal erat. Hingga merah.

Takut

Cemas

"Kesalahan terbesarku adalah membiarkanmu tinggal seorang diri. Tak ku sangka... Kau menjadikan ini sebagai kesempatan untuk berpacaran dengan pria ini..."

"Yeobo... Biarkan mereka duduk dan bicarakan baik-baik,"

Seojun mulai naik pitam mendengar perkataan tersebut, namun ia masih bisa menahannya. Ia marah karena menyadari bahwa ibu Soojin adalah wanita yang terlalu takut dengan ayah Soojin. Sehingga ibunya sendiri tidak bisa melindungi Soojin.

Tidak ada yang melindungi Soojin, bahkan keluarganya.

"Dasar anak tidak bergun-"

Ayah Soojin hendak menampar Soojin, beruntungnya Seojun cepat tanggap dan menahan tangan tersebut.

"Berani sekali kau-"

"BERHENTILAH MENYAKITI ANAKMU! KAU LAH PENYEBABNYA!KAU-"

"ARGHHHH"

Suara teriakan Soojin membuat Seojun terdiam seketika. Ia hampir melayangkan tinju ke wajah ayah Soojin, tapi ia urungkan. Wajah Soojin merah padam dan air mata mengalir deras... Ia segera berlari keluar.

"Soojin-ah!"

Sebelum mengejar Soojin, Seojun berhenti di ambang pintu. Tanpa berbalik untuk menghadap ayah Soojin.

"Kau tidak bisa melindunginya. Biar aku yang melindunginya... Tuan Kang,"
.
.
.
.
Seojun berlari tak tentu arah, matanya menatap ke penjuru gang untuk menemukan keberadaan Soojin. Kekasihnya itu bahkan pergi tanpa alas kaki, di musim dingin.

Our Happiness | Seojun & Soojin's FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang