2

9 3 0
                                    

Ceklek

Savira membuka kamar papinya dan berlari merangkul lengannya.

"papi!! Aku mau ikut study tour ke Bandung bareng temen-temen aku" rengek Savira dengan manja.

"gak Savira! Papi sudah membeli tiket untuk pergi ke Paris. Di Bandung juga gak ada yang jagain kamu di sana" tolak ayahnya dengan tegas.

"ya udah, papi kirim bodyguard papi untuk jagain aku disana" paksa Savira agar dapat diperbolehkan pergi.

"papi bilang enggak ya enggak!"

"oke! Aku pergi sendiri kesana tanpa ijin papi!" bantah Savira dengan tegas.

"coba aja kalau bisa." sembari memasang wajah meremehkan.

Savira ditarik oleh papinya dibawa masuk kedalam kamar dan dikunci rapat olehnya agar Savira tidak dapat kabur.

"Papi!! Papi gak bisa perlakuin aku kayak gini! Aku akan keluar dari sini!" teriak Savira dari dalam kamarnya sembari memukul mukul pintu.

"Gue harus keluar dari sini. Gue muak harus diatur setiap hari seperti ini, dikira gue robot apa? harus patuh terus sama tuannya."

Ting

1 PESAN MASUK [LIHAT PESAN]

"Selamat anda terpilih mendapat 1 tiket untuk pergi kemana saja yang anda inginkan, datanglah ke alamat yang diberikan." Savira membacanya dengan saksama berulang kali.

"Seru juga nih, gue gak perlu ijin sama papi untuk pergi. Gue bisa keluar lewat jendela kamar gue yang mengarah ke halaman depan."

Ia mengeluarkan pesan yang ia baca dan beralih ke beranda handphonenya. Savira dibuat terkejut dengan apa yang ia lihat.

"aplikasi apaan ini? Lambangnya sama kayak dipesan tadi."

Savira membuka aplikasi itu dan pesan yang sama muncul kembali. Ia membulatkan niatnya untuk pergi ke alamat tersebut.
Tak pernah terpikir olehnya kalau pesan itu berbahaya atau tidak.

Ia menyiapkan tas ranselnya dan menyiapkam barang-barang yang dibutuhkannya untuk kabur sekalian berlibur.

"ini kesempatam gue untuk ngelanggar semua aturan papi. Akhirnya gue bisa bebas, yess!"

Savira nekat pergi tanpa ijin dari papinya dan menuju angkutan umum untuk mencari tempat tinggal terlebih dahulu.

.
.
.

"kak.." panggil Lily menghampiri Cindy yang sedang melamun menghadap ke jendela.

"iya, kenapa Li?" jawab Cindy mengalihkan pandangannya kepada Lily.

"hari ini bu guru panggil aku ke kantor kak." cerita Lily dengan wajah murung.

"kenapa Lily dipanggil? Kamu buat salah ya?"

"enggak kak, aku ditanya kapan bayar uang sekolahnya. Kita udah nunggak 5 bulan kak." jelas Lily.

Cindy terdiam. Ia tau kalau ia belum membayar uang sekolah adiknya yang sudah menunggak selama 5 bulan. Sejak kedua orang tuanya meninggal karena kecelakaan, hidup Cindy dan Lily semakin sulit. Membuat Cindy uring-uringan dan bingung harus melakukan apa.

Sampai akhirnya Cindy memutuskan untuk tidak kuliah dan mementingkan kehidupannya dengan Lily yang tetap terus bersekolah.

"iya, nanti kakak bayar ya minggu depan. Kakak cari dulu uangnya" sembari memperlihatkan senyumnya kepada Lily.

Lily tersenyum senang mendengar perkataan kakaknya itu, lalu berlalu pergi ke kamarnya.

***

"Permisi, Apakah disini ada lowongan pekerjaan?" tanya Cindy kepada pegawai yang sedang membereskan meja.

"Maaf, disini sudah tidak menerima karyawan lagi." jelas pegawai itu.

Cindy mengangguk lalu pergi dari restoran tersebut. Ini sudah kelima kalinya ia ditolak kerja dalam hari ini, ia mulai kehilangan semangatnya untuk melamar pekerjaan. Bahkan langit sudah mulai gelap untuk berganti menjadi malam.

"Udah lah pulang aja. Cari lagi besok." Cindy berjalan kaki menuju rumahnya dengan sedih dan tak bersemangat.

'eh lu tau aplikasi X? Katanya aplikasi ini bisa tau kita lagi membutuhkan apa, dan nanti aplikasi ini akan mengabulkan apa yang kita mau'

'ah masa sih, gak percaya gua'

'katanya sih gitu, tapi gua juga kurang tertarik sih kan gua udah punya semuanya' sembari tertawa bangga.

Cindy mendengarnya dengan saksama dan ia mulai tertarik untuk medownload aplikasi tersebut. Karena ia sangat membutuhkan uang sekarang ini.

Ting

1 PESAN MASUK [LIHAT PESAN]

Pesan itu keluar dari aplikasi yang baru saja ia download.

"Selamat anda terpilih mendapat uang sebesar 50 juta, datanglah ke alamat yang diberikan." ucapnya.

Cindy melongo mendengar pesan yang baru masuk di handphonenya itu. Ia langsung mencatat alamat tersebut ke catatannya agar nanti dapat pergi ke sana.

Baginya sekarang yang sangat ia butuhkan adalah uang untuk kehidupannya dan Lily adiknya.

•••

Collaboraction by: _BIru_&_uNgu_

ApplicationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang