Setelah merapikan kasur UKS dan mengunci pintunya, kami berjalan menuju ke ruang guru untuk mengembalikan kunci, lantas bergegas keluar dari gedung sekolah menuju ke gerbang untuk pulang.
Di tengah perjalanan pulang, Kita-san tiba-tiba menanyakan sesuatu yang acak padaku.
"Apa kau menikmati waktumu di klub?"
Aku tertegun, kemudian berpikir sesaat, lalu menjawab pertanyaannya.
"Kurasa aku selalu menikmatinya. Meski orang ingin berkata seperti apapun, aku menikmati hal yang kusukai sejak awal. Tidak lebih,"
"Begitukah? Hm, baiklah,"
"Kenapa menanyakan hal seperti itu?"
"Entahlah, hanya terpikir sejenak. Seperti apa yang akan kau lakukan setelah lulus nanti, hal-hal semacam itu."
Aku tersadar, bahwa Kita-san sebentar lagi akan lulus, dan ada kemungkinan ia tak akan menemuinya.
Aku terhenti sejenak. Memastikan sesuatu di dalam pikiranku, sementara Kita-san yang menyadari langkah kakiku yang terhenti ikut berhenti pula.
"...ada apa?""Untukku, mungkin saja aku akan tetap lanjut untuk bermain voli. Dan jika tiba waktunya permainanku nanti muncul di layar televisi atau tersorot di tengah lapangan, tolong untuk menyempatkan diri menontonnya sejenak." Masih dengan ekspresi datarku, aku mencoba menanggapi keraguan yang diungkapkan Kita-san sebelumnya.
Kita-san hanya berdiri di sana, mematung tanpa kata, kemudian tertawa kecil sembari menjawab pernyataanku.
"Baiklah, jika itu yang kau inginkan. Tentu saja, aku akan melihatnya nanti."
Dengan jawaban seperti itu, telah membuatku lega sepenuhnya.
Karena aku tak perlu takut jika aku tak bisa bertemu dengannya lagi suatu hari nanti.
END.
***
//Yap, sudah selesai. Silahkan kasi komen vote krisar terserah yes, tapi kalo ngasih hujatan lapangan kosong boss >:D//
Sampai bertemu di fanfic lainnya!
-Nyankopon
KAMU SEDANG MEMBACA
A Little Chance | (SunaKita Fanfic)
Fanfic[⚠️WARNING!⚠️ : This fanfic contains BL. If you were underage or disturbed by BL context, please just skip it or get under parent's advisory!!!] Mungkin awalnya hanya terasa biasa saja. Aku yang terkadang selalu bertingkah dan bersikap datar, dan Ki...