Chapter 1

940 89 17
                                    

[WARNING BL!! Namun masih dalam jangkauan aman. Jika anda risih dengan hal2 berbau BL, silahkan skip, jika anda masih di bawah umur, harap didampingi orang yang lebih tua <:D]

//Gatau gegara rizki jadi kepincut pengen bikin fanfic SunaKita. Yodahlah gaskeun—maap ga pernah bikin kek ginian. Kasih krisar bolehlah diterima, kasih hujatan baku hantam kita >:D//

//Ini dari sudut pandang si Suna, btw ini masih BL yg ringan, nggak ada NSFW. Iya kan? Yodah enjoy~//


Dari sudut pandang orang lain, mungkin Kita-san adalah orang yang susah ditebak. Bagiku, aku sependapat dengan mereka.

Kita-san itu...uh bagaimana cara mengatakannya ya? Mungkin terkesan di luar hal wajar...extraordinary?

Saat latihan berlangsung dan kami terlihat bermalas-malasan di tengah kegiatan, bukan karena kelelahan atau apapun, rasanya benar-benar was-was ketika dia berada di sekitar kami. Mengawasi dengan tatapan datar yang kosong nan dalam, sudah membuat bulu kuduk kami merinding begitu saja.

Nilainya di dalam pelajaran serta ulangan bisa dibilang, cukup sempurna. Saking sempurnanya, dia cukup merasa asing dengan kehadiran kata "nilai merah". Dan beberapa kali aku menangkap basah dirinya berbicara kepada binatang dengan bahasa yang...lucu?

Meskipun banyak sisi aneh nan abstrak yang kutemukan pada diri Kita-san, tak memungkiri bahwa dirinya sebenarnya juga memiliki sisi yang baik.

Sekali waktu aku pernah menangkap basah Kita-san kembali, masuk ke dalam ruang ganti membawa sebungkus plastik penuh dengan makanan dan minuman dari minimarket terdekat. Aku cukup penasaran untuk apa dia membeli sebanyak itu, dan kemudian keluar tanpa membawa apapun.

Setelah beberapa saat ia pergi, Atsumu datang masuk bergiliran. Dan beberapa detik setelahnya, aku hanya mendengar suara isak tangis yang serak dan teriakan tak jelas dari Atsumu, namun seketika aku tersadar.

Saat latihan di gymnasium tadi, aku mendapati Atsumu terkena omelan dari Kita-san dan menyuruhnya pulang. Bukan tanpa alasan, tapi karena Atsumu memaksakan dirinya berlatih meskipun tubuhnya sedang merasa tidak enak.

Sedingin apapun tatapan dan sikapnya, tidak memungkiri bahwa ia juga punya sisi perhatian kepada orang lain. Nyatanya, hal itu hanya membuatku cukup terpana dan menghormati sosoknya.

Namun, benarkah hanya sebatas itu saja?

***

/Hm. Sepertinya aku menaruh peran Uke pada Suna secara tidak sadar. Yoweslah wes entuk sakmene.

Okeeeh guiss. Lagi-lagi karya iseng terselesaikan dengan gercep kembali. Gatau dah lagi lancar beut ni jari ngetak-ngetik kibord. Yah, karena iseng, silahkan enjoy senyaman mungkin yes <:D//

A Little Chance | (SunaKita Fanfic)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang