.
This chapter inspired by the song Day6 - I Would and Kodaline - All I Want
Seorang gadis dengan rambut sebahu itu tampak menatap makam abu didepannya dengan mata yang sembab. Terhitung sudah sejak satu jam yang lalu gadis berparas cantik itu terus-terusan menunduk, menumpahkan cukup banyak air matanya disana, membuat dua orang gadis bertubuh jangkung yang berada dibelakangnya itu menatapnya dengan khawatir.
"Yuri unnie, sudahlah. Berapa lama lagi kau akan terus-terusan menangis seperti itu?"
Jang Wonyoung, salah seorang temannya itu meraih bahu Yuri mencoba untuk menenangkan gadis itu.
"Wonyoung benar unnie. Akan lebih baik jika Yuri unnie menyudahi penyesalan unnie itu. Ini sudah tujuh tahun sejak kepergiannya. Aku yakin Yena unnie pasti sudah tenang dan bahagia diatas sana. Kau tak perlu lagi menangisinya selama itu, unnie." Bujuk Yujin disebelah Wonyoung.
"Tidak. Biarkan aku disini sebentar saja bersama Yena unnie. Ini semua salahku. Jika saja aku yang bodoh itu tak mengabaikannya selama berbulan-bulan saat itu, jika saja aku tak memintanya untuk menjauhiku selama tujuh hari itu, ini semua takkan pernah terjadi. Yena unnie akan terus bersamaku. Aku terlalu banyak menyakitinya. Ini semua salahku.." tangis Yuri yang mulai kembali memecah.
"Sudahlah unnie, Yena unnie pasti sudah memaafkanmu. Dia takkan tenang jika melihatmu menangisinya terus-menerus seperti ini. Ikhlaskan dia, ya? Ayo mulai kehidupan yang baru, unnie."
"Wonyoungie, Yujinie, bisa tolong tinggalkan aku sebentar saja? Lima menit saja. Setelah itu aku akan menuruti keinginan kalian untuk pulang."
Yujin dan Wonyoung saling menatap sejenak, lalu beberapa detik kemudian kedua gadis itu nampak mengangguk dan memutuskan untuk beranjak keluar dari dalam sana, membiarkan Yuri tenggelam dalam dunianya.
"Yena unnie. Selamat anniversary." Ucap Yuri menatap bingkai foto Yena yang tersenyum cerah didepannya. "Kali ini aku takkan melupakan hari jadi kita, unnie. Aku tahu, betapa bodohnya aku saat itu. Seharusnya aku tak membiarkanmu pergi dengan membawa kue yang telah kau buat semalaman untukku. Seharusnya aku berlari memelukmu, merayakan hari jadi kita dengan bahagia saat itu. Aku terlalu bodoh. Maafkan aku." Isaknya menahan tangis.
"Aku merindukanmu, unnie. Sungguh. Entah berapa banyak aku membaca tulisan didalam buku harianmu itu. Seandainya saja aku bisa mengganti tujuh hari itu dengan tujuh hari keinginan yang kau buat saat itu.."
"Seandainya aku bisa memutar waktu kembali ke saat itu. Aku tak akan pernah membiarkanmu pergi unnie. Meski hanya sejenak, aku tak akan membiarkanmu pergi lagi dari sisiku." Katanya menunduk.
"Yena unnie. Bisakah, bisakah aku bertemu denganmu lagi? Kumohon, biarkan aku memperbaiki kesalahanku saat itu.." tangisnya yang kembali memecah.
"Maaf. Maafkan aku."
"Aku mencintaimu, Yena unnie." Katanya lagi, menaruh karangan bunga yang dibawanya itu bersebelahan dengan guci abu milik Yena.
Ditatapnya bingkai foto Yena itu sejenak sembari membersihkan debu yang menempel pada kaca dan sisinya.
"Aku pulang dulu, unnie. Aku akan mengunjungimu lagi jika aku terlampau merindukanmu.." bisik gadis itu sebelum akhirnya dengan berat ia melangkahkan kakinya keluar dari dalam sana.
....
KAMU SEDANG MEMBACA
7 Days | YenYul (GxG) [END]
Fanfiction7 hari dimana Jo Yuri mulai menyesali segalanya.. ⚠️ GxG! ° Angst, fantasy, romance ✓ 7th Fanfic --Short Story-- • Start : 16 Februari 2021 • End : 09 Maret 2021 [COMPLETED]