[ 1 ]

320 35 10
                                    


•••

Siang ini cuaca lumayan panas sehingga orang berbondong-bondong untuk melindungi diri dari terik matahari padahal hari sudah mulai memasuk jam sore. Mungkin karena memasuki musim kemarau. Sehingga mereka tak ingin kena panas nya matahari.

Tak termasuk gadis dengan blazers cotsu sedang duduk disalah satu bangku didekat kolam air mancur. Termenung menikmati pancuran air yang mengeluarkan sedikit kibaran air memmbuat kolam tersebut menjadi lebih cantik.

Drt drt drt

"Hallo ... "

Setelah menjawab pertanyaan dari sebarang telpon. Gadis itu langsung menyandang tas selempang mininya ke pundak. Dan segera pergi dari sana.









"Non, nyonya kembali memuntahkan makanannya dan selalu menolak minum obat." Ujar salah satu perawat pribadi di kediaman keluarga gadis itu.

Gadis itu hanya menangis tanpa mempedulikan perawat tersebut dan segera berlari kedalam kamar. Dimana kamar tersebut terdapat salah satu wanita setengah abad sedang terbaring mengunakan selang infus disalah satunya.

Gadis itu terus terisak dan berjalan pelan kearah ranjang. Ia menghapus air matanya dan mengusap tanggan wanita parubaya itu.

"Mama," panggil pelan.

"Kenapa mama kaya gini lagi..?" Ia berujar cukup pelan sambil mengusap tangan sang ibu.

Wanita parubaya itu membuka matanya dan mendapat gadis itu sendu, "Jennie..." ujar lirih.

"Mama?" ucapnya terkejut.

Karena selama ini mama sudah tak pernah menyebut nama itu kepadanya. Yang hanya dia sebut 'dia siapa?'.

"Jennie kenapa menangis?" Ujar wanita yang dipanggil mama itu pelan, sembari berusaha untuk menghapus air mata uang terus mengalir di pipi bulat putrinya.

"Jennie kangen Mama," ucapnya langsung memeluk mamanya.

Perasaan gadis itu amat sangat senang ketika ibunya sudah mengingatnya kembali.

***

"Taeyong, Lo kapan sih bakal berubah? Kemarin gue di teror sama si Euhna katanya di telat dua minggu?" Ujar cowok dengan rambut sedikit gondong dengan tas gendong di pundak kirinya sembari berjalan beriringan dengan cowok disebelahnya yang sangat cuek dengan ucapannya.


"Hmm" balasnya.

"Kalau lo gak niat tanggung jawab jangan di lakuin." Ujar cowok gondrong itu.

"Denger Yuta. Dia main bukan sama gue aja, kenapa gue harus tanggung jawab? Dan juga gue gak sembarang itu buat buang peju gue kemana-mana."

"Terserah lo deh. Tapi yang pasti jangan kasih nomor gue jika lo udah cobain cewek. Lo kira enak apa di salah akibat perbuatan yang gak gue lakukin."

Cowok bernama Taeyong itu tak memperdulikan ucapan sahabatnya. Ia langsung menjatuhkan tasnya dan duduk mengeluarkan ponselnya seolah tak melihat Yuta.

"Anjing!!!"

"Kenapa lagi Yuta?" Tanya Nayeon yang kebetulan masuk setelah Yuta dan Taeyong.

"Tau Nay. Teman Lo ni?  Bikin naik darah tiap hari." Balas Yuta.

"Kenapa lagi?" Jiwa kepo Nayeon keluar.

"Biasa. Hal yang sangat biasa seorang Taeyong Rafoeldo lakukan." Tekan Yuta.

"Lo ngehamili siapa lagi Yong?" Seru Nayeon penasaran.

"Oi Mulut."

Tiba-tiba cowok paling tinggi di kelas itu bersuara. Mengejutkan beberapa anak kelas di sana. Dari arah belakang Taeyong dan Yuta.

"Apaan si John. Gue gak budek ya?" Sewot Nayeon.

"Lo cewek tapi mulut lemes banget kaya slime mainan Adek gue." Timbal cowok dengan gigi kelinci yang kebetulan sedang disamping Johnny.

Nayeon menatap cowok itu dengan sinis.

"Masih mending Slime dari pada gigi maju lima Senti. Iwyuu..." Balas Nayeon berekspresi Jijik.

"Gini-gini mantan gue cantik-cantik ya."

"Mantan aja dibangga-in,"

"Jangan lupa Nay. Lo dulu mantan gue."

"Jijik gue dulu Nerima Lo. Mata gue ketutup ban sangking gak biasa beda manusia kayak Lo."

Beberapa menit adu bacot antara kedua terjadi. Beberapa anak dikelas bisnis hanya geleng-geleng kepala melihat kedua.

"Udah Nay. Bob. Gak capek apa tiap hari berantem Mulu."

"Gak," jawab kedua kompak.

"Au ah pusing punya teman gak ada yang Normal." Gumam Yuta berdiri diantara Nayeon dan Bobby. Dan pergi ke arah bangku depan, duduk dekat seorang wanita pemilik bibir cantik.

"Mending dekat ayang soya ajah," ujar Yuta sembari mengedipkan salah matanya.

To be continued...

Syaillia Forest'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang