22

2.4K 165 5
                                    

Hari ini... MaxTul resmi pindah ke perumahan Raikantopeni. Joss juga ikut tinggal bersama dengan mereka.

"Sebel banget gua sumpah... Kenape lu ikut pindah sih heh." Kata Ohm kesel. Ohm sedang membantu popo dan nana nya angkat barang-barang kedalam.

"Biarin apa... Gua kan mau tinggal ama ortu gua. Repot lu, inget om nih." Kata Joss bangga. "Awas lu ya deket-deket P'Pluem. Gua gorok leher lu." Ancam Ohm, Joss menjulurkan lidahnya untuk meledek Ohm.

"Heh udah... Ini kenapa ribut didepan pintu sih." Tegur Tul. "Sorry nana..." "Sorry pi..."

Setelah semua barang disusun. Zee rebahan di karpet, disusul oleh Joss dan Mile.

"Cape anjer... Kenapa barangnya banyak sih pi, kan kalian cuman berdua." Kata Zee. "Kan kebanyakan barang kalian juga, walau barang waktu kalian kecil udah gak kepake. Tetep papi simpen." Jelas Tul.

"Barang Joss gak ada tuh... Cuman perlengkapan bayi." Keluh Joss. "Mohon maaf nih, lu dibawa aja pas masih bayi." Kata Mew yang melempar bantal sofa ke Joss. "Oh iya hehehehe."

"P'... Enak gak tinggal disini?" Tanya Joss tiba-tiba. "Enak, rame... Trus seru... Pokoknya asik deh." Jelas Zee. "P'Zee udah lama kenal sama P' yang lain?" "Yaps... Mereka yang nemenin gua, mereka yang dukung gua, mereka yang selalu bantu gua. Pokoknya mereka pengganti daddy dan papi." Zee memandang langit-langit rumah.

Mew, Mile, Zee dan Joss tertidur. Mereka terlihat sangat kelelahan. Tul yang melihat keempat anaknya tertidur pulas pun inisiatif mengambil selimut.

Max memperhatikan mereka.

"Mereka cepet banget besarnya." Tutur Max. "Kamu melewatkan masa pertumbuhan Zee dan Joss." Tul menghampiri Max dan duduk.

"Inget ya... Harta gak akan dibawa mati, anak dan keluarga lebih penting dan berharga." Tul memeluk pinggang Max dan meletakkan dagunya dipundak Max. "Iya sayang... Mereka dan kamu lebih penting. Aku gak akan mengulangi hal yang sama, aku gak mau kehilangan kalian."

"Oh iya... Kok kamu bisa ketemu Joss?" "Aku ke apartemen Joss, awalnya dia nolak. Karna dia gak kenal sama aku, aku jelasin. Dia gak percaya sama aku. Aku keluarin semua buktinya dan ya, satu pukulan yang aku dapatkan." Jelas Max. "Hm.... Aku agak salut sama Zee dan Joss. Segitu buruknya perilaku kamu, tapi mereka tetap mencoba memanfaatkan kamu." Kata Tul.

"NANA... POPO..." Teriak Ohm.

"Waduh pada tidur." Kata Win yang melihat Mew, Mile, Zee, dan Joss tidur.

"Hai om..." Sapa Off. "Aduhh, papi saja. Biar enak didengarnya." Kata Tul. "Ah... Iya pi."

Semua orang sudah berkumpul dirumah baru MaxTul. Termaksud cucu-cucu nya.

"Woy bangun!!! Tidur terus ye." Kata Tay. Mew kaget dengar teriakan Tay. "Sialan lo Tawan." Mew melempar bantal sofa. Tay berhasil menghindar. "Loh Gulf mana?" Tanya Tul. "Tuh... Lagi mau bikin minum pi." Tunjuk Saint. "Ohhh yaudah... Sini duduk, jangan berdiri terus kalian."

Max membangunkan Mile, Zee, dan Joss.

"Hari ini mau ngapain?" Tanya Gawin. Yang lain hanya diam merenung. Sebenernya mereka juga tidak tahu mau ngapain.

"Nah... Dari pada bingung mau ngapain. Mending yang udah kuliah belajar bisnis mulai sekarang, biar kalian bisa nerusin." Kata Podd tiba-tiba. "HAH!? OGAH!"

"Loh kenapa emangnya, kan seru tau..." Kata Tul. "Engga nana, Ohm udah pusing sama materi di kampus, di tambah lagi sama dokumen-dokumen kantor... Beuhh, ntar aja dah." Tolak Ohm. "Katanya lu mau bikin Pluem seneng, mana... Disuruh kerja aja males." Ledek Fiat. "Heh enak aja."

Raikantopeni GangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang