Bagian Pertama - Awal Mula

1.1K 64 9
                                    

.
Siang itu, Terlihat dua orang pemuda berparas identik sedang memakan bekalnya bersama di kantin sekolahnya

Merekalah Halilintar dan Taufan, anak kembar paling populer di sekolahnya. Halilintar yang tampan dan Taufan yang pintar lah yang membuat mereka menjadi dikenal hampir semua orang di sekolah. Mereka hanya tinggal berdua, orangtua mereka bekerja di luar kota dan meninggalkan mereka sejak mereka lulus SD. Untunglah Taufan juga memiliki kemampuan mengurus rumah tangga dari membersihkan rumah, mencuci baju, memasak, dan lain-lain jadi orangtua mereka tidak perlu lagi menyewa pengasuh anak

Mereka makan dengan tenang tanpa ada yang berniat membuka suara, yah mungkin hanya saat itu sebelum Taufan meminta izin pada Kakaknya

"Eh, Kak. Nanti kita pulang naik bis atau jalan kaki?" Tanya Taufan pada Halilintar yang terlihat sibuk memakan bekalnya

"Jalan Kaki" Jawab Halilintar dengan nada datar khasnya

"Loh, tumben? Biasanya ngajak naik bis?" Heran Taufan menatap bingung kakaknya yang terlihat masih fokus dengan makanannya

"Ya gapapalah sesekali. Lagian ga terlalu jauh, kan?" Jawab Halilintar masih dengan nada yang sama, namun sedikit lebih lembut dari sebelumnya. Taufan menganggukkan kepalanya tanda mengerti, tapi.. Kaya ada yang janggal dari kata-kata kakaknya

"Eh, apa?" Bingung Taufan, ia merasakan ada kejanggalan dari jawaban kakaknya tadi

Ia memikirkan kembali kata-kata kakaknya tadi

'Ya gapapalah sesekali. Lagian ga terlalu jauh, kan?'

'Lagian ga terlalu jauh, kan?''

'ga terlalu jauh, kan?'

Ting!

"Apa kakak bilang?! Ga terlalu jauh?! Kakak sehat gak sih? Karak rumah kita ke sekolah itu kurang lebih 5 km loh! Masa iya segitu dibilang deket?!" Ucap Taufan sedikit keras karena kaget dengan apa yang Halilintar bilang tadi

"Ya kalo dari sekolah kerumah memang jauh, tapi aku mau ajak kamu ke Toko Buku dulu, aku pengen beli buku. Sekalian kamu juga kalo mau" Jawab Halilintar dengan santai

"Owalah, yasudahlah" Balas Taufan sembari menganggukkan kepalanya

Setelah itu mereka melanjutkan makan siangnya sebelum bel tanda selesainya istirahat berbunyi

— Kriingg.. Kriingg..

Bel Tanda selesainya istirahat telah berbunyi, seluruh murid di sekolah itu terlihat terburu-buru masuk ke ruang kelas mereka masing-masing, begitupun Halilintar dan Taufan yang juga ikut masuk ke ruang kelas mereka

Karena Halilintar dan Taufan sekelas di kelas X IPA 2, Jadi mereka masuk di kelas yang sama dan duduk di tempat duduk yang diklaim sebagai tempat duduk mereka berdua

Mata Pelajaran Fisika pun berlangsung di kelas yang kurang lebih berisikan 30 siswa itu. Taufan terlihat semangat mempelajari mata pelajaran yang menurut siswa lainnya membosankan serta memusingkan kepala mereka. Tapi siapa sangka, Taufan adalah salah satu murid yang berbakat pada mata pelajaran yang dapat membuat otak terasa terbakar itu. Selain Fisika, Taufan juga berbakat pada bidang Bahasa Inggris, Kimia, Biologi, Olahraga, dan Matematika walau nilai Matematikanya lebih rendah dari kakaknya

Jam pelajaran itu telah berlangsung sekitar 10 menit, sekarang waktunya tugas diberikan. Dengan cepat Taufan mengerjakan tugas sebanyak 20 butir soal yang diberikan oleh guru Fisikanya

15 Menit telah berlalu, Taufan telah menyelesaikan tugasnya, iapun melihat ke arah buku Halilintar dan bertanya dengan berbisik, supaya tidak terdengar oleh yang lain

MY TWIN [ Slow Up ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang