Bagian Kedua - Sekolah

648 56 15
                                    

. .
Previous Chapter

"Taufan, kamu ga bikin makan malam?"

-

"Ah, aku lupa!" Paniknya karena ia lupa memasak makanan untuk malam ini. Tanpa basa-basi lagi ia terus meninggalkan kursinya dan langsung berlari ke dapur yang berada di lantai bawah

Tapi, Halilintar menahannya tiba-tiba. Taufan semakin panik karena ia takut kakaknya akan marah mengingat sifat kakaknya yang mudah marah

Tetapi, sepertinya ia salah berfikir

"Jangan lari-lari, nanti jatuh" Ucapnya singkat, lalu ia menarik tangan Taufan secara perlahan, perlakuannya itu membuat Taufan kebingungan, namun ia menuruti saja

Sesampainya di dapur ia berjalan ke tempat penyimpanan bahan makanan yang teridi dari lemari makanan, kulkas, dispenser dan lainnya

"Kak Hali mau makan apa?" Tanya Taufan tanpa menoleh sedikitpun ke kakaknya

"Apa aja yang ada, yang penting makan" Jawab Halilintar yang dibalas anggukan oleh Taufan

Ia mencari-cari bahan makanan yang mudah dibuat, ia juga mulai bingung karena stok bahan makanan sudah mulai habis

Setelah membuka kulkas, ia menemukan empat buah telur yang berada didana, ia rasa cukup untuk makan malam kali ini

"Makan telur aja ya? Cuma ini yang ada. Mie instan juga sudah habis" Tanya Taufan memastikan dan dibalas anggukan kepala dari Halilintar tanda setuju

Ia menuangkan minyak ke penggorengan yang telah disiapkan sebelumnya dan menunggu hingga panas, Sambil menunggu ia menyiapkan nasi supaya lebih dingin saat ia dan kakaknya makan nanti

Minyak di penggorengan telah panas, Taufan memecahkan dua buah telur ke penggorengan lalu membubuhkan sedikit garam dan menunggunya hingga matang. Setelah matang ia meniriskan minyak dari telur itu dan menaruhnya di atas salah satu piring yang telah diisi nasi putih. Lalu ia melakukan hal yang sama seperti sebelumnya untuk memasak porsi kedua atau porsi miliknya

Tak lama kemudian, dua porsi makan malam telah siap. Taufan membawa dua buah piring dan dua buah gelas yang berisi air putih ke meja makan. Ia menyodorkan salah satu piring dan gelas ke hadapan Halilintar, Halilintar yang melihat itu terus menarik piringnya dan mulai memakannya

"Maaf terlambat.. Aku lupa, xixi" Kekeh Taufan sambil menggaruk pipinya yang tidak gatal sebenarnya:v

"Ngga biasanya kamu lupa" Bingung Halilintar pada Taufan yang juga terlihat bingung

"Ngga tau, padahal tadinya aku inget tapi kepalaku sakit banget tadi" Jawab Taufan

"Lah? Kenapa?" Tanya Halilintar

"Tak tau. Mungkin aku kecapekan aja, atau terlalu fokus belajar?" Jawab Taufan

"Mau periksa ke dokter? Takutnya jadi penyakit loh" Tawar Halilintar padanya namun dibalas tolalan lembut dari Taufan

"Ngga ah, nanti disuntik" Ngeri Taufan membayangkan kalau dirinya sedang dihadapkan dengan dokter yang menyiapkan suntikan besar untuk menyuntik dirinya. Hiii ngga mau ah ngga mau

Oke, Fan. Itu hanya bayanganmu saja.

"He eleh. Katanya mau jadi dokter kok takut sama suntikan sih?" Heran Halilintar

"Ya kan takutnya sekarang. Mana tau kalo udah jadi dokter, takutku ke suntikan jadi ilang" Balas Taufan dengan cengiran khasnya yang dibalas helaan nafas dari Halilintar yang menatap datar adiknya

"Ya deh terserahmu" Ucap Halilintar, lalu melanjutkan acara makannya dan disusul Taufan yang juga memakan makanannya

Setelah mereka selesai makan, Halilintar kembali ke kamarnya. Sementara Taufan masih berada di dapur untuk merapikan peralatan makan yang habis dipakai tadi

MY TWIN [ Slow Up ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang