UTD [0.3]

209 57 21
                                    

Untold The Darkness
-

UTD [03. Unvisible]

 Unvisible]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

"Some things that are unvisible doesn't mean they don't exist. it's just that some people don't realize what's really going on,"

Menarik lengan kekar itu kesana kemari tanpa mengindahkan intrupsi sang empu yang terus.melempar protes. Gadis dengan surat coklat terang itu tertawa girang ketika berhasil membawa Alteir ke cafetaria.

"Kenapa sih Alteir susah banget kalo diajak ke sini?" Seperti biasa, gadis itu akan melempar tanya pada hal-hal yang membuatnya keheranan. "Emang Alteir nggak laper?"

Maka dengan mudah Alteir menjawab. "Enggak,"

Isse mengerutkan dahi, gadis itu menolehkan kepalanya dan menatap Alteir menelisik tubuh lelaki itu dari atas sampai bawah.

"Pantes kurus," celetuknya enteng tenpa berpikir jika itu sudah masuk pada kategori bodyshaming.

Dengan berat Alteir menghela nafas dan memejamkan matanya singkat. Demi apapun, Alteir sangat ingin membuang Isse jauh-jauh darinya. Bukan tanpa alasan, dirumah ada Mars yang selalu merecokinya dan sekarang di sekolah ada Isse.
Bisa tidak sekali saja kedua mahkluk itu membiarkannya hidup dengan tenang dan damai tanpa kebisingan atau keributan yang selalu mereka ciptakan?

"Tumbenan, biasanya kudu gue geret dulu lo kesini baru mau. Padahal bunda suka ngewanti-wanti buat ajakin lo makan," itu suara Mars yang baru saja mengambil posisi duduk di hadapan Alteir dan Isse. "Pasti di tarik  ni cewe," sambung Brian yang ikut duduk di sebelah Mars.

Tapi kali ini bukan Alteir yang merasa risih melainkan Isse. Gadis itu menatap kedua sahabatnya dengan lirikan sinis.

"Kenapa mukanya kaya ngajak gelud gitu?" tanya Brian tidak peka.

Mars yang paham kemana arah yang Isse maksud langsung berdiri. Sebelah kakinya menendang kecil kaki Brian dibawah agar dapat memahami gesture tubuh yang ia beri. Kebetulan, tidak jauh dari sana seorang murid melambaikan tangan dan mengajaknya untuk bergabung.

"Oy! Bentar, bentar gue kesana!" Teriak Mars nyaring. "Bri, ayo!"

Brian celingukan, setelah mendapati sosok yang mengajakanya turut bergabung barulah ia ikut bergerak dari posisi semula.

"Gue kesana dulu ya," kata Mars sembari buru-buru kabur sebelum Alteir bertanya macam-macam. "Gue juga," timpal Brian tidak lupa menepuk bahu Alteir dua kali.

Untold The DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang