Belenggu kegelapan
Ketika sang surya berpulang,
Kenangan gelap itu selalu hadir.
Entah dalam mimpi atau hanya halusinasi, Inginku terlepas dari jeratan belenggu ini.Sekelebat ingatan mengerikan
Merampas jiwa.
Saat isakan tak mampu menyingkirkan lara,
Saat jeritan tak mampu melenyapkan rasa sakit,
Di situlah kepahitan tercipta dan membekas.Saverus Bintang,X-IPA 1
Seorang gadis mengamati rentetan kalimat yang sama sekali tidak ia mengerti dalam Puisi yang tertempel di mading SMA Gemintang. Disana,tertera nama sang pencipta yang tak lain adalah teman sebangku nya sejak kali pertama ia masuk ke sekolah ini. Sebenarnya,Ia juga terpaksa duduk di sebelah cowok itu.Ini sudah menjadi aturan SMA Gemintang bahwa kita tidak bisa menentukan duduk dengan siapa dan dimana,,tempat duduk dan jadwal piket sudah diurutkan sesuai absen. Menyebalkan bukan?namun ia bisa apa?,toh sekolah ini juga bukan milik nenek moyang nya.
Bintang ,cowok super menyebalkan yang pernah ia temui di dunia ini. Sifat nya itu berubah-ubah,kadang baik,kadang pendiam,kadang jahil,kadang marah-marah,dan yang paling sering cowok itu tunjukan adalah sifat sombong nya.
"Terpesona lo?,sama puisi buatan gue?"
Baru saja ia memikirkan nya,tiba-tiba cowok itu sudah muncul di dekatnya.Panjang umur sekali kamu,Bintang. Gadis itu berbalik kesisi kiri,tempat Bintang berdiri.Gadis itu berkacak pinggang."Terpesona,mata lo!ngerti aja gak!"
"Apasih yang lo ngerti Lan?,Otak lo itu jauh,gak akan nyampe." Bintang menunjuk-nunjuk kening gadis itu dengan telunjuk nya sambil menggeleng miris. Gadis itu menepisnya dengan kasar.
Tidak bisa dipungkiri,ia memang tidak paham makna dari setiap puisi yang dibuat oleh cowok itu. Sebenarnya sih lebih ke tidak peduli . Dari pada sibuk memikirkan puisi yang dibuat Bintang,lebih baik ia memikirkan plot Drama korea yang selau ia tunggu-tunggu tiap episodenya. Judul nya Penthouse,yang sudah memasuki musim kedua. Sungguh ia tidak sabar menunggu kelanjutan ceritanya,pasti akan jauh lebih seru dibanding season pertama!.
Malas meladeni Bintang,ia lebih memilih untuk pergi menuju kelasnya. Berdebat dengan cowok itu sama seperti berdebat dengan ibunya-tidak akan ada ujung nya. Dasar cowok Ribet.
Sesampainya di kelas,ia di suguhkan dengan pemandangan yang tidak mengenakkan. Florin cs sudah berada dibangku nya,pasti mereka sedang menunggu dirinya sejak tadi. Dengan langkah kaki malas,Ia menghampiri mejanya.
Florin dan kedua temannya menatap sinis kearahnya. Mereka mengamati penampilan nya dari atas hingga bawah. Entah kenapa,sejak pulang sekolah kemarin mereka terus mengusiknya.
"Sabit Rembulan!"Panggil Tera-salah satu Ajudan Florin-dengan lantang. Ya,Gadis yang sedari tadi kita perhatikan bernama Sabit Rembulan.Florin menyilangkan kedua tangan nya di depan dada,cewek berambut pirang panjang dengan riasan mencolok serta rok yang ketat dan pendek itu melangkah maju ke hadapan Bulan membuat langkah nya terhenti.
"Kenapa sih,nama lo itu harus berawalan S?!"Pertanyaan yang sama sekali tidak masuk akal. Ia tidak bisa memilih nama sendiri. Yang memberikan nama untuknya kan orang tua nya!Mana mungkin Bulan protes ke orang tua nya kenapa nama nya Sabit Rembulan?. Waktu ia diberi nama juga ia sendiri masih Bayi, ia tidak tau menau soal itu. Peduli setan lah,ia tidak akan menanggapi pertanyaan Gila yang di lontarkan oleh gadis Gila seperti Florin Oleatha.
"Kenapa diam?" Tanya ajudan Florin yang lainnya bernama Mawar.
Rupanya satu geng tidak ada yang waras.Dari pada membuang waktu,Bulan lebih memilih untuk duduk dibangku nya. Gadis itu mengambil ponselnya dari dalam tas,lalu membuka aplikasi belanja berwarna oranye untuk menyiram tanaman pohon emas yang sudah ia tanam.
YOU ARE READING
SHINES
Teen FictionSaverus Bintang Cakrawala,hidupnya bisa di bilang mendekati sempurna. Remaja dari keluarga kaya raya, sahabat yang selalu ada,otak yang cerdas, serta gadis yang membuat masa remaja nya menjadi lebih menarik. Namun, Bintang kecil sudah terlanjur meno...