Awal

23 1 0
                                        

"Cinta pandangan pertama? Bagi beberapa orang itu mungkin tidak masuk akal, dan pasti akan sering muncul pertanyaan, bagaimana bisa seseorang bisa secepat itu merasakan cinta hanya dengan melihat orang itu sekali dan langsung tertarik padanya? Tapi mungkin ada beberapa orang yang percaya akan hal itu, bisa saja karena keistimewaan dari seseorang yang dia temui pertama kalinya membuatnya jatuh cinta dan menaruh kesan yang sangat dalam pada orang itu,"



Seorang pria dengan tidak sengaja melihat seorang gadis yang sedang berlari kecil mengejar gadis lainnya di koridor kampus, seperti yang orang itu lihat gadis itu nampaknya agak kesusahan berlari karena gadis itu mengenakan gamis.

Dia yang tadinya buru-buru untuk kekelas malah mengurungkan niatnya dan lebih memilih berdiri ditempat itu sambil memandang gadis yang sedang menggunakan gamis berwarna navy itu.

Entahlah perasaannya sangat aneh apalagi melihat senyum gadis itu. "Sangat manis," gumamnya.

"Fian!" teriak seseorang yang membuatnya harus mengalihkan fokusnya kearah lain.

Ya seseorang yang sepertinya sedang jatuh cinta pada pandangan pertama itu adalah Alfian Leonard, mahasiswa semester akhir jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

"Kenapa?" tanya Fian datar

"Sebentar lagi kelas dimulai, lo ngapain berdiri disini?" tanya Galih, teman Fian.

Tanpa menjawab pertanyaan Galih, Fian langsung saja berjalan meninggalkan Galih, Galih hanya bisa menggelengkan kepalanya, dia sudah hapal betul bagaimana kelakuan temannya itu.

Sementara ditempat lain, gadis itu sangat kelelahan mengejar sahabatnya dari gerbang kampus sampai kekelas, bayangkan sejauh apa gadis itu berlari.

"Capek banget ya Fir?" tanya Risa tanpa merasa bersalah sedikitpun.

Gadis yang mengenakan gamis berwarna Navy yang sedari tadi berlari di koridor kampus itu adalah Syafira Khalisyah, mahasiswa semester 2 jurusan pendidikan Ekonomi Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan.

"Ya capeklah, siapa coba yang nggak capek lari dari gerbang kampus sampai kelas?"
jawab Fira judes

Risa cuma bisa nyengir tanpa dosa, "Maaf Fir, lagian aku tanya ke kamu malah kamu cuekkin, yaudah aku terpaksa deh ngambil handphone kamu, sekali lagi maaf ya,"

"Handphone aku mana?" tanya Fira masih dengan nada yang judes

Risa memberikan handphone ke Fira, "Masih marah ya? Maafin aku dong aku nggak bisa kalau diginiin," ucap Risa dengan nada yang di imut-imutkan sedikit.

"Kamu sakit ya Ris?" ujar Fira sambil memeriksa dahi sahabatnya itu

"Nggak panas kok, ta--,"

"Udah-udah emang aku nggak sakit kok, ngapain pakai diperiksa segala," potong Risa

"Lagian cara bicara kamu lebay banget deh, bukan gaya kamu banget,"

Wajar jika Fira merasa heran kepada sahabatnya itu, Risa adalah gadis tomboy yang sangat jauh dari kata feminim, dia tidak suka memakai gamis ataupun rok dia lebih menyukai mengenakan celana yang tidak terlalu ketat yang dipadukan dengan kemeja atau baju lengan panjang serta hijab, berbeda jauh dari penampilan Fira dan Hilsa.

"Sahabatku Syafira Khalisyah yang cantik, pintar, manis dan sholehah, maafkanlah sahabatmu ini,"

"Sahabatku Risa yang cantik, pintar, jago bela diri, dan sholehah, yaudah aku memaafkanmu tapi ingat kontrol rasa ingin tahunya ya," ucap Fira sambil menoel hidung Risa.

"Kan aku cuma bertanya kamu punya pacar atau nggak, lagian aku udah tahu kok jawabannya pasti nggak ya kan?"

"Tuh udah tahu ngapain bertanya? Lagian aku nggak akan pernah mau pacaran, mau sih tapi kalau udah nikah, pacaran halal," ujar Fira dengan senyum malu-malu

"Ih pipi kamu merah, udah kebelet nikah nih kayaknya yaudah deh nanti aku tanya kak Dimas biar dia cari calon imam buat adiknya ini," goda Risa

"Ih apaan sih, siapa juga coba yang mau nikah, lagian ngapain nanya ke kak Dimas, dianya aja jomblo,"

"Kan kak Dimas punya banyak teman cowok, siapa sih itu namanya A... A... A siapa ya?" Risa mencoba mengingat nama salah satu teman Dimas, kakak Fira.

"A siapa?" tanya Fira

"A yang waktu kita lagi ngerjain tugas dirumah kamu kebetulan dia juga lagi ada disitu, A siapa sih kok aku lupa ya?"

"Yang mirip Sehun EXO kan?" bukan Fira yang bertanya melainkan Hilsa. Entah bagaimana Hilsa bisa ada disitu, Fira dan Risa tidak memperhatikannya.

"Hilsa," ucap Fira dan Risa bersamaan

"Yang mirip Sehun EXO kan?" tanya Hilsa lagi

"Iya benar banget, kamu ingat nggak nama dia?" tanya Risa

"Hm kalau nggak salah--," Hilsa mencoba mengingat nama orang itu

"Kak Adnan," potong Fira cepat, kedua sahabatnya pun langsung menatap tajam kearahnya.

"Kamu udah tahu dari awal kan?" selidik Risa

"Nggak!" bantah Fira

"Aku tahu kamu udah tahu dari awal," goda Risa

"Kelas kamu belum mulai ya Hilsa?" tanya Fira berusaha mengalihkan percakapan mereka

"Oh iya, kenapa juga aku kekelas kalian, yaudah aku pergi dulu ya soalnya Pak Aldo si dosen dingin yang masuk kekelasku pagi ini," tanpa aba-aba Hilsa langsung berlari keluar dari kelas Fira dan Risa untuk menuju kekelasnya.

Fira dan Risa masih satu jurusan dan juga satu fakultas sementara Hilsa mengambil jurusan Farmasi Fakultas Farmasi.

Antara Kamu dan DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang