Sudah tiga hari setelah Fian melihat gadis yang berlari dikoridor kampus itu, dia merasa aneh kepada dirinya sendiri, mengapa dia seperti merindukan gadis itu dan sangat ingin melihatnya. Gadis itu sungguh mengganggu pikiran dirinya beberapa hari belakangan ini, pokoknya dia harus menemui gadis itu hari ini, tidak bukan menemui melainkan mencari tahu tentang gadis itu seperti nama gadis itu, ya Fian harus mencari tahu nama gadis itu.
Fian meraih handphonenya di nakas dan mencari nomor yang akan dia hubungi, "Lo harus kekampus hari ini!" itu bukan ajakan melainkan perintah, tanpa menunggu jawaban lawan bicaranya diseberang sana Fian langsung mematikan sambungan telepon secara sepihak dan bergegas kekamar mandi.
•
•
•Seorang pria lari tergesa-gesa menuju kursi taman yang sedang diduduki oleh Fian.
"Ngapain nyuruh gue kekampus?" tanya Galih sambil berusaha mengatur napasnya.
"Kenapa?" tanya Fian dingin Galih hanya bisa mengelus dada melihat sikap Fian, Galih selalu bertanya pada dirinya mengapa dia bisa berteman dengan orang seperti Fian?
"Kita berdua nggak ada kelas hari ini, lo ganggu waktu istirahat gue,"
"Mahasiswa semester akhir nggak boleh banyak istirahat, kurangin waktu istirahat lo dan perbanyak belajar," sindir Fian
"Lo aja yang belajar gue mah malas,"
"Kalau lo terus biarin sikap malas lo itu gue jamin lo bakal susah dapat pekerjaan nantinya," ucap Fian masih dengan nada datar
"Gampang kok, kan gue bisa kerja diperusahaan lo," ujar Galih sambil melemparkan senyum mengejek ke Fian
"Lo pikir gue mau terima orang seperti lo kerja diperusahaan gue? Nggak akan!" tekan Fian
"Tapi kalau lo bisa bantuin gue, gue bakal nerima lo kerja diperusahaan gue," lanjut Fian dengan tersenyum misterius yang membuat Galih merasa penasaran
"Bantuin apa?"
"Gue mau lo cari tahu tentang seseorang," Fian menghentikan perkataannya dan menatap Galih sebentar
"Cari tahu siapa nama dia, dimana dia tinggal, jurusan atau fakultas apa dia dikampus ini, dan juga tentang orang terdekatnya," lanjut Fian
"Gampang itu, gue berasa jadi mata-mata atau detektif ya kan?" ucap Galih antusias
"Terserah lo mau sebut itu apa, yang jelas lo harus selesain apa yang gue suruh, sebenarnya bisa sih gue cari tahu sendiri tapi gue lagi sibuk,"
"Dia laki-laki atau perempuan?" tanya Galih
Fian menatap Galih lekat, "Kalau dia perempuan lo mau apa?" tanya Fian dingin
"Oh jadi dia perempuan, lo suka sama dia?" goda Galih yang membuat Fian gelagapan
"Oh ternyata Alfian Leonard silelaki kutub akhirnya jatuh cinta juga, oke gue jadi bersemangat buat mencari tahu siapa perempuan itu, perempuan yang bisa meluluhkan hati pangeran es ini," Galih semakin gencar menggoda Fian
"Nggak usah banyak bicara, kerjain aja apa yang gue suruh," Fian berucap itu lalu segera beranjak dari tempatnya duduk meninggalkan Galih
"Lo mau kemana?" teriak Galih karena Fian yang sudah agak jauh darinya
"Kantin, buruan!"
"Tunggu gue, Fian!"
•
•
•Sekarang Fian dan Galih sudah berada dikantin, Fian yakin gadis itu pasti akan datang ke kantin. Dan lihat seperti yang Fian duga gadis itu benar-benar datang bersama dengan dua gadis lainnya.
"Galih," panggil Fian
Galih masih saja fokus memakan makanannya tanpa menjawab panggilan dari Fian.
"Galih!" Fian meninggikan sedikit suaranya
"Apa?" tanya Galih malas
Fian tidak menjawab, dan Galih mengalihkan fokusnya kearah yang Fian lihat.
"Jadi dia perempuan yang lo pengen tahu identitasnya?" tanya Galih dan dibalas deheman oleh Fian
"Lo tahu dia yang mana?"
Galih cuma nyengir mendengar pertanyaan dari Fian, "Nggaklah, memangnya dia yang mana diantara mereka bertiga?" tanya Galih kemudian
"Baju merah," ucap Fian singkat
"Oh itu, okey gampang itu,"
Fian pun segera beranjak dari tempatnya duduk sebelum itu dia membisikkan sesuatu kepada Galih, "Satu lagi, lo harus dapat nomor telepon dia,"
"Eh itu nggak ada ya diperjanjian kita tadi!" teriak Galih yang membuat semua mata menoleh kearahnya dan Fian hanya mengangkat salah satu tangannya tanpa menoleh kebelakang dimana Galih berada.
"Berisik banget sih tuh orang," ucap Risa judes"Udahlah Ris nanti orangnya dengar lagi kamu ngomong seperti itu," ingat Hilsa
"Iya benar kata Hilsa, yaudah kita pesan makanan aja, aku udah lapar banget soalnya," ujar Fira sambil mengelus perutnya
dan diangguki oleh Hilsa dan Risa.

KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Kamu dan Dia
RomanceSeseorang yang menemanimu sekarang belum tentu juga dia yang akan menemanimu dimasa depan. Takdir Allah itu tidak terduga. Jangan pernah salahkan takdir Allah karena apapun yang ditakdirkan oleh Allah itulah yang terbaik, salahkan saja dirimu yang...