Mora dengan pelan mengobati wajah Rion yang terluka, sedangkan Deva pergi ke kantin untuk membelikan air mineral dan roti karena Rion pasti belum sarapan.
"Kok bisa gini sih Yon, lu emang punya masalah apa sih?" tanya Mora sembari memberikan betadine pada katembat yang kini sudah berada di tangannya.
Mengobati luka Rion dengan hati - hati. Rion yang melihat itu terkekeh kecil.
"Mereka salah paham Ra sama gua." jawab Rion membuat Mora mengangguk paham.
"Kok bisa?" Tanya nya yang kini sudah beralih kepada kening Rion yang terbentur oleh meja.
Memberikan plester di kening Rion, lalu meniupkan luka tersebut. Hal itu membuat Rion reflek tersenyum.
"Iya, mereka ngira gua i—" ucapan Rion terpotong karena kedatangan Deva.
"Nih" ucap Deva sembari menyerahkan air mineral dan roti. Mora yang menerima itu langsung menaruh rotinya di atas laci, lalu membukakan botol mineral itu dan memberikannya kepada Rion.
"Minum dulu Yon" pinta Mora sembari menyerahkan botol tersebut.
Rion menerimanya, lalu meneguk air hingga setengah botol dan memberikannya kembali pada Mora.
"Kok lu bisa gini sih Yon?" tanya Deva yang membuat Rion tersenyum.
"Jadi gua kemarin ketemu sama anak SMA Pertama, nah mereka ngasih liat foto Raka. Dan mereka nanya, bener gk kalo si Raka sekolah di SMA Perwira. Terus gua iyain, salah kalo gua nge - iya - in itu?" tanya Rion yang dibalas gelengan oleh Mora dan Deva.
"Apa banget deh si Raka, gak jelas" maki Mora yang membuat Rion terkekeh.
"Tau, ngga jelas banget loh" lanjut Deva yang lagi - lagi di balas senyuman oleh Rion.
"Kalian gak ke kelas?" tanya Rion yang kini melihat dua sejoli itu masih di UKS.
"Cabut aja yuk Mor? ngantin?" ajak Deva yang membuat Mora menggeleng.
"Gak, gak ada cabut - cabutan. Ayo balik ke kelas" jawab Mora yang membuat Deva cemberut.
"Sekali Mor, pleaseee ..." mohon Deva sembari menyatukan kedua telapak tangannya.
"Gak!"
"Mor.. pleasee.."
"Gak cantik, skip dulu"
"Morr"
"Yon, gua balik ke kelas dulu ya. Lu istirahat aja okey? Jangan lupa rotinya dimakan" pamit Mora yang dibalas anggukkan oleh Rion.
Tanpa basa - basi, Mora menyeret Deva ke kelas. Hal itu membuat Rion tertawa kecil melihat tingkah laku keduanya.
"Rionn !! Lu gak mau bantuin guaa ??" melas Deva yang kini sudah berada di depan pintu UKS.
"Engga, udah sanaa balik" jawab Rion yang menghadirkan senyum kemenangan di wajah Mora.
—
"Anjir Rak, malu - maluin bener lu kalah sama cewe" ejek Iko yang membuat Raka menatapnya dengan sinis.
"Jan gitu lu Ko, di libat abis sama Raka mampus lu masuk rumah sakit" balas Matteo yang membuat Iko bergidik ngeri.
"Bercanda men, kalem aja"
"Lu tau, siapa tuh cewe Rak?" kali ini, Rafif yang bertanya kepada Raka
Raka mengangkat bahunya tak tau, ia pun kaget saat ada yang berani melawannya. Apalagi ini adalah seorang perempuan yang sama sekali Raka tidak ketahui.
"Gimana kalo kita cari tau? gua liat - liat tuh cewe bukan cewe menye - menye deh." usul Matteo yang membuat Raka mengalihkan pandangannya sebentar.
"Gua rasa sih gitu, tapi mukanya gak keliatan bad anjir. Malah gemes - gemes gimana gitu" ucap Iko sembari membayangkan wajah Mora yang baru saja terbangun dari tidurnya.
TAK!
Satu buah botol kosong tepat mengenai kepala Iko, siapa lagi jika bukan Rafif pelakunya.
"Anj—"
Belum sempat Iko mengumpat, Raka sudah memotongnya duluan.
"Cabut"
Iko yang mendengar itu hanya mengelus dadanya sabar, "gini banget nasib orang ganteng."
—
Bel pulang sudah berbunyi sejak 5 menit yang lalu, namun Mora masih berada di UKS untuk memastikan bahwa Rion baik - baik saja. Sedangkan Deva, sudah pulang sejak bel berbunyi sebab supir pribadinya sudah sampai.
Mora dengan Rion memang bukan sahabat atau teman yang dekat sekali. Mora dan Rion hanya sebatas teman sekelas. Selebih dari itu, mereka tidak pernah melakukan komunikasi dalam bentuk apapun.
Oleh karena itu, Rion cukup terkejut dengan sikap Mora.
"Lu belajar bela diri Mor?" tanya Rion yang kini tengah memakai hoodie hitam miliknya.
"Engga, tapi dulu sempet ikut aja si" jawab Mora seadanya.
"Anjir, terus kenapa lu berani banget ngelawan Raka?" tanya nya lagi yang kini keduanya berjalan keluar dari UKS dan menuju parkiran tempat motor Rion berada.
Rion sudah cukup membaik, walaupun lebam di wajahnya masih terlihat.
"Ya ngapain juga gua takut Yon, kan kita sama - sama makan nasi. Kalo dia makan beling, baru gua takut" ucap Mora diselingi dengan tawa ringan miliknya.
"Bener sih, gak salah juga"
"Nah, jadi gua gak perlu takut dong"
"Iya udah Mora, lu menang deh kali ini" ucap Rion mengakhiri perbincangan mereka.
Kini Rion dan Mora sudah sampai di parkiran. Rion pamit kepada Mora untuk pulang terlebih dahulu.
Rion sudah mencoba untuk membujuk Mora agar mereka pulang bareng. Namun, Mora dengan halus menolaknya dengan beralasan 'membawa motor'.
"Yaudah kalo gitu, gua duluan ya Mor. Dah!" pamit Rion yang dibalas lambaian tangan oleh Mora.
Setelah dirasa Rion pergi menjauh dari pandangannya, ia pun memutuskan untuk pergi ke kantin terlebih dahulu baru pulang.
Koridor sudah lumayan sepi, hanya menyisakan beberapa siswa atau siswi yang sepertinya menjalankan kegiatan seperti kerja kelompok dan estrakulikuler.
'Itukan cewe yang nendang Raka'
'Gila, itu cewe berani banget ya'
'Gak paham lagi gua, kenapa dia berani banget sama Raka'
dan kalimat - kalimat lainnya masuk begitu saja di telinga Mora. Karena malas mendengarnya, Mora pun mengeluarkan earphone dari saku rok dan memakainya.
Lagu milik Lily Allen — Fuck you mengalun dengan riang di telinga Mora.
Mora tau konsekuensi yang akan ia dapat ketika menunjukkan sisi lainnya di sekolah, dan ya hal itu terjadi karena Rion yang terkapar lemas karena seorang Rakavin Pranadipa. Lelaki brandal berkedok donatur terbesar SMA Permata.
Sesampainya di kantin, ia mengambil dua susu kotak. Lalu membayarnya dan pergi meninggalkan kantin yang hanya berisi beberapa orang.
Sialnya Mora kembali bertemu dengan sosok Raka dan kawan - kawannya.
Namun, hal itu tidak membuat Mora takut. Ia mengabaikan tatapan mata yang berasal dari Raka dan melewatinya begitu saja.
•••
HAI PARA READERS TERSAYANG ! SEMOGA NGGA BOSEN YA SAMA CERITANYA :")
TETEP MENINGGALKAN JEJAK YA ! MINIMAL VOTE LAH, BIAR AKUNYA SEMANGAT NGETIK HUHUHU !!
JADI GIMANA NIH ? MASIH SEMANGAT KAN KEPOIN SIAPA DELMORA SEBENERNYA XIXIXIXI
LAFF U GUYS ! ♥♥♥♥
KAMU SEDANG MEMBACA
Delmora
Novela Juvenil((Follow sebelum membaca)) 🍒 JANGAN LUPA UNTUK VOTE DAN KOMEN, AGAR SEMANGAT UPDATE!! THANKYOU, ••• Kini, kelas yang tadinya ramai berubah menjadi sepi. Semua orang yang berada di dalamnya berhambur keluar kelas. Mereka menghindari agar tidak terj...