0.1 ★ Bola basket

7 2 0
                                    

Setelah waktu istirahat selesai, jam olahraga pun dimulai. Masing-masing murid berganti pakaian diruang ganti.

Bintang dan Ananta memilih untuk bermain basket, berbeda dengan Kenan yang lebih suka bermain bulu tangkis. Alasannya si, waktu kecil hidung Kenan pernah hampir bengkok karena tertimpa bola basket.

Pertandingan dimulai ─karena bosen hanya menepuk-nepuk bola saja, mereka memilih untuk bertanding melawan kelas sebelah─, para atensi yang tadinya terfokuskan pada diri masing-masingpun, berubah menjadi tertuju di lapangan basket.

Point pertama berhasil dicetak oleh tim kelas lain, dan lemparan kedua berhasil diambil oleh kelasan Bintang.

Semakin lama pertandingan semakin panas, dan tentu semakin seru sehingga banyak yang menonton. Hingga, saat lemparan bola salah sasaran, dan mengenai kepala gadis yang sedang mengambil lap dilokasi, sontak semuanya hening.

"Lho, ADHISTI?!" Panik Bintang, lalu Bintang berhenti bermain dan digantikan oleh teman sekelasnya. Ia membawa Adhisti ke-UKS bersama dengan Bulan.

★ ✯ ✰

"Kok bisa tang? Emang dia dan kalian sama-sama gak lihat? " tanya Rembulan.

"Gue gak lihat, tadi Genta yang lembar, ya mungkin dia juga gak lihat. Kayanya Adhisti mau ngambil lap dibangku pojok, eh malah kena bola deh" jawab Bintang sambil mejelaskan kejadian tadi.

"Oh, pantas. Eh itu, aku harus ngedata murid-murid lain dulu, boleh minta tolong jaga adhisti untuk beberapa saat? Tolong ya" pinta Bulan.

"Boleh kok" jawab Bintang, mana mungkin ia menolak jika Bulan yang suruh, dia kan bulol.

"Jangan diapa-apain dhistinya, makasaih dan dadah" Bulan sambil beranjak pergi dari UKS.

"manis banget sih" ucap Bintang. Bulan memang manis, apalagi senyumnya, kalau setiap hari mihat Bulan tersenyum, rasanya Bintang hampir seperti diabetes.

"WA!", Adhisti yang sebenarnya sudah tersadar sedari tadipun langsung mengusili Bintang. "AA?!" Itu sungguh membuat Bintang terkejut.

Bintang pun memegang dadanya lalu mengatur nafasnya, "Adhisti, kok lo jahat banget si? Kalo gue serangan jantung gimana? Wah, terjerat kasus pembunuhan" misuh Bintang yang masih terkejut.

Adhisti-pun hanya tertawa mendengar lanturan hiperbola lelaki dihadapannya. Ia pun beranjak bangun, lalu duduk dipinggir ranjang UKS.

"Apasih tang, lebay deh" Ledeknya.

"Bukan lebay, kalau beneran gimana? Emang lo mau ganti rugi? Jenisan kayak gue langka tau" Bintang dengan nada kesal yang justru terdengar lucu.

"Iya tang, langka. Saking langka nya sampai patut dipunahkan" canda Adhisti yang berhasil membuat dirinya sendiri tertawa.

"Gak lucu, sumpah. Jayus lo jayus" balasan Bintangpun berhasil membuat Adhisti agak jengkel.

"Dih? Lo kali" Adhisti sambil mencibir. Tak lama pintu UKS pun terbuka, dan ternyata itu adalah Bulan.

"Aduh gak lama kan? Eh Adhisti udah bangun, gak diapa-apain sama Bintangkan?" Tanya Bulan.

"Bulan, kamu tau gak? Harusnya kamu tanyanya gini 'Bintang gak apa? Gak diapa-apain sama Adhisti kan?' Gitu" ucap Bintang sambil menunjukan ekspresi dramatis.

"Tau gak lan? Tadi Bintang bilang katanya kamu-Aw" ucapan Adhisti terpotong karena lengannya dicubit oleh Bintang.

"Tuh lihat Lan? Aku yang disiksa sama dia" Adu Adhisti, dan itu berhasil membuat Bintang celingak-celinguk mencari alasan.

"Aduh aduh kalian ya, baru deket udah berantem, apa lagi kalau pacaran" perkataan Bulan kembali membuat Bintang bingung, namun malah membuat Adhisti (agak) senang.

"Wih bakal hidup bahagia dunia akhirat kita lan" ungkap Adhisti, dan sungguh, rasanya bintang ingin menghilang saja.

"Kalian, udah dong buli aku-nya" pinta Bintang, namun Rembulan dan Adhisti hanya tertawa.

"Mukamu buli-able si tang" kata Bulan sambil terkekeh.

'Untung mba doi, coba kalo enggak. Udah aku ceburin dikolam depan' misuh Bintang didalam hati.

"Bulan, kamu kom jahat sama aku?" Rengek Bintang, dan itu malah membuat mereka berdua kembali tertawa.

Pintu UKS-pun kembali terbuka, dan wajah yang tertampilkan adalah wajah Ananta dan Kenan.

"Aduh si bintang, disuruh ngobatin malah asik dipepet dua cewek" ucap Ananta.

"Mana cantik dua duanya, ayok tang pilih yang mana" timpal Kenan.

"Kalian semua. . . KOK JAHAT BANGET SI?!" Amuk Bintang, lalu terlihat dari raut wajahnya bahwa ia sedikit muram.

"Umumu, anak mamah jangan nangis" ledek Adhisti lagi. Diledek didepan orang yang kamu suka tuh rasa malunya berkali-kali lipat dibandingkan dengan jatuh didepan umum.

Dan itulah yang dirasakan seorang Bintang Pratama, ditambah si doi juga ikut meledeknya.

★ ✯ ✰


#savebintang  #bintangmentalbrikdens #justiceforbintang((Kira-kira seperti itu visualisasi bintang ketika dibulli))

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

#savebintang  #bintangmentalbrikdens #justiceforbintang
((Kira-kira seperti itu visualisasi bintang ketika dibulli))

satu kata untuk hari ini? "Membosankan", agaknya itu kata yang tepat untuk mendeskripsikannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 16, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

sincerity; park jisungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang