|| 1. Awal 🎭 ||Langit seakan tau isi hatinya. Membawa hujan turun membasahi bumi. Angin seakan membawa kabar duka. Dan petir seakan tau arti emosi.
Gadis itu menyandarkan tubuhnya ke kepala kasur. Seluruh kakinya tertutup selimut yang tebal karena memang sekarang sedang hujan. Rasanya sulit untuk menceritakan apa yang ada dipikiran nya saat ini. Rumit.
Memeluk lutut sambil menatap lurus ke arah jendela besar itu, menampilkan betapa derasnya hujan di luar sana. Dipadukan dengan lampu kamar yang mati. Cahaya lampu tidur menjadi setitik cahaya di sini.
Memejamkan mata dan jatuh setetes cairan bening itu, lalu menjadi deras tak terbendung seperti hujan saat ini. Namun tak ada isak yang terdengar. Tersenyum miris.
-BERMUKA DUA-
5.00
Gadis yang semalam menangis itu kini sudah bangun.
Gadis bernama Vinata Claretta memiliki otak se encer Einstein, hanya saja kebobrokan menutupi jati dirinya. Terlihat seperti orang bodoh bila bersama teman-temannya, namun jika diikut sertakan dalam olimpiade sains, pasti dia pemenangnya.
Semua prestasi akademik sudah ia raih. Semua lomba sains sudah ia ikuti. Dan semua piala, piagam dan tropi juga sudah ia miliki. Hanya saja semua menjadi sia-sia hanya karena satu tragedi.
Tragedi masa lalu yang bukan kesalahannya. Tragedi tak sengaja yang bahkan tidak dilakukannya. Mendapat tuduhan atas apa yang tidak dilakukan. Naas.
Tidak ada luka di tubuhnya, tidak ada cutter di bawah bantalnya. Semua ia pendam sendiri, bahkan ia sudah pandai mengontrol emosi. Seakan tak terjadi apa-apa dan dirinya baik-baik saja.
Seragam sudah melekat rapi di tubuhnya. Menatap pantulan diri di cermin lalu berkata, “Cantik juga lo.” Sambil menunjuk pantulan itu.
Beginilah hari-hari nya. Selalu memuji diri sendiri, memotivasi diri sendiri, dan bangkit dari keterpurukan sendiri.
Siapa yang akan membantunya?
Bahkan semua orang mengira bahwa dirinya baik-baik saja.
Seolah dirinya adalah orang yang sempurna dan tidak punya masalah. Tapi pada kenyataannya, mungkin ia yang memiliki berjuta masalah. Dan mencoba untuk terlihat sempurna.
Pintu diketuk. Vina tau siapa orang yang ada di balik pintu itu. Membukakan pintu dan terlihat wanita setengah baya sedang membawa nampan berisi makanan untuk dirinya. Saling melempar senyum dan Vina mempersilahkan masuk.
Miranda Audia atau yang sering dipanggil Bu Mira oleh Vina adalah asisten rumah tangga di kediaman keluarga Alexander. Dirumah ini, hanya ia yang memanggil Mira dengan sebutan 'ibu' karena Vina sangat dekat dengan Mira. Bahkan Mira sering dibilang mirip dengan Vina oleh orang-orang yang tak mengenal mereka.
"Sudah rapi aja, Na." Ucap Bu Mira saat melihat anak majikannya yang sudah rapi dengan seragam sekolahnya.
"Iya dong, Bu. Eh, ya ampun nasi goreng seafood!" Pekiknya senang saat melihat isi nampan, "Kok ibu tau sih kalo Vina lagi pengen makan nasgor seafood?"
"Ibu juga ga tau, Na." Jawab Bu Mira asal disertai senyum.
"Wihhh, kayaknya Bu Mira cenayang deh. Setiap Vina pengen makan sesuatu, pasti ibu masakin, padahal sebelumnya Vina ga bilang." Wanita itu hanya tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
BERMUKA DUA
Teen FictionTerimakasih atas segalanya, walau segalanya tak begitu indah, aku bersyukur atas apa yang kumiliki, tapi tidak dengan apa yang ku dapatkan. Vinata Claretta Alexander. Semua orang bilang kalau dirinya punya hidup yang sempurna. Punya harta berlimpah...