|| 3. Penjelasan 🎭||
Tatapan sengit dan tajam itu tampak jelas di wajah perempuan yang duduk di belakang sana. Kaki yang semula di angkat kini diturunkan karena kedatangan seseorang. Berjalan mendekat "Jadi lo yang mindahin tas gue?" Nada tanya yang menampakkan ketidaksukaannya.
"Iya." Jawab Vina dingin.
"Lo mau cari masalah sama gue?" Nada ketus mulai terdengar.
Regita Theia. Gadis urakan yang tak tampak seperti perempuan. Tingkahnya yang seperti preman ditakuti satu angkatan, bahkan di hari pertama masuk ke Merah Putih, ia sudah masuk ke ruang BK karena meninju salah satu siswa lelaki hingga mengalami retak di tulangnya.
"Gue masih punya banyak kesibukan daripada harus debat dan cari masalah sama lo."
"Maksud lo mindahin tas gue ke kursi depan APA?"
"Karena gue ga mau duduk di depan."
"Tapi lo ga bisa pindahin tas gue seenaknya!" Gita membalas.
"Udah udah, kenapa jadi pada ribut."
"Udah ya, ga usah ribut. Ada yang mau duduk di kursi depan?" Rayen mencoba mencari solusi.
Hening.
"Ranking pertama paralel kok takut duduk di depan, harusnya lo-"
"Bukan masalah peringkat, tapi gue ga suka duduk di depan." Vina memotong ucapan Gita.
"Gue juga ga suka duduk di depan!"
Tiba-tiba dari kursi pojok belakang seorang perempuan berambut sebahu berkata "Biar kita aja yang duduk di depan." Dia Tisa. Teman sebangkunya langsung menarik lengan Tisa ketika ia akan pindah ke depan.
"Lo apa apaan sih, Sa. Kita dateng pagi-pagi buta buat dapetin tempat duduk di sini, tapi sekarang lo milih duduk di depan demi belain Vina?" Ucap Nora tak terima.
"Udahlah, Ra. Kita ngalah aja, itung-itung pahala aja, Ra."
"Tapi bukan kita yang bermasalah. Tapi kenapa-"
"Gue mau duduk di depan, jadi lo mau ikut gue atau tetap disini?" Tisa memberi pilihan.
Nora seakan kehilangan kata-kata, ia tak mau duduk di depan, tapi ia juga tak mau duduk bersama Gita walau di belakang. Jadi dia memilih untuk ikut bersama Tisa.
"Lo ga seharusnya ngelakuin ini." Ucap Vina pada Tisa.
"Lo mau debat terus sama Gita? Udah, santai aja kali, toh lu juga sering bantuin gue kan." Tisa membalas.
"Makasih, Tis." Vina mengakhiri ucapannya dengan senyum dan Tisa juga membalas dengan senyum. Gita yang melihat itu hanya memutar matanya jengah.
Di kelas XI IPA di isi dengan 35 siswa, jadi sudah dipastikan ada satu siswa yang duduk sendiri. Dan di XI IPA 2 yang duduk sendiri adalah Regita Theia.
Vina dan Cia berjalan menuju kursi di pojok belakang dan menaruh tasnya di sana.
Vina tidak duduk, ia masih berdiri dan berbalik badan ingin pergi dari sini. Tapi tangan Cia dengan cepat mencengkeram tangannya. "Mau kemana?"

KAMU SEDANG MEMBACA
BERMUKA DUA
Ficção AdolescenteTerimakasih atas segalanya, walau segalanya tak begitu indah, aku bersyukur atas apa yang kumiliki, tapi tidak dengan apa yang ku dapatkan. Vinata Claretta Alexander. Semua orang bilang kalau dirinya punya hidup yang sempurna. Punya harta berlimpah...