SUBUH
.
Dingin gemetar
Mata terantuk menahan kantuk
Menjaga dzikir rindu agar sampai
Semampai melaju pada antah berantah
Tempat aku dan seribu lainnya menempa doa dan rindu nun sana
Ada yang berkata dan juga ada yang berupa degup saja
Ada yang seperti cuaca, berubah tak karuan dan juga ada yang berupa kaset tua, yang letih diputar berulang-ulang
Dan itu adalah punyaku, tersendat karat di pojok sana
Menyetel rindu dan harap yang sudah purba
Teruntuk si lelaki fajar, yang tak menahu rimbanya
Dingin gemetar
Darahku seperti nenek-nenek saja
Bengek menahan degup rasa yang membuncah
Ruah di wajah subuh, lagi
'itu sudah bau basi. Tak bisakah kau berhenti merengek?' burung pagi menatap kesal diriku
Yang basah oleh embun resah
Yang berdebu oleh pilu rindu05:00. Februari, 17 2021
Madura, Ismiya JLelaki Fajar
Maka apa yang lebih syahdu dari malam?
Ialah dzikir cinta lelaki itu
Syahdu merdu dia cipta di sepertiga malam
Alunan syair suci, dia tembangkan di kening tahajud
'Sungguh, dia adalah lelaki fajar' angin berbisik pelan membuatku gemetar
Maka apa yg paling gaduh dari gemericik angin malam ini?
Ialah rinduku, ia pontang-panting mencari temu atau mungkin sekadar sapa
Ia merona menatap bayang lelaki itu
Ia melayang mendengar merdu jejak suara lelaki itu
Dan ternyata rindu sudah lama jatuh cinta
Pada si lelaki, yang menjadi tokoh utama mimpi
Pada si lelaki, yang memiliki lagu syahdu juga merdu
Pada si lelaki, yang senantiasa menenteng fajar di pangkuan
Dan saya panggil dia, si lelaki fajar.04:13 Februari, 17 2021
Madura, Ismiya JPangeran Pagi
.
Lihatlah cinta sang pangeran pagi!
Yang bersih tanpa ingin
Yang suci tanpa hasrat
Yang bening tanpa syarat
Lihatlah dia!
Penunggang kuda putih
Matanya berkilau embun
Bersih berjaga sepanjang dzikir
Sebuah tarian tahajjud yang dia tak jemu
Mengulang di saban malam menjelang pagi
Fajar di pangkuan nya
Bersinar menyerbak suci
Aku pun begitu
Wanita kumal yang menunggu di pintu subuh
Terkantuk bersama sekantong harap
Tangan gemetar sebab gigil rindu
Dingin merasuk, toa masjid menyadarkanku
Bahwa aku tak kunjung beranjak
Bahwa aku sudah renta
Bahwa si lelaki fajar sudah menanti, juga
Ah, akhirnya03:49 Februari, 18 2021
Pamekasan, Ismiya JSepucuk Sapa
.
Bangunlah, sayang!
Hari sudah pagi
Segera panjatkan harap di sajadahmu
Segera rebahkan hati di pangkuan-Nya
Dua rakaat saat fajar adalah ladang
Tempat kau menanam mimpi
Tempat kau menyebar amal
Tempat kau merawat suci cinta
Bangunlah, sayang!
Hari sudah pagi
Bergegaslah berdzikir!
Sebelum ayam di samping rumahmu berkokok kesal sebab kau tak kunjung berdiri
Tegap mantap menghadap kiblat
Menghamba memohon pada sang Pemilik cinta
Bergegaslah, sayang!
Sebelum subuh benar-benar beranjak
Sebelum fajar kita berlalu kecewa
Dan kau akan kehilangan mahkota04:00 Februari, 18 2021
Pamekasan, Ismiya J
KAMU SEDANG MEMBACA
Lelaki Fajar
PoetryKita yang bertemu di awal fajar *Sebungkus alunan hati teruntuk lelaki fajar-ku