Bunga

10 1 0
                                    

Mezza memmebersihkan peralatan tulisnya yang masih berceceran di atas meja. Memasukkannya ke dalam tas. Bel pulang sekolah sudah berbunyi lima menit yang lalu. Seluruh siswa siswi bergegas pulang ke rumahnya masing-masing, meski masih ada yang di sekolah untuk mengikuti kegiatan ekstrakulikuler.

Hari ini Mezza mempunyai janji dengan orang spesialnya. Jadilah ia sangat bersemangat hari ini. senyumnya terus mengembang semenjak bel pulang tadi berbunyi.

"Za, gue duluan ya." Pamit Karra kepada Mezza sambil menenteng tas miliknya.

"Ye, yang mau jalan bareng gebetan." Goda Mezza saat mengetahui sahabatnya tersebut akhirnya memiliki seorang yang spesial di hidupnya.

Karra bercerita kepada Mezza saat joging kemarin. Karra mengenal gebetannya tersebut lewat live game online yang digandrunginya. Siapa sangka Karra benar-benar tertarik dengan sosok cowok tersebut. Ternyata cowok tersebut bersekolah di SMA Pancasila, tetangga SMA Abdi Negara.

"Eh, Dean udah nungguin di depan gerbang nih, gue duluan ya Za. Baek-baek lo." Ujar Karra sambil berjalan tergesa dan melambaikan tangannya ke arah Mezza.

Mezza berjalan menuju bangku yang diduduki Resa. Sepertinya cowok tersebut masih asyik dengan ponselnya. Sembari menunggu Mezza yang tadi masih membereskan barang-barangnya.

"Ayok pulang." Ucap Mezza berbisik tepat di samping telinga Resa.

"Gue gak budeg." Ketus Resa sambil menyimpan ponselnya ke dalam tasnya.

"Tapi anterin gue ke mama." Terus Mezza.

Resa hanya berdeham singkat sebagai bentuk jawabannya. Keduanya lantas berjalan beriringan menuju ke tempat dimana motor Resa terparkir. Di sepanjang lorong sekolah tak sedikit yang memperhatikan kedekatan keduanya yang semakin hari semakin dekat. Tak jarang juga mereka berbisik-bisik mengenai hubungan Resa dan Mezza.

"Kenapa mereka ngeliatinnya kayak gitu?" Tanya Mezza heran.

"Lo ngerasa?" Tanya Resa balik.

"Ya, abis mereka ngeliatnya gitu banget. Ada yang salah sama gue?"

"Ada." Ucap Resa datar.

"Hah? Apa?" Beo Mezza sambil membenarkan penampilannya.

"Lo jalan sama gue." Jelas Resa.

"Salahnya di mana coba?" Heran Mezza.

"Karena lo jalan sama orang yang mereka suka." Balas Resa dengan percaya dirinya yang tinggi.

"Cowok tapi narsis banget." Cibir Mezza.

Tak terasa perbincangan tadi sudah berakhir karena mereka sudah berada tepat di samping motor sport milik Resa yang masih bertengger manis di parkiran. Resa memasangkan helm ke kepala Mezza, awalnya Mezza menolaknya namun jika tidak memaksa bukan Resa namanya.

Resa menuntun Mezza untuk naik ke atas motornya. Karena motor Resa yang terbilang cukup tinggi, jadilah Mezza dibantunya naik ke atas kuda besi tersebut.

"Mampir ke toko bunga dulu ya!" Pinta Mezza.

"Ok." Jawab Resa singkat.

Resa lantas melajukan motornya keluar dari kawasan AN (Abdi Negara). Membelah jalanan yang padat karena jam segini adalah waktu siswa sekolah pulang ke rumahnya. Tangan besar Resa menuntun tangan Mezza untuk memeluknya. Mezza menurut saja, karena jika menolaknya pasti ia akan dipaksa oleh cowok tersebut.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 17, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ruang SinggahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang