55

1.4K 173 2
                                    

    Dia berlari kembali selama lima atau enam menit tanpa melihatnya. 

    Saat ini, dia benar-benar bingung. 

    Dia memanggil namanya dengan keras: “Pei Qiqi!” 

    Dia tahu dan memanggilnya. 

    Tapi panggilan itu ternyata dimatikan. 

    Ya, dia mengatakan bahwa untuk tidak membiarkan orang lain mengganggunya, dia dalam keadaan tertutup. 

    Dia akan memasukkannya kembali ke saku celananya dan terus 

    berlari menuruni gunung: "Pei Qiqi ..." Dia tidak melihatnya ketika dia berlaridi jalan. Dia tiba-tiba khawatir sesuatu terjadi padanya. 

    Ketika dia akan terus berlari, dia tiba-tiba mendengar isakan pelan di udara. 

    Dengan isak tangis ini, seseorang sepertinya menangis. 

    Dia berhenti dan melihat ke arah suara itu. 

    Ia menggunakan senter untuk mengambil foto jalan yang ada di hadapannya.Sesuatu sedang duduk di belakang pohon besar di pinggir jalan. 

    Meski batang pohon itu begitu kuat hingga hampir menutupi tubuhnya, dia masih melihat seseorang duduk di belakang. 

    Dia menggerakkan alisnya dan bergegas. 

    Pei Qiqi sedang duduk di belakang pohon dan menangis pelan. 

    Dia menggosok kakinya sambil menangis. 

    Dia secara tidak sengaja mengenai pergelangan kakinya sekarang, dan sekarang kakinya sangat sakit. 

    “Pei tujuh puluh tujuh!” Melihatnya, hatinya tanpa sadar lega, membungkuk untuk memeluknya dalam pelukanku, “apa yang kamu sembunyikan di sini? Apakah kamu mengenalmu jadi aku akan khawatir ?!” 

    Oleh dia Dalam pelukannya, dia bisa mendengar detak jantungnya yang keras. 

    Detak jantung yang keras menunjukkan betapa gugup dan gugupnya dia barusan. 

    Tapi dia tidak bergerak, tapi meregangkan dan mendorongnya menjauh. 

    Dia mengabaikannya, tapi berbalik dan membelakanginya.

    “Pei Qiqi!” Dia berbalik dan memaksanya untuk menghadapinya. 

    Baru saat itulah dia melihat air mata di wajahnya. 

    Dia sedikit terkejut, jantungnya sepertinya dipukul, dan dia tidak bisa bereaksi. 

    Tapi segera dia mengulurkan dan menyeka air mata di wajahnya, suaranya melembut dan berkata: “Mengapa kamu menangis?” 

    Pei Qiqi menggigit bibirnya, dia menatapnya dengan dingin, masih tidak berbicara, tetapi mendorongnya. Dia bangkit dan tertatih-tatih ke depan. 

    Baru kemudian dia menyadari bahwa dia telah melukai kakinya. 

    Dengan sedikit kekhawatiran di antara alisnya, dia mengulurkan dan memeluknya ke dalam pelukannya dan berkata, “Apakah kakinya sakit? Di mana yang sakit?” 

[END] The Fiancée Dressed as The Hero [wearing book]  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang