[ Non-Baku] [School life] [Fluffy]
Cuman sekedar cerita Wooyoung, siswa bengal yang hobi bolos olahraga, jadi sembilan puluh sembilan (koma) sembilan persen suka olahraga, karena guru magang yang gantengnya luar biasa yang jadi guru barunya.
Warn...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
──
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Wooyoung bingung, lihat San berdiri dari tempatnya, trus duduk didepannya. "Arkan, pap ke mama. Mama nanyain nih." Wooyoung langsung gugup. "D-ditanyain mama gimana?" San ketawa kecil, dia jawab lagi, "Mama nanya, lagi ngapain? Sama siapa? Trus saya bilang lagi sama anak bengal. Mama kepo deh."
Wooyoung ngedengus, sebelum akhirnya bergaya juga. Bohong. Padahal dia nggak pap ke mamanya. Cuma di simpen di galeri. Lumayan kan?
San senyum kecil setelah ngambil fotonya. Sekarang mereka lanjut makan, sampai semua makanannya abis. San denger notif dari gawainya.
Jongho pasti. San kira adeknya bakal bilang "peyangrem" kayak tempo hari. Tapi enggak.
Jo : bang? Udah sampai mana hari ini? : Jangan malu-maluin
Sebentar, San ambigu, sampai mana apanya?!
🇵🇦🇰 🇬🇦🇳🇹🇪🇳🇬
Mobil apanja putihnya San berhenti di depan gerbang rumah Wooyoung. Jam udah lumayan malam, jam delapan buat Wooyoung keluar rumah itu pantangan. Wooyoung udah nekat mau masuk diam-diam dari manjat ke jendela. Atau bahkan dari pintu belakang.
Tapi akhirnya San kasih solusi, dia bakalan bilang ke mama nya kalo Wooyoung diajak makan tadi. "Yakin pak?" San ngangguk kecil, sekalian pendekatan sama calon mertua kan?
Dia keluar mobil, sama juga Wooyoung. San ngambil tangan Wooyoung buat dia genggam, jemari mereka bertaut, satu diremes karna takut. Duh, kok serasa lagi minta restu, mana Wooyoung jantungnya udah nggak karuan detaknya.
Di depan rumah Wooyoung, San ngetuk pintunya, "permisi."
Padahal sih Wooyoung bisa aja langsung masuk sambil dorong San ke mamanya, trus bilang gini "dia tumbalnya." Tapi dia mau lihat apa yang kira-kira bakalan San lakuin.
