Maaf jika masih ada typo.
☆☆☆
Asat berdiri di balkon kamar nya sambil menatap matahari yang mulai terbit. Ia menikmati pemandangan indah dari balkon kamar nya itu. Dengan mata yang masih sangat mengantuk, ia tetap menyempatkan waktu nya untuk menatap matahari indah itu.
"Dulu Mamah selalu bawa gua ke balkon untuk liat matahari terbit. Tapi sekarang..." Asat menundukkan kepala nya mengingat kejadian yang menimpa ke dua orang tua nya. Tak sadar ia mulai meneteskan air mata nya hingga membasahi pipi nya.
"Abang!" Panggil seseorang dari pintu luar kamar Asat. Abang. Siapa lagi jika bukan Diego yang memanggil Asat.
Asat mendongak dan segera menghapus air mata nya kasar. Asat mulai menghela napas tenang. Ia membalikkan badan nya dan berjalan ke arah pintu kamar nya.
Asat membuka pintu kamar nya, yang di sana ada Diego berdiri di depan pintu kamar nya dan sudah siap dengan seragam SMA."Why?" Tanya Asat mengerutkan kening nya. Diego menepuk jidat nya pelan.
"Lo belum siap? Hari ini upacara, bang.... kita harus berangkat pagi!" Kekeh Diego. Asat memutar bola mata nya malas.
"Lo deluan aja. Gua masih pengen di rumah." Jawab Asat tanpa menatap wajah Diego. Diego mendengus kesal melihat kakak nya yang super pemalas itu. Sedangkan Diego? Tentu saja anak yang rajin. Ia selalu datang tepat waktu ke sekolah. Walau tujuan nya kesekolah hanya ingin berpacaran. Tapi setidak nya ia menaati peraturan sekolah kan, datang tepat waktu.
"Terserah lo deh!" Gumam Diego dengan wajah datar sama dengan Asat.
"Ya udah. Berangkat sana, nanti lo telat!" Kata Asat yang siap ingin menutup kembali pintu kamar nya.
"Buset dah, Abang gua satu ini! Adek nya mau di tutupin pintu nih?" Lontar Diego manatap Asat yang ingin menutup kembali pintu kamar nya. Ya, Asat akan tidur kembali setelah ia berdebat dengan Diego.
"Cepat berangkat sana! Gua nyusul nanti ke sekolah, bilang sama anak-anak Nevada buat nggak ada yang boleh ngumpul di markas selama upacara. Suruh mereka semua upacara bendera. Kalo ada yang langgar, siap-siap buat keluar dari Nevada." Cakap Asat melirik Diego. Diego kembali memutar bola mata nya.
"Nyenyenye!!!" Ledek Diego sambil memperjelek wajah nya untuk meledek Asat. Bagaimana pun usaha Diego memperjelek wajah nya, tak akan bisa. Wajah nya sudah tampan dari masa penjajahan. Eh, maksud nya dari jaman ia lahir.
"Suruh orang upacara, tapi sendiri nggak upacara! Ketua apaan gitu?" Sambung Diego membuat Asat benar-benar menutup pintu kamar nya rapat-rapat. Asat tak ingin berdebat dengan adik nya itu. Lagi pula ini masih pagi kan?
"Buset! Bener-bener di tutupin pintu gua! Biadab banget sih lo bang!" Jerit Diego di depan pintu kamar Asat.
"Dah lah, mending gua ke sekolah, kan gua mau ketemu sama ayang Nia. Hehehe.." Ucap nya lalu berbalik dan mulai berjalan ke bawah menuruni anak tangga.
***
"Good Morning Mamy..." Ucap cewek yang baru saja turun dari lantai atas. Cewek itu bernama Gelora Maheswari. Atau sering di sebut Rara. Cewek yang jelas nya cantik dan orang terpandang itu akan berangkat ke sekolah pagi ini.
"Morning..." Sahut Laura, Ibu dari Rara.
"Hari ini aku mau berangkat ya, Mah, lagi pula aku ingin melihat sekolah baru ku..." Ucap Rara. Laura pun bangkit dari duduk nya di sofa. "Kamu kan masih sakit, Rara.. istirahat aja dulu ya..." Kata Laura sambil mengelus pipi Rara. Rara mengerucutkan bibir nya tak suka.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASATRIA
Teen Fiction"Berani tantang geng Nevada! Berani tantang gua!" Jerit Asat kepada seluruh tim Fanos. ☆☆☆ Asatria Bagaskara. Cowok tampan nan dingin dari SMA Mahkota. Namun di balik sikap nya yang dingin terdapat sifat tersembunyi dar...