3. - DI KELAS

27 3 1
                                    

"Itu anak baru dari geng Fanos?" Tanya Asat pada Ansel. Ansel pun mengangguk antusias mendengar pertanyaan dari Asat.

"Kenapa wajah nya sama seperti Mamah sewaktu masih muda?" Tanya nya dari dalam hati. Rambut panjang sedikit ikal di padukan dengan jepitan rambut berwarna hitam membuat Rara sangat mirip dengan Ibunda Asat sewaktu masih hidup.

"Silahkan masuk," Kata Ibu Suni kepada Rara. Rara pun masuk dalam kelas itu. Hampir satu kelas menatap diri nya tak berkedip.

"Murid-murid, jadi kita kehadiran murid baru," Kata Ibu Suni ke pada seluruh murid kelas. Rara tersenyum ramah menatap seisi kelas.

"Masa iya, cewek secantik dia dari geng FANOS?!" Kata Cakra membulatkan mata nya ikut menatap Rara.

"Coba perkenalkan diri kamu," kata Ibu Suni pada Rara. Ia tersenyum dan mengganguk.

"Hai! Nama gue Gelora Maheswari. Kalo di panggil Rara." Ujar nya menyeringai.

"Kalo di panggil sayang boleh nggak?" Jerit Fael membuat Ibu Suni melototi nya. Fael yang sadar sedang di plototi pun menundukkan kepala nya dalam-dalam. "Ampun, buu..." Kata Fael saat ia menunduk.

Rara tersenyum. Sepertinya Rara memang murah senyum di depan orang-orang.

"Lanjut kan nak Rara.." Ujar Ibu Suni tersenyum. Rara kembali mengangguk kan kepala pelan pada Ibu Suni.

Asat dari tadi hanya menatap wajah Rara sambil mengerutkan kening nya heran. Ia heran kenapa cewek yang ada di hadapan nya itu sangat mirip seperti almarhumah Mamah nya. Tapi ia menggelengkan kepala nya pelan agar menghilangkan pikiran bahwa Rara sangat mirip seperti Mamah nya. Namun, saat ia menatap kembali wajah Rara, ia seperti melihat Mamah nya telah kembali ke dunia ini.

"Gue pindahan dari sekolah Sastra Darma. Gue harap bisa berteman baik dengan kalian semua, Thanks!" Kata Rara yang masih tersenyum.

"Baiklah, kamu bisa duduk di bangku yang kosong. Em.. kamu duduk di samping Asat saja ya, bangku sebelah nya kosong." Asat membulatkan mata nya terkejut karena Rara akan duduk di samping nya.

"Tapi bu, saya nggak mau duduk sama siapa pun. Saya mau duduk sendiri," Asat berbicara keras dengan wajah datar. Asat memanglah tak ingin duduk sebangku dengan siapa pun. Mau cowok atau cewek, ia tetap tak ingin duduk berdua. Ia sangat nyaman jika duduk sendiri. Maka sebab itu lah dari kelas 10 sampai 12 ia selalu saja duduk sendiri. Karena ia merasa tenang jika di samping nya tak ada orang.

"Ya tuhan.. lo ke sambet apaan sih, Sat? Cewek secantik dia bakal duduk di samping lo, tapi lo malah nolak duduk sama dia, heran gua sama lo." Bisik Cakra di belakang Asat. Asat tak menjawab nya dan tetap diam.

"Mulai hari ini kamu duduk sama Rara. Kamu itu suka sekali duduk sendiri, bangku di sebelah kamu itu kosong! dari pada di isi sama setan, mending di isi sama Rara." Ujar Ibu Suni.

"Tapi bu--" ucap Asat tak jadi melanjutkan nya karena Ibu Suni berteriak.

"Nggak ada penolakan!" Perkataan Ibu Suni membuat Asat memutar bola mata nya dan menghela napas pasrah. Asat cukup kesal dengan keputusan Ibu Suni. Ia ingin sekali menentang permintaa Ibu Suni, namun sekarang ia sangat malas berurusan dengan ruang BK. Ia bosan masuk ke dalam rungan dingin berAC namun dalam nya para monster.

"Rara, silahkan kamu duduk di samping Asat." Perintah Ibu Suni pada Rara. "Iya, bu." Sahut Rara dan melangkah berjalan ke arah bangku kosong di samping Asat. Ia mulai duduk di bangku itu. Asat sama sekali tak menatap wajah Rara yang sedang duduk di samping nya. Sedangkan Rara menengok ke arah Asat yang masih berdiri akibat hukuman tadi.

"Gue boleh duduk di sini kan?" Tanya Rara membuat Asat menunduk ke arah wajah Rara. "Boleh," Jawab nya dengan wajah datar. Rara tersenyum tipis menatap Asat. Beberapa kali cewek yang ada di kelas itu ingin sekali duduk di samping nya. Tapi naas Asat menolak keras. Dengan alasan, ia hanya ingin duduk sendirian.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 23, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ASATRIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang